Showing posts with label Pembelajaran Seputar Kampus. Show all posts
Showing posts with label Pembelajaran Seputar Kampus. Show all posts
Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia Dan Pendidikan

Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia Dan Pendidikan

A. Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia 
Antropologi filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia. 

a. Aliran serba zat 
Bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah materi/zat. Alam ini adalah materi dan manusia adlah unsur alam, maka dari itu manusia dalah zat atau materi. 

b. Aliran serba ruh 

Bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia adalah ruh, hakikat manusia adalah ruh, adapun zat itu adlah manifestasi dari ruh di atas dunia ini. Dasar pikiran bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi dari materi. Ruh adalah hakikat dan badan adalah penjelmaan atau bayangan 

c. Aliran dualisme 

Bahwa manusia itu terdiri dari 2 substansi yaitu jasmani dan rohani. Keduanya merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. antara badan dab ruh terjadi sebab akibat yang keduanya saling mempengaruhi. 

d. Aliran eksistensialisme 

Hakikat manusia adalah apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Manusia tidak dipandang sebagai zat tapi dari segi eksistensi manusia itu sendiri di dunia. Pandangan islam bahwa manusia terdiri dari substansi materi dari bumi dan ruh yang berasal dari Allah maka hakikat pada manusia adalah ruh sedang jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak disebut manusia. 

Menurut antropologi metafisika hakikat manusia adalah integrasi antara wataknya sebagi makhluk individu, sebagi makhluk sosial dan manusia susila. Manusia adalah pemimpin atau khalifah. 

B. Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan 
Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas suatu sitem pendidikan. Filsafat sering diartikan dengan pandangan dunia. Pandangan duania adalah suatu konsep yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, masyarakat umum, nilai dan norma yang mengatur dan alam sekitarnya serta penciptanya. 

Filsafat menjadikan manusia berkembang, mempunyai pandangan hidup yang menyeluruh secara sistematis maka hal semacam ini telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar dapat terarah mencapai tujuan pendidikan.penuangan pemikiran ini dituangkan dalam kurikulum. 

Untuk mengembangkan mutu pendidikan ada lima jalur yang harus ditempuh: 
1) Landasan filsafatà menjadi dasar dalam menyusun paradigma bagi pengembangan ilmu pendidikan. 
2) Adanya paradigma (kerangka pikiran/logika) dalam penyusunan metodologi pengembangan ilmu pendidikan. 
3) Perlunya modal-modal penelitian untuk penelitian pendidikan 
4) Memerlukan metodologi pembagian ilmu pendidikan 
5) Melakukan organisasi secara berskala nasional
Beberapa Contoh Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

Beberapa Contoh Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

A. Kemampuan Pemecahan Masalah
Adapun pemecahan masalah secara sederhana, merupakan proses penerimaan masalah sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam menyelesaikan masalah, diharapkan dapat memahami proses menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi terampil didalam memilih dan mengidentifikasikan kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya.
Sebuah kerangka kerja untuk memecahkan suatu masalah telah dijelaskan oleh G. Polya. Teknik pemecahan masalah yang dijelaskan oleh Polya difokuskan untuk memecahkan masalah dalam bidang matematika, tetapi prinsip-prinsip yang dikemukakan dapat digunakan pada masalah-masalah umum. Polya untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik dapat dilihat dari empat indikator .
B. Indikator Pemecahan Masalah
Dalam melihat kemampuan seseorang menyelsaikan suatu permasalahan yang ada sesuai dengan proses yang ada. Terdapat 4 indikator dalam mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika sebagai berikut :

1. Memahami Masalah (understanding the problem)
Langkah pertama adalah membaca masalah dan meyakinkan bahwa kita memahaminya secara benar. Tanyalah pada diri kita dengan pertanyaan berikut :
a)      Apa yang tidak diketahui atau apa yang ditanyakan?
b)      Data apa yang diberikan?
c)      Bagaimana kondisi soal?
d)     Buatlah gambar dan tuliskan notasi yang sesuai.
Untuk beberapa masalah biasanaya dibutuhkan untuk membuat beberapa notasi atau model matematikanya, seperti persamaan matematika, diagram, tabel dan gambar. Memahami masalah juga berarti bahwa kita harus mengumpulkan fakta yang ada pada persoalan. Dalam memilih lambang untuk besaran yang tidak diketahui digunakan suatu notasi, misalnya a, b, m, x, ... dan seterusnya.
2. Merencanakan Pemecahan (devising a plan)
Membuat rencana merujuk pada penyusunan model matematika dari masalah. Dengan demikian, dalam menyelesaikan masalah dibutuhkan kemampuan untuyk menganalisa masalah apakah :
a)      Pernakah ada soal ini sebelumnya? Adakah soal yang sama atau serupa dalam bentuk lain?
b)      Pernah ada solusi masalah yang mirip dengan soal ini? Teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini?
c)      Perhatikan yang ditanyakan! Coba pikirkan soal yang pernah diketahui dengan pertanyaan yang sama atau serupa?
d)     Jika ada soal yang serupa, dapatkah pengalaman yang lama digunakan dalam masalah sekarang? Dapatkah anda menyatakannya dalam bentuk lain? Kembalikan ke definisi. Andaikan soal baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan soal serupa dan selesaikan

3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Masalah (carry-ingout the plan)

Melaksanakan rencana merujuk pada penyelesaian model matematika. Sehingga kemampuan yang dituntut pada tahap ini antara lain :
a)      Melaksanakan rencana pemecahan dan memeriksa tiap langkah pemecahannya?
b)      Memeriksa apakah semua langkah sudah benar?
c)      Dapatkah dibuktikan apakah langkah tersebut sudah benar?

4. Pengecekan kembali kebenaran penyelesaian (Looking back)

Sedangkan menelaah kembali berkaitan pemeriksaan solusi apakah sudah sesuai atau benar, apakah ada jawaban lain atau apakah ada cara lain? Maka perlu diperhatikan :
(a)    Bagaiman cara memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh?
(b)   Dapatkah diperiksa sanggahannya?
(c)    Dapatkah dicari hasil itu dengan cara lain?
(d)   Dapatkah anda mencari hasilnya dengan cara yang berbeda?
(e)    Dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk masalah lain?

Solusi yang diperoleh harus ditinjau kembali untuk meyakinkan bahwa solusi tersebut adalah benar. Ini juga memungkinkan untuk mencari kemungkinan penyelesaian lain. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah matematika yang memuat indikator pemecahan masalah, yaitu : (1) membuat model matematika dari masalah; (2) memilih strategi atau cara pemecahan masalah yang tepat; (3) menerapkan strategi dan memecahkan masalah; (4) membuat kesimpulan.
Jenis-Jenis Media Sosial Beserta Fungsinya

Jenis-Jenis Media Sosial Beserta Fungsinya

Mayfield dalam bukunya What is social media, membagi media sosial menjadi tujuh jenis dasar. Pembagian ini menjelaskan beberapa hal mengenai fungsi di media sosial, yaitu: 

1. Sosial Networks 
Situs yang mendukung orang-orang dalam membangun halaman web pribadi dan dapat berkomunikasi dengan teman lama maupun menemukan teman baru, berbagi ilmu, pengetahuan dan menjalin komunikasi, selain itu social networks juga medapat menyediakan berbagai fitur yang memudahkan penggunanya dalam membagikan file yang dapat berupa dokumen, video, audio, dan bahkan ada yang menyediakan fitur video call yang dapat membuat pengguna melakukan panggilan dengan melihat langsung lawan bicaranya melalui video. Sosial networks saat ini semakin banyak dibuat oleh berbagai negara,seperti Line yang berasal dari Jepang, dan Facebook yang berasal dari Amerika. 

2. Blogs 
Blogs adalah bentuk dari media sosial yang dapat berupa jurnal online, berita ringan, dan bahkan menceritakan kisah kehidupannya berupa tulisan yang tidak dibatasi. Penulisan di blog sedikit lebih rumit dibandingkan dengan media sosial biasa, karena tidak hanya perlu mengatur tulisan dan gambar, tetapi juga harus menyesuaikan segala konten yang akan disediakan oleh pengguna, misalnya video, tema, atau efek-efek lainnya. Contoh dari blogs adalah Wordpress dan Blogger. 

3. Wiki 
Situs yang mengizinkan orang untuk berkontribusi atau menyusun isi di dalam wacana. Wiki tergolong dalam kolaborasi yang baik, untuk menulis dokumen terbesar instansi atau perencanaan karya dengan kelompok di beberapa kantor. Sifatnya dapat bersifat pribadi atau umum, tergantung orang yang menulis di dalam dokumen, namun tidak sedikit orang-orang yang dapat memanipulasi segala isi yang ada dalam sebuah wiki. Contoh dari wiki yaitu Wikipedia dan Wikileaks. 

4. Podcasts 
Podcasts merupakan data audio atau video yang dipublikasikan melalui internet dan pengguna dapat berlangganan. Podcasts terkadang digunakan secara khusus untuk menggambarkan video, dan kesannya seperti video recorder pribadi, dan juga banyak digunakan sebagai tempat untuk mencari teman, dan banyak juga yang dijadikan sebagai tempat untuk berbagi informasi. Contohnya 
AppleiTunes. 

5. Forums
Tempat diskusi yang dilakukan secara online, seperti berdiskusi mengenai sesuatu yang sedang populer, atau sedang menjadi pembicaraan hangat.Setiap diskusi dalam forum disebut Thread, untuk memberikan wacana dan perbedaan dalam beragumen ini memberikan tanggapan antar penikmat forum. Contoh dari forum online ini adalah Yahoo!Answer, Meebo, Yahoo! Messenger, Line Group/ Group chat, dan lain-lain. 

6. Content Communities
Isi komunitas seperti jejaring sosial yang mengorganisasi dan berbagi mengenai berbagai macam isi seperti foto, dan video. Harus melalui registrasi kemudian mendapatkan home page dan dapat berkomunikasi dengan teman.Fokusnya berbagi pada jenis keterangan dari isi, seperti Flickr yang memuat gambar untuk dipublikasikan dan berbagi video dengan Youtube. 

7. Microblogging 
Microblogging adalah alat kobinasi dari blog dengan pesan singkat dan jejaring sosial. Salah satu contohnya adalah Twitter, yang memimpin posisi microblogging di tingkat teratas dengan lebih dari satu juta pengguna.
12 Inti Kemampuan Literasi Media Baru

12 Inti Kemampuan Literasi Media Baru

Seseorang tidak dapat dikatakan rendah melek media atau tinggi melek media, karena literasi itu sendiri bersifat kontinum, sehingga semua itu tergantung dari perspektif bagaimana seseorang melihat media dan seperti apa ia menggunakannya apakah dengan baik atau tidak. 

Selanjutnya, Jenkins, et al (2009: 4) muncul merumuskan literasi media baru dengan 12 inti kemampuan literasi media baru, yaitu play, performance, simulation, appropriation, multitasking, distributed cognition, collective intelligence, judgment, transmedia navigation, networking, negotiation, visualization. Berikut penjelasan masing-masing 12 inti kemampuan ini: 

1. Play 

Kemampuan play disini diartikan sebagai kemampuan menggunakan. Menggunakan dalam artian tidak hanya sekedar mengakses, tetapi juga mengeksplor media baru yang digunakan. Menurut Jenkins, pengguna media baru wajib mengeksplorasi dan mengetahui seluk-beluk aplikasi media baru yang digunakan. Hal ini akan membentuk hubungan pengguna dengan pikiran, komunitas dan lingkungan di dalam gadget (interaksi di dalamnya) serta menambah pengetahuan pengguna. 

2. Simulation 

Kemampuan simulation diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan dan menyelewengkan informasi pesan media. Kemampuan ini dicanangkan Jenkins agar manusia dapat berdamai dengan lautan informasi. Kemampuan ini didapatkan melalui bereksperimen, berhipotesis, menguji dengan variabel update. Percobaan langsung seperti ini membuat manusia lebih paham, memperkaya pengalaman dan kemungkinan penemuan-penemuan baru, menguji teori melalui trial and error yang dilakukan, sebagaimana para pakar menemukan dan menyimpulkan sifat dunia virtual. Kesadaran akan pengalaman bersimulasi ini merupakan kelanjutan dari kesadaran aktivitas bermedia yang sudah dilewati pada kemampuan play atau menggunakan media. 

3. Performance 

Performance merupakan kemampuan untuk bermain peran atau mengadopsi alternatif identitas dalam tujuan improvisasi dan penjelajahan mempelajari sesuatu. Sesuatu yang dimaksudkan di sini adalah pengetahuan dan pengalaman seputar menggunakan media baru. Menurut Jenkins, dengan menjalani peran-peran ini dapat menumbuhkan kekayaan pemahaman akan diri manusia itu sendiri dan peran sosialnya, termasuk cara mereka terkoneksi dengan orang-orang di lingkungan maya tersebut, sehingga membantu dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Kemampuan mengadopsi beragam identitas membuat manusia dapat memahami perspektif orang lain, peran lain, negara lain, saat lain (konteks), interaksi sosial, posisi sosial, baik di dunia nyata ataupun virtual. Oleh karena itu, semakin manusia menguasai kemampuan ini, semakin melek media manusia tersebut.

4. Appropriation 

Kemampuan appropriation diartikan sebagai sebuah proses di mana manusia mengambil sebagian budaya dan menyatukannya dengan berbagai konten media. Bentuknya dapat berupa musik, subtitle, fashion, maupun picture. Semakin manusia menguasi kemampuan ini akan semakin melek media karena dari proses ini manusia mempelajari dan berpikir lebih dalam tentang budaya yang akan digunakan, etika dan implikasi legal dari mengkreasikan konten media. 

5. Multitasking 

Multitasking adalah kemampuan memindai lingkungan dan mengalihkan fokus ke detail-detail elemen pesan. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kemampuan ini. Pertama, atensi atau perhatian, yaitu kemampuan mengkritisi, menyaring informasi asing dan fokus ke rincian paling detail dari lingkungan informasi itu, sehingga mencegah keberlimpahan informasi dengan mengontrol informasi yang masuk ke dalam memori jangka pendek manusia. Kedua, memindai dan memetakan informasi ke dalam kategorinya masing-masing, sehingga dapat mengurangi masuknya informasi ke memori jangka pendek. 

Keduanya dipekerjakan oleh otak untuk memanajemen kendala memori jangka pendek secara cerdas dengan menyaring dan memetakan pesan/informasi yang masuk. Kemampuan multitasking meningkatkan metode memonitor dan merespon lautan informasi yang beredar di sekitar kita. Konteks dunia yang beralih cepat oleh hadirnya media baru melatarbelakangi kemampuan ini. Manusia harus dapat membedakan antara mengerjakan tugas dengan mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus (multitasking). 

6. Distributed cognition 

Distributed cognition adalah kemampuan berinteraksi dengan penuh makna dengan peralatan (media baru) yang memperluas kapasitas mental manusia sehingga perspektif kemampuan ini adalah membawa kecerdasan terdistribusi antara otak, badan dan dunia nyata. 

7. Collective intelligence 

Collective Intelligence adalah kemampuan untuk menyatukan pengetahuan dan membandingkan pendapat dengan orang lain menuju tujuan bersama. Dalam media baru, seringkali terbentuk komunitas yang terjadi akibat ketertarikan akan suatu hal. 

8. Judgment 

Judgment adalah kemampuan mengevaluasi keandalan dan kredibilitas sumber-sumber informasi yang berbeda. Meskipun informasi dibagi dari orang-orang yang mempunyai ketertarikan yang sama (dalam komunitas misalnya), belum tentu informasi yang beredar didalamnya kredibel. 

9. Transmedia navigation 

Transmedia navigation adalah kemampuan untuk mengikuti aliran cerita dan informasi antara beberapa pengandaian. Dalam era konvergensi, konsumen menjadi pemburu dan pengumpul informasi, untuk menarik informasi dari beberapa sumber dan membuat sintesis baru. Oleh karena itu manusia harus mahir membaca dan menulis melalui gambar, teks, sounds dan simulasi. Cerita transmedia yang paling dasar adalah yang diceritakan di beberapa media. Kemampuan ini meningkatkan pembelajaran untuk memahami relasi antar sistem media yang berbeda. 

10. Networking 

Networking adalah kemampuan untuk mencari, menyintesis dan menyebarkan informasi. Dalam dunia di mana pengetahuan diproduksi secara kolektif dan komunikasi terjadi antar media, kapasitas untuk berjejaring muncul sebagai sebuah kemampuan sosial dan budaya. Kemampuan ini meningkatkan kemampuan untuk berselancar antar komunitas sosial yang berbeda. Partisipasi dalam komunitas sosial yang berskala besar menjadi investasi dalam mengumpulkan dan mencatat data untuk pengguna lainnya. Keaktifan partisipasi dibutuhkan dan bergantung pada etos sosial untuk berbagi pengetahuan. Yang lainnya bergantung pada analisis otomatis perilaku kolektif (dari faktor sosial dan psikologis).

11. Negotiation 

Negotiation adalah kemampuan untuk melayari beragam komunitas, memahami dan menghargai beragam perspektif serta berpegang dan mengikuti berbagai norma di setiap komunitas. Arus komunikasi dalam media baru dapat membuat budaya berjalan dengan mudahnya. Manusia dapat membentuk komunitas bahkan tanpa saling mengenal sebelumnya, keberagaman budaya di dalamnya dapat menjadi permasalahan. Sehingga manusia akan membagun pemahaman tentang konteks keberagaman budaya yang terjadi dalam komunitas. Konteks ini dibaca melalui prasangka dan asumsi yang sudah ada pada masing-masing anggota (tidak semua orang dapat menerima keberagaman). 

Hal ini juga beresiko menimbulkan konflik nilai dan norma. Belum lagi permasalahan seperti munculnya grup games yang pemainnya merupakan gay atau lesbi. Oleh karena itu manusia harus dapat bernegosiasi untuk memahami berbagai perspektif, menghormati dan merangkul perbedaan pandangan, memahami perbedaan norma sosial, meredakan konflik dengan menyatukan pendapat. Dengan menguasai kemampuan ini juga manusia dapat mengenali konten media mana yang mengabadikan stereotype (ras, kelas, etnis, agama dan sebagainya) dan berkontribusi terhadap kesalahpahaman sehingga manusia tersebut tidak akan melakukannya (melek media). Negosiasi dalam hal ini ada dalam dua jalan, yaitu terhadap perbedaan perspektif dan terhadap keberagaman komunitas. 

12. Visualization 

Visualization adalah kemampuan untuk membuat dan memahami representasi visual informasi dalam tujuan mengekspresikan ide, menemukan pola-pola dan mengidentifikasikan trend. 

Kemampuan literasi media memiliki cara-cara agar dapat ditingkatkan. Hal yang yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kepekaan terhadap media dengan mengkaji bagaimana menggunakan media, jika memungkinkan perlu untuk melakukan pencatatan terhadap waktu yang digunakan dalam mengonsumsi pesan-pesan media dalam sehari, media yang paling sering digunakan, maksud atau tujuan menggunakan media, dan imbalan yang kita peroleh dalam menggunakan media.
Konsep Mencari Luas Permukaan Dan Volume Kubus

Konsep Mencari Luas Permukaan Dan Volume Kubus

Kubus merupakan sebuah bangun ruang yang dibentuk oleh enam buah persegi dengan bentuk dan ukuran yang sama. Kubus memiliki komponen - komponen yang telah dijelaskan sebelumnya. 

A. Luas permukaan Kubus
Yang dimaksud dengan luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh permukaan atau sisi bangun ruang tersebut. Dengan demikian untuk menentukan luas permukaan kubus perlu diketahui beberapa hal berikut :
a. Banyak sisi (bidang) kubus tersebut. 
b. Bentuk dari sisi (bidang) kubus. 
c. Luas setiap sisi (bidang) kubus.

Jika dilihat dari gambar tersebut (kubus) diketahui bahwa jumlah bidang sisinya adalah 6 sisi banyaknya. Dan setiap sisi berbentuk persegi maka untuk menentukan luas sisi kubus yaitu :

Luas sisi kubus = Sisi x Sisi 

Karena kubus memiliki 6 buah bidang maka untuk luas permukaan kubus adalah :

Luas permukaan kubus = 6 x Sisi x Sisi

Berikut contoh untuk mencari luas permukaan kubus. 

Contoh Mencari Luas Permukaan Kubus

B. Volume Kubus
Volume adalah isi dari bangun - bangun ruang. Volume diukur dalam satuan kubik. Volum suatu bangun ruang ditentukan dengan membandingkan terhadap satuan pokok volum. Dalam mencari volume kubus yaitu dengan mengalikan luas alas dengan sisi tegak kubus. 

Volume suatu kubus = Luas alas x Sisi
                                    = Sisi x Sisi x Sisi
Dalam hal ini luas alas merupakan perkalian sisi x sisi. 
8 Contoh Soal Mencari Luas Permukaan Dan Volume

8 Contoh Soal Mencari Luas Permukaan Dan Volume

Pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan beberapa contoh soal Mencari luas permukaan kubus dan balok.

1. Diberikan sebuah kubus sebagai berikut :



a. Tentukan Luas permukaan dari gambar tersebut. 
b. Tentukan volume gambar tersebut.

Pembahasan ;

2. Diberikan sebuah balok sebagai berikut :



a. Tentukan luas permukaan dari gambar tersebut
b. Tentukan volume dari gambar tersebut.

Pembahasan

3. Diketahui sebuah bak mandi memiliki panjang 8 cm, lebar 8 cm dan tinggi 5 cm. Hitunglah volume bak tersebut.

Pembahasan

4. Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH. Panjang rusuk kubus tersebut adalah 120 dm. Hitunglah volume kubus tersebut.

Pembahasan

5. Diketahui volume sebuah kubus adalah 64 liter. Hitunglah luas permukaan kubus tersebut.

Pembahasan

6. Tentukan volume kayu yang digunakan untuk membuat kotak tempat mainan andi yang berbentuk balok dengan ketebalan 2 cm. Jika diketahui ukuran bagian dalam kotak dengan panjang 54 cm, lebar 46 cm dan kedalaman 18 cm.

Pembahasan

7. Jika diketahui volume balok ABCD.EFGH adalah 200 cm kubik dan panjang 5 cm dan lebar 4 cm. Hitunglah tinggi balok tersebut.

Pembahasan

8. Suatu Kotal perhiasan berbentuk balok dengan panjang 20 cm, lebar 10 cm dan tinggi 5 cm. Kotak tersebut akan dilapisi kain. Tentukan lebar kain minimal yang dapat digunakan untuk melapisi seluruh permukaan kotak perhiasan tersebut.
Konsep Mencari Luas Permukaan Dan Volume Balok

Konsep Mencari Luas Permukaan Dan Volume Balok

Sebelumnya telah dibahas tentang Definisi Kubus serta Mencari luas permukaan Kubus.Pada kesempatan kali ini saya akan menjelsakan cara mencari luas permukaan dan volume balok. Balok merupakan sebuah bangun ruang yang dibentuk oleh enam buah persegi panjang. Balok memiliki komponen - komponen yang telah dijelaskan sebelumnya. 

A. Luas permukaan balok
Yang dimaksud dengan luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh permukaan atau sisi bangun ruang tersebut. Dengan demikian untuk menentukan luas permukaan balok perlu diketahui beberapa hal berikut :
a. Banyak sisi (bidang) balok tersebut. 
b. Bentuk dari sisi (bidang) balok. 
c. Luas setiap sisi (bidang) balok.


Jika dilihat dari gambar tersebut (balok) diketahui bahwa jumlah bidang sisinya adalah 6 sisi banyaknya. Dan setiap sisi berbentuk persegi maka untuk menentukan luas sisi balok yaitu :

Luas sisi alas dan atas = 2 x ( Panjang x Lebar) = 2. p. l 
Luas sisi depan dan belakang =  2 x ( Panjang x Tinggi) = 2. p. t
Luas sisi kiri dan kanan =  2 x ( Lebar x Tinggi) = 2. l. t

Jadi, luas sisi balok keseluruhan = 2 pl + 2 pt + 2 lt

Contoh Soal Mencari Luas Permukaan Balok

B. Volume balok
Volume adalah isi dari bangun - bangun ruang. Volume diukur dalam satuan kubik. Volum suatu bangun ruang ditentukan dengan membandingkan terhadap satuan pokok volum. Dalam mencari volume balok yaitu dengan mengalikan luas alas dengan sisi tegak balok

Volume suatu balok = Luas alas x Tinggi
                                    = p x l x t
Dalam hal ini luas alas merupakan perkalian sisi x sisi. 
Definisi Balok Dan Komponen - Komponennya

Definisi Balok Dan Komponen - Komponennya

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai bangun ruang KUBUS. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai definisi balok dan komponen - komponenya.

Definisi Balok Dan Komponen - Komponennya

A. Definisi Balok
Balok merupakan sebuah bangun ruang yang dibentuk oleh enam buah persegi panjang

Balok merupakan sebuah bangun ruang yang dibentuk oleh enam buah persegi panjang. Dari gambar tesebut terlihat bahwa bidang alas dari balok tersebut adalah ADHE, BCGF, ABFE dan DCGH. Sisi -sisi yang berhadapan pada suatu balok kongruen dan sejajar.

B. Komponen - Komponen Balok
Adapun bagian-bagian balok sebagai berikut :
1. Sisi Balok.
Daerah-daerah pada balok dinamakan sisi balok. Sisi - sisi pada balok sepasang - sepasang berhadapan. Salah satu sisi dinamakan bidang alas, yaitu sisi ABCD. Sisi yang berhadapan dengan sisi alas adalah sisi atas atau tutup, yaitu sisi EFGH. Sisi - sisi lainnya dinamakan sisi tegak atau dinding.

2. Rusuk balok. 
Pertemuan dua sisi berupa ruas garis dinamakan rusuk. balok memiliki 12 rusuk yang sepasang-sepasang berhadapan. Rusuk-rusuk pada bidang atas dinamakan rusuk-rusuk atas. Sedangkan yang lain dinamakan rusuk-rusuk tegak.

3. Titik sudut balok. 
Pertemuan tiga rusuk dinamakan titik sudut balok atau pojok balok. Ada 8 titik sudut balok yang sepasang-sepasang berhadapan. Sebagai ilustrasi titik sudut A berhadapan dengan titik sudut G dalam balok. Ternyata titik sudut balok juga merupakan pertemuan tiga bidang sisi. Sebagai ilustrasi titik sudut A merupakan pertemuan bidang sisi ABCD, ABFE dan ADHE.

4. Diagonal sisi. 
Diagonal sisi pada balok dinamakan diagonal sisi. AC dan Bd adalah contoh diagonal - diagonal sisi ABCD.

5. Diagonal ruang.
Garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam balok dinamakan diagonal ruang. Sebagai ilustrasi diagonal ruang AG.

6. Bidang diagonal
Jika ABCD. EFGH adalah suatu balok maka bidang BDHF dinamakan bidang diagonal.
Definisi Kubus Dan Komponen - komponen Kubus

Definisi Kubus Dan Komponen - komponen Kubus

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai bangun ruang BALOK. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai definisi kubus dan komponen - komponenya.


Definisi Kubus Dan Komponen - Komponen Kubus

A. Definisi Kubus 
Kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh enam persegi dengan bentuk dan ukuran sama
Kubus merupakan sebuah bangun ruang yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Dari gambar terlihat bahwa bidang alas kubus tersebut adalah ABCD dan bidang atap atau tutup adalah EFGH. Sisi - sisi lainnya adalah ADHE, BCGF, ABFE, dan DCGH.

Lihat Definisi Balok

B. Komponen - Komponen Kubus
Adapun bagian-bagian dari kubus yaitu sebagai berikut :

1. Sisi kubus.
Daerah-daerah pada kubus dinamakan sisi kubus. Sisi - sisi pada kubus sepasang - sepasang berhadapan. Salah satu sisi dinamakan bidang alas, yaitu sisi ABCD. Sisi yang berhadapan dengan sisi alas adalah sisi atas atau tutup, yaitu sisi EFGH. Sisi - sisi lainnya dinamakan sisi tegak atau dinding.

2. Rusuk kubus. 
Pertemuan dua sisi berupa ruas garis dinamakan rusuk. Kubus memiliki 12 rusuk yang sepasang-sepasang berhadapan. Rusuk-rusuk pada bidang atas dinamakan rusuk-rusuk atas. Sedangkan yang lain dinamakan rusuk-rusuk tegak.

3. Titik sudut kubus. 
Pertemuan tiga rusuk dinamakan titik sudut kubus atau pojok kubus. Ada 8 titik sudut kubus yang sepasang-sepasang berhadapan. Sebagai ilustrasi titik sudut A berhadapan dengan titik sudut G dalam kubus. Ternyata titik sudut kubus juga merupakan pertemuan tiga bidang sisi. Sebagai ilustrasi titik sudut A merupakan pertemuan bidang sisi ABCD, ABFE dan ADHE.

4. Diagonal sisi. 
Diagonal sisi pada kubus dinamakan diagonal sisi. AC dan Bd adalah contoh diagonal - diagonal sisi ABCD.

5. Diagonal ruang.
Garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam kubus dinamakan diagonal ruang. Sebagai ilustrasi diagonal ruang AG.

6. Bidang diagonal
Jika ABCD. EFGH adalah suatu kubus maka bidang BDHF dinamakan bidang diagonal.

7. Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus adalah rangkaian sisi - sisi kubus yang jika dibentangkan akan terbentuk sebuah bidang datar.
Pengertian  Media Sosial Dan Ciri-Ciri dan Penjelasannya

Pengertian Media Sosial Dan Ciri-Ciri dan Penjelasannya

Media sosial merupakan salah satu bagian dari media baru yang perkembangannya sangat pesat, dan kebanyakan penggunanya adalah anak muda, sehingga kehadiran media sosial di media baru sangat diperhitungkan . begitu juga dengan nominal jumlah penggunanya yang semakin meningkat.

Media sosial telah menjelma menjadi sarana komunikasi, informasi, dan interaksi yang semakin massif digunakan di era digital ini. Media sosial memberikan berbagai kelebihan yang mengatasi berbagai kendala komunikasi, informasi dan interaksi yang dihadapi pada era sebelumnya. Salah satu kendala tersebut adalah jarak. Sebagai sebuah media komunikasi, media sosial memiliki ciri yang khas.
B. Ciri-Ciri Dari Media Sosial (Social Media)
 Menurut Teri Kwal Gamble dan Michael Gamble (Alyusi, 2016: 277-279) beberapa ciri dari media sosial adalah sebagai berikut: 

Pertama, pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa ke berbagai banyak orang. Dengan sistem dua arah, media sosial menyediakan fasilitas penyampaian pesan ke lebih dari satu orang. Ini tidak ditemukan pada sistem komunikasi nondigital yang masih manual, di mana satu pesan hanya bisa dikirimkan kepada satu penerima pesan. 

Kedua, pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu gatekeeper. Di media sosial, pesan tidak mengalami proses sensor. Pesan bisa disampaikan secara bebas kepada penerima pesan. Seorang pengguna media sosial bisa dengan leluasa mengirimkan pesan kepada pengguna media sosial yang lain tanpa khawatir bahwa pesannya akan tidak disampaikan secara utuh. 

Ketiga, pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan media lainnya. Karena ditunjang sistem yang canggih, media sosial memiliki kecepatan yang tinggi dalam menyampaikan pesan.

Pesan bisa sampai kepada penerima dalam waktu sekejap. Berbeda dengan media konvensional yang membutuhkan waktu untuk mengirimkan pesan kepada penerima.

Seorang pengguna media sosial cukup hanya menuliskan pesannya misalnya, lalu menekan tombol “send” di layar komputernya, pada saat itu juga pesannya akan diterima oleh penerima pesan. Hampir tak ada jeda waktu. 

Keempat, penerima pesan yang menentukan waktu interkasi. Penerima pesan via media sosial memiliki otoritas untuk menentukan kapan mereka akan melakukan interaksi.
Kelemahan dan Kekurangan Berbagai Metode Pembelajaran

Kelemahan dan Kekurangan Berbagai Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang baik dan tepat akan mempengaruhi tingkat keberhasilan guru dalam mengajar siswa. Berikut beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran serta kelemahan dan kelebihannya.

1. Metode Proyek 

Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. 


2. Metode eksperimen 

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percoobaan dengan memahami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 

Adapun kelebihan menggunakan metode eksperimen adalah :
  • Membuat siswa lebih percaya.
  • Hasil - hasil perrcobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. 
Adapun kekurangan menggunakan metode eskperimen adalah :
  • Menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahann
  • Lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi. 
  • Memerlukkan berbagai alat dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal. 

3. Metode tugas dan resitasi 

Metode tugas dan resitasai adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiiatan belajar. Metode ini diberikaan apabila dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak,, sementara waktu sedikit. 

Adapun kelebihan menggunakan metode tugas dan resitasi adalah :
  • Lebih merangsang sisswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
  • Dapat mengembangkan kreativitas.
  • Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 

Adapun kekurangan menggunakan metode tugas dan resitasi adalah :
  • Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain. 
  • Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. 
  • Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa. 

4. Metode diskusi 

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. 

Adapun kelebihan menggunakan metode diskusi adalah :
  • Menperluas wawasan 
  • Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. 
  • Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah. 
Adapun kekurangan menggunakan metode diskusi adalah :
  • Peserta mendapat informasi yang terbatas 
  • Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
  • Pembicaraan terkadang menyimpang, shg memerlukan waktu yang panjang. 

5. Metode sosiodrama atau role playing 

Metode sosiodrama adalah mendramatisir tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Kelebihan metode ini , yaitu melatih siswa untuk melatih , memahami, dan mengingat is bahan yang akan diidramakan. Selain itu siswa menjadi lebih berinisiatif dan berkreatif , siswa memperoleh kebiasaan uuntuk menerima dan membagi tanggung jawabb dengan sesamanya. Sedangkan kekurangan metode ini yaitu banyak memakan waktu, memerlukan tempat yang luas dan anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang kreatif. 


6. Metode demonstrasi 

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau memperttunjukan kepada siswa suatu proses , situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya ataupuun tiruan yang sering disertai denggan penjelasan lisan. 

Adapun kelebihan menggunakan metode demonstrasi adalah :
  • Proses pengajaran lebih menarik
  • Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari 
  • Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan konkret. 
Adapun kelebihan menggunakan metode demonstrasi adalah :
  • Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif. 
  • Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia. 


7. Metode problem solving 


Langkah – langkah metode ploblem solving : 

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan 
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. 
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut 
d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. 
e. Menarik kesimpulan 


8. Metode karya Wisata 


Metode karyta wisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atauu menyelidiki sesuatu seperti meeninjau pabrik,bengkel mobi,, toko serba ada, dll. 


9. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam benttuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. 


10. Metode latihan 
Metode latihan adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Digunakan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan tertentu dan untuk memperoleh suatu ketangkasan, keetepatan, kesempatan, dan ketrampilan. 


11. Metode Ceramah 

Metode Ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi liasan antara guru ddengan siswa dalam proses belajar mengajar. 

Adapun kelebihan menggunakan Metode ceramah adalah :
  • Guru mudah menguasai keelas 
  • Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas 
  • Guru mudah menerangkan pellajaran dengan baik
  • Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. 
Adapun kekurangan menggunakan metode ceramah adalah :
  • Mudah menjadi verbalisme 
  • Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan 
  • Menyebabkan siswa bersifat pasif 
Hakikat Belajar Mengajar Menurut Ahli Referensi Buku

Hakikat Belajar Mengajar Menurut Ahli Referensi Buku

Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorrganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Sedangkan hakikat belajar adalah perubahan. Pada tahap berikutnya, mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. 

Peranan guru guru sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Untuk menyelesaikan masalah aak didik tersebut, guru mengatur strategi pengajaran yang sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik. Selain itu, permasalahan yang guru hadapi ketika berhadapan dengan sejumlah anak didik adalah masalah pengelolaan kelas. 

B. Ciri-ciri belajar dan mengajar

Menurut Edi Suardi, ciri-ciri belajar mengajar sebaga berikut : 
1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak didik dalam suau perkembangan tertentu. 
2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. 
4. Ditandai dengan aktivitas anak didik, baik secara fisik maupun secara mental dan aktif. 
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. 
6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin 
7. Ada batas waktu untuk mencapai suatu tujuan 
8. Evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

C. Komponen belajar dan mengajar 

1. Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Sedangkan tujuan pengajaran adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya, seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan alat evaluasi. Bila salah satu komponen tidakk sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 

2. Bahan Pelajaran 
Merupakan komponen yan tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan diampaikan kepada anak didik. 

3. Metode 
Adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, sebaiknya guru mengunakan metode yang bervariasi agar proses belajar mengajar tidak membosankan. Lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode megajar sbb : 

a. Tujuan 
b. Anak didik yang berbeda-beda tingkat kematangannya 
c. Situasi keadaannya 
d. Fasilitas 
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. 

4. Alat 
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Fungsi alat yaitu sebagai perlengkapan, pembantu memperrmudah usaha mencapai tujuan, sebagai tujuan. 
5. Sumber Pelajaran 
Sumber belajar adalah bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan ). Segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tuuan yang telah diitetapkan. Contoh dari sumber belajar yaitu buku, manusia, media massa, alam/lingkungan, alat pengajaran, museum. 

6. Evaluasi 
Evaluasi dalah tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Tujuan evaluasi ada 2 mcam yaitu : 

A. Tujuan umum evaluasi 
1) Menilai metode mengajar yang digunakan. 
2) Memungkinkan pendidik atau guru menilai aktivitas / pengalaman yan didapat. 
3) Mengumpulkan data-data yang membuuktikan taraf kemajuan murid dalam mencappai tujuan yang diharapkan. 

B. Tujuan Khusus Evaluasi 

1) Meranggsang kegiatan siswa 
2) Menemukan sebab—akibat kemajuan atau kegagalan. 
3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bbakat siswa yang bersangkutan. 
4) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan. 
5) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar. 

Fungsi Evaluasi : 
a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dassar untuk memperbaiki prosess belajar mengajar, serta mengadakan perbbaikan program bagi anak didik. 
b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap peserta didik. 
c. Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristikk yang dimiliki oleh siswa.
Cara Menjadi Guru Yang Baik Dan Berkualitas

Cara Menjadi Guru Yang Baik Dan Berkualitas

Konsep belajar dan mengajar yang ideal harus diimbangi dengan perubahan-perubahan word view guru yang sesuai dengan kecenderungan perubahan-perubahan tersebut,karena implementasi belajar untuk mengubah perilaku dari tidak tahu menajdi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak biasa menjadi biasa, memberi ruang pada guru untuk dominan, memaksa dan tidak memberi dorongan tetapi malh cemoohan, sebagai implementasi teori reward dan pusnisment. Kebijakan pola pengajaran seperti inilah yang tidak menimbulkan sikap tidak peduli pada siswa. 

Secara umum guru itu harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki capability dan loyalitas.Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective Teaching menyatakan bahwa guru yang baik itu harus memenuhi tujuh kriteria: 

1. Sifat; antusias, stimulatif, motivator, hangat, berorientasi pada tugasnya, toleransi, sopan, bijaksana, bisa dipercaya, fleksibel dan mudah menyesuaikan diri, demokratis, penuh harapan bagi siswa, tidak semata mencari reputasi pribadi. 

2. Pengetahuan; memiliki kemampuan yang memadai dalam mata pelajarannya dan mengikuti kemajuan dan perkembangan dalam bidang ilmunya. 

3. Apa yang disampaikan; mampu memberikan jamaina bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan yang diharapkan siswa secara maksimal. 

4. Bagaimana Mengajar; mmpu menjelaskan berbagai informasi secara jelas, dan terang, memberikan layanan yang variatif, menciptakan dan memelihara momentum, menggunakan kelompok kecil secara efektif, mendorong semua siswa untuk berpartisipasi, memonitor, mampu mengambil keuntungan dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, menunjukan proses berpikir yang penting untuk belajar, berpartisipasi dan mampu memberikan perbaikan-perbaikan kesalahan konsepsi yang dilakukakn siswa. 

5. Harapan; mampu memberikan harapan dapa siswa, mampu membuat siswa accountable, dan mendorong partisipasi orang tua dalam memajukan kemampuan akademik siswanya. 

6. Reaksi guru terhadap siswanya; menerima berbagai masukan, risiko, dan tantangan, selalu memberi dukungan pada siswanya, konsisten dalam kesepakatan-kesepakatan dengan siswa, bijaksana terhadap kritikan siswa, pengjaran yang memperhatikan individu, jaminan atas kesetaraan partisipasi siswacepat memberikan feed back pada siswa dalam membantu mereka belajar, peduli dan snsitif terhadap latar belakang siswa, memiliki teknik untuk mengontrol kelas. 

7. Management; mampu membuat sebuah perencanaan dan mengatur berbagai aspek yang akan dilalui dalam proses pembelajaran. 

Sementara itu, Peter G. Beidler, dalam buku Inspiring Teaching terdapat 10 kriteria guru yang baik: 

1. Mempunyai keinginan untuk menjadi guru yag baik. 
2. Berani mengambil risiko, bersedia merencana sesuatu yang besar, lalu berjuang untuk menggapainya. 
3. Memiliki sikap positif. 
4. Tidak pernah ada waktu yang cukup untuk pendidikan. 
5. Yakin, bahwa mengajar adalah menjalankan tugas sebagai orang tua. 
6. Membuat siswa utuk lebih percaya diri. 
7. Membuat posisi tidak semibnag antara siswa dan dirinya. Hal ini untuk meyakinkan siswa bahwa proses kompetensisnya masih panjang. 
8. Memotivasikan siswa-siswanya. 
9. Tidak percaya penuh terhadap evaluasi yang diberikan siswanya, karena cenderung ridak objektif. 
10. Senantiasa mendengar trhadap pertanyaan-pertanyaan siswanya. 

C. Bagaimana Meningkatkan Efektivitas Pembelejaran 

1. Guru Harus Menyusun Perencanaan Pembelajaran yang Baik 

a. Perencanaan unutuk Mengapresiasi Keragaman 
Persoalan perbedaan kecerdasan siswa merupakan sebuah realitas yang harus diperhatikan oleh guru. Apalagi sekolah dengan prinsip education for all. Berkaiatn dengan tingkat kecerdasan dan kemamupan siswa, T. Blair dalam bukunya Emerging Pattern of Teaching menyimpulkan beberapa karakteristik sisw ayang berkemampuan tinggi. 

a. Mampu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari pada teman-temannya. 
b. Memiliki latar belakang kemampuan yang jelas. 
c. Mampu menangkap berbagai penglan baru dengan akumulasi yang relatif basar. 
d. Memiliki sejarah sukses akademik. 
e. Penuh percaya diri 
f. Selalu hendak terlibat dalam tim baru untuk mengembangkan pengalaman. 
g. Bekerja baik sesuai kemampuan. 
h. Sering menjadi terbaik di kelas. 
i. Senang menghadapi berbagai tantangan. 
j. Sering berintaraksi dengan kelompoknya. 
k. Menyampaikan pertanyaan yang kritis dan mendalam. 
l. Menerima tanggung jawab. 
m. Selalu cenderung untuk menyelesaikan tugas secara tuntas. 
n Selalu memiliki konsep diri yang positif. 
o. Sering beramah-tamah dengan sesama. 

Berkaiatan dengan variasi kecerdasan, Hunt merumuskan empat prinsip dalam menghadapi keragaman berbasis tingkat kemampuan siswa belajar, yaitu: 

(1) Biarkan siswa berkemampuan tinggi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dalam waktu singkat, dan biarkan dia memperdalam pemahaman dalam topik yang sama. 

(2) Hilangkan kemungkinan meningkatnya waktu terbuang dalam proses pembelajaran selama masa studi siswa. 

(3) Biarkan guru menghabiskan waktunya lebih lama untuk memberikan bantuan penjelasan-penjelasan bagi mereka siswa yang rendah tingkat kemampuan belajarnya. 

(4) Beri peluang kepada siswa yang berkemampuan tinggi untuk menyelesaikan target-tartget kurikulernya lebih cepat, sehingga ,ereka memiliki waktu lebih untuk megembangkan pengalaman dan kemampuan keilmuanya. 

Semenatara itu, Hunt juga mengemukakan beberapa karakteristik siswa-siswa yang berkemampuan rendah, (Hunt, 1999:28), yaitu: 

1) Membutuhkan waktu lama untuk mempeajari sebauah konsep 2) Memiliki kesiapan minimal dalam menerima pelajaran baru 3) hanya memiliki beberapa pengalaman lampau yang terkait dengan informasi-informasi baru dari proses belajar yang baru 4) Memiliki sejarah kegagalan 5) Mereka beiasa tidak yakin dengan dirinya 6) Mereka sering ragu-ragu untuk terlibat dalam situasi belajar yang baru 7) Cenderung tidak bekerja baik dalam kelompok 8) Sering kesulitan untuk dimitivasi 9) mereka sering sukses dalam pekerjaan-pekerjaan konkret, tetapi tidak dalam hal-hal abstrak 10) Mereka sering kali membutuhkan penjelasan visual dan aktif 11) Cenderung tidak bekerja independent dan harus selau memperoleh perhatian, bimbingan dan pengawasan 12) Memiliki ketergantungan yang kuat pada guru 13) Jarang menyampaikan pertanyaan mendalam 14) Mudah menyerah dalam menghadapi masalah 15) Kurang memiliki konsep diri. 

Secara lebih detail, Danold P. Kauchak merekomendasikan untuk menghadapi keragaman kemampuan siswa dalam belajar, seorang guru banyak pilihan, di antaranya: 

1) Ciptakan rancangan kelas yang multidemensi 2) Buat rancangan waktu belajar yang fleksibel 3) Kelompokkan siswa berdasarkan basis kemampuannya 4) Persiapkan strategi pembelajaran untuk kelompok yang lamban dengan strategi-strategi yang tidak saja akan mengantarkan mereka memahami tugas-tugas, tetapi juga akan meningkatkan kemampuan belajar siswa 5) Gunakan tutorial sebaya dan belajar bersama untuk menambah kemampuan dan pengalaman mereka masing-masing, setidaknya dalam interaksi sosial. 

Berbagai strategi dapat dikembangkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil, dengan pendekatan pendidikan yang sangta mempertimbangkan multikultural (Moore, 2001:46) yaitu: 

1. Siswa harus diberi kepercayaan 
2. Hargai latar belakang kultural mereka 
3. Tingkatkan partisipasi keluarga 
4. Bantu siswa-siswa dalam mengembangkan skill sosial 
5. Gunakan strategi pembelajaran interaktif 
6. Ajarkan mereka dengan adil dan penuh perhatian 
7. Pahami siswa-siswa anda 
8. Buang sikap anti toleransi 
9. Refleksikan kultur anda sendiri 
10. Bacalah literatur-literatur multikultural 
11. Sampaika pertanyaan –pertanyaan berkualitas tinggi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. 
12. Sediakan peluang akses yang sama bagi semua siswa 
13. Kurangi sikap prejuce (prasangka) dan pahami hak-hak mereka 
14. Tentukan teks yang dibutuhkan 

Tentu strategi-strategi tersebut tidak mutlak digunakan, namun setidaknya bisa menjadi bahan masukan untuk digunakan dalam pengembangan proses pembelajaran dengan siswa-siswa yang memiliki latar balakang berbeda baik dari segi etnik, agama, viewpoint dan yang lainnya, yang selalu tidak mudah bagi guru untuk mengatasinya. 

1. Seorang guru diharapkan dapat mempesiapkan sebauh perencaan yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran. Sebab, penyusunan perencanaan yang baik sangat berdampak terhadap keberhasilan guru dalam implementasipembelajaran di kelas. 
2. Guru Harus Mampu Berkomunikasi Secara Efektif dengan Siswa-Siswanya 
3. Guru Harus Mengembangkan Strategi Pembelajaran yang Membelajarkan 
4. Guru Harus Mampu Menguasai Kelas 
5. Guru Harus Mampu Mengevaluasi Secara Benar 
Bentuk Aliran Filsafat Pendidikan Moderen

Bentuk Aliran Filsafat Pendidikan Moderen

Berikut beberapa aliran - aliran yang membahas tentang filsafat pendidikan sebagai berikut :

1) Aliran Progesivisme 

Mengakui dan berusaha mengembangkan progresivisme dalam semua realita terutama dalam kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat sesuatu dari segi keagungannya. Tokoh-tokoh aliran ini adalah William James, John Dewey, Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller dan George Santayana. 

A. Pandangan ontologi 
Asal keduniaan adalah kehidupan realita yang amat luas tidak terbatas sebab kenyataan lama semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. 

Pengalaman adalah perjuangan sebab hidup adalah tindakan dan perubahan-perubahan. Manusia akan tetap hidup dan berkembang jika ia mampu mengatasi perjuangan, perubahan, dan berani bertindak. 

B. Pandangan Epistemologi 
Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realitadalam hidupnya atau pengetahuan yang diperoleh melalui catatan. 

Semakin sering menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalamansemakin besar peersiapan untuk menghadapi tuntutan zaman. 

C. Pandangan Aksiologi 
Nilai itu benar atau salah, baik atau buruk data dikatakan ada bila menunjukkan kecocokan dengan hasil pengujian yangdialami manusia dalam pergaulan.

D. Progessivisme dan Pendidikan 

Progesivisme = pragmatisme berdasarkan ide dasarnya dengan asas yang utama yaitu manusia dalam hidupnya untuk tetap survive (mempertahankan hidupnya) terhadap semua tantangan dan harus pragmatis memandang sesuatu dari segi manfaatnya. 

Progessivisme telah memberikan sumbangan besar kepada dunia pendidikan pada abad ke 20 dimana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan dirinya baik secara fisik maupun cara berfikir, tanpa terhambat rintangan yang dibuat orang lain. 

Menurut aliran progessivisme kebudayaan adalah hasil budi manusia yang merupakan milik manusia yang tidak beku dan terus berkembang. Untuk itu pendidikan adalah alat untuk memproses dan merekonstruksi kebudayaan baru haruslah menciptakan situasi yang edukatif yang pada akhirnya akan memberikan corak dan warna dari output yang dihasilkan adalah manusia-manusia yang berkualitas, kompetitif, insiatif, adaptif dan kreatif sanggup menjawab tantangan zaman. Sehingga dibutuhkan kurikulum eksperimental (kurikulum yang berpijak pada pengalaman) 

E. Pandangan kurikulum progessivisme 

Kurikulum dipusatkan pada kurikulum eksperimental, oleh karena itu manusia harus belajar dari pengalaman. Progessivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus berintegrasi dalam unit, dan metode yang diutamakan adalah problem solving. 

Kurikulum yang baik harus memenuhi beberapa hal: 
A. Kurikulum harus dapat meningkatkan kualitas hidup anak didik sesuai denga jenjang pendidikan 
B. Kurikulum yang dapat membina dan mengembangkan potensi anak didik 
C. Kurikulum sanggup mengubah perilaku anak didik menjadi kreatif, adaptif, dan kemandirian 
D. Kurikulum bersifat fleksible berisi tentang berbagai macam bidang studi. 

2) Aliran Essensialisme 

Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang sejak awal peradapan umat manusia. Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak essensialisme. Essensialisme muncul pada zaman renaissance. 

Idealisme modernmerupakan suatu ide-ide manusia sebagai makhluk yang berfikir dan semua ide yang dihasilkan diuji dengan sumber yang ada pada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi. 

A. Pandangan ontologi essensialisme 

Sifat khas dari ontologi esensialisme adalah suatu konsepsinbahwa dunia ini di kuasai oleh tatanan yang cela, yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Ini berarti bahwa bagaimanpun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita manusia haruslah disesuaikan dengan tatanan tersebut. Secara filosofis esensialisme dilandasi oleh prisip-prinsip klasik dari filsafat realisme dan idialisme moderen. Ontologinya dapat disebut realisme objektif, yang berpendapat bahwa kenyataan adalah sebuah pokok (subtansi) mater atau idialisme objektif yang berpandangan bahwa kenyataan itu pada pokoknya bersifat rohaniah. 

B. Pandangan epistemologi essensialisme 

Epistemologi essensialisme pada tingkat tertinggi merupakan teori persesuaian pengetahuan, yang meyakini bahwa kebenaran tampil mewakili atau sesuia dengan fakta objektif. Realisme memperhatikan pandangan tiga aliran psikologi yaitu assosianesmi, behavorisme, dan koneksionisme. Lazimnya metosde yang digunakan dalam aliran psikologi ini adalah menerapkan metode ilmu alam. 

C. Pandangan mengenai Pendidikan 

Essensialisme timbul karena adanya pandangan kaum progesif mengenai pendidikan yang fleksibel. Oleh karena adanya saingan dari progresibvisme, maka pada sekitar tahun 1930 muncul organisasi. Dengan munculnya komite ini pandangan-pandangan essensilaisme menurut tafsiran abad XX mulai diketengahkan dalam dunia pendidikan. 

D. Pandangan mengenai belajar 

Essensialisme yang didukung oleh pandangan idealisme berpendapat bahwa bila seseorang itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami akunya sendiri, terus bergerak keluar untuk memahami dunia objektif. Akal budi manusia membentuk, mengatur, mengelompokkannya dalam ruang dan waktu. Dengan prinsip itu dapat dikatakan bahwa belajar pada seseorang sebenarnya adalah mengembangkan jiwa pada dirinya sendiri sebagai substansi spritual. Jiwa membina dan menciptakan dirinya sendiri. 

E. Pandangan Kurikulum Essentialisme 

Essensialisme adalah suatu teori pendidikan yang menegaskan bahwa pendidikan selayaknya bergerak dalam kegiatan pembelajaran tentang keahlian dasar, seni dan sains yang telah nyata-nyata berguna dimasa lalu dan tetap demikian dimasa yang akan datang Para essensialis percaya bahwa beberapa keahlian esensi atau dasar mempunyai kontribusi yang besar terhadap keberadaan manusia seperti membaca, menulis, aritmatika dan perilaku sosial yang beradab. 

Jadi intinya kurikulum hendaknya disusun secara sistematis, dari mulai yang sederhana sampai yang kompleks. Kurikulum direncanakan dan disusun berdasarkan pikiran yang matang agar manusia dapat hidup harmonis dan menyesuaikan diri dengan sifat-sifat kosmis. 

3) Aliran Perennialisme 

A. Pandangan Ontologi Perenialisme 

Ontologi perenialisme terdiri dari pengertian-pengertian seperti benda individual, esensi, aksiden dan substansi. Secara ontologis, perenialisme membedakan suatu realita dalam aspek-aspek perwujudannya. Benda individual di sini adalah benda sebagaimana yang tampak di hadapan manusia dan yang ditangkap dengan panca indra seperti batu, lembu, rumput, orang dalam bentuk, ukuran, warna, dan aktivitas tertentu. Esensi dari suatu kualitas menjadikan suatu benda itu lebih intrinsik daripada fisiknya, seperti manusia yang ditinjau dari esensinya adalah makhluk berpikir. 

Dengan demikian, segala yang ada di alam semesta ini, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, merupakan hal yang logis dalam karakternya. Setiap sesuatu yang ada tidak hanya merupakan kombinasi antara zat atau benda, tapi juga merupakan unsur potensialitas dengan bentuk yang merupakan unsur aktualitas. 

B. Pandangan Epistemologis Perenialisme 

Perenialisme berpangkal pada tiga istilah yang menjadi asas di dalam epistemologi yaitu truth, self evidence, dan reasoning. Bagi perenialisme truth adalah prasyarat asas tahu untuk mengerti atau memahami arti realita semesta raya. Sedangkan , self evidenceadalah suatu bukti yang ada pada diri (realita, eksistensi) itu sendiri, jadi bukti itu tidak pada materi atau realita yang lain. 

Dalam pandangan Perenialisme ada hubungan antara ilmu pengetahuan dengan filsafat, seraya menyadari adanya perbedaan antara kedua bidang tersebut. Hubungan filsafat dan pengetahuan tetap diakui urgensinya, sebab analisa-empiris dan analisa ontologis keduanya dianggap Perenialisme dapat komplementatif. 

C. Pandangan Aksiologi Perenialisme 

Masalah nilai merupakan hal yang utama dalam Perenialisme, karena ia berdasarkan pada asas-asas supernatural yaitu menerima universal yang abadi, khususnya tingkah laku manusia. Jadi, hakikat manusia itu yang pertama-tama adalah jiwanya. Oleh karena itu, hakikat manusia itu juga menentukan hakikat perbuatannya, dan persoalan nilai adalah persoalan spiritual. Dalam aksiologi, prinsip pikiran demikian bertahan dan tetap berlaku. Secara etika, tindakan itulah yang bersesuaian dengan sifat rasional manusia, karena manusia itu secara alamiah condong pada kebaikan. 

Menurut Plato, manusia secara kodrat memiliki tiga potensi: nafsu, kemauan, dan pikiran. Maka pendidikan hendaknya berorientasi pada ketiga potensi tersebut dan pada masyarakat, agar kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi. Dengan demikian, hendaknya pendidikan disesuaikan dengan keadaan manusia yang mempunyai nafsu, kemauan, dan pikiran. Dengan memperhatikan hal ini, maka pendidikan yang berorientasi pada potensi dan masyarakat akan dapat terpenuhi. 

4) Aliran Rekonstruksionisme 

Berasal dari bahasa inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern 

A. Pandangan ontologi 

Memandang bahwa realita itu bersifat universal, yang mana realita itu ada di mana dan sama di setiap tempat. Tiap realita sebagi substansi selalu cenderung bergerak dan berkembang dari potensialitas menuju aktualitas (teknologi). Memandang bahwa alam metafisika merujuk dualisme: bahwa alam ini mengandung hakikat materi dan hakikat rohani. 

Dibalik gerak realita sesungguhnya terdapat kausalitas sebagai pendorongnya dan merupakan penyebab utama (kausa Prima yaitu Tuhan). Tuhan adalah aktualitas murni yang sama sekali sunyi dan substansi. 

B. Pandangan Epistemologi 

Untuk memahami realita alam nyata memerlukan suatu azas tahu dalam arti bahwa tidak mungkin memahami realita tanpa melalui pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan suatu gerbang ilmu pengetahuan. 

C. Pandangan Aksiologi 

Dalam proses interaksi sesama manusia, diperlukan nilai-nilai. Begitu juga halnya dalam hubungan manusia dengan sesamanya dan alam semesta tidak mungkin melakukan sikap netral, akan tetapi manusia sadar ataupun tidak sadar telah melakukan proses penilaian, yang merupakan kecenderungan manusia. Tetapi, secara umum ruang lingkup (scope) tentang pengertian “nilai” tidak terbatas. 

Aliran rekonstruksionisme memandang masalah nilai berdasarkan azas-azas supernatural yakni menerima nilai natural yang universal, yang abadi berdasarkan prinsip nilai teologis. Hakikat manusia adalah pancaran yang potensial yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan dan atas dasar inilah tinjauan tentang kebenaran dan keburukan dapat diketahuinya. 

Neo-Thomisme memandang bahwa etika, estetika dan politik sebagai cabang dari filsafat praktis, dalam pengertian tetap berhubungan dan berdasarkan pada prinsip-prinsip dari praktek-praktek dalam tindakan-tindakan moral, kreasi estetika dan organisasi politik. Karenanya, dalam arti teologis manusia perlu mencapai kebaikan tertinggi, yakni bersatu dengan Tuhan, kemudian berpikir rasional. Dalam kaitannya dengan estetika (keindahan), hakikat sesungguhnya ialah Tuhan sendiri. 

Aristoteles memandang bahwa kebajikan dibedakan menjadi dua macam, yakni kebajikan intelektual dan kebajikan moral, kebajikan moral merupakan suatu kebajikan berdasarkan pembiasaan dan merupakan dasar dari kebajikan intelektual.