Showing posts with label Matematika SMP. Show all posts
Showing posts with label Matematika SMP. Show all posts
Contoh Soal Dan Pembahasan Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Soal Cerita

Contoh Soal Dan Pembahasan Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Soal Cerita

Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Soal Cerita

Contoh Soal 1 :
Dalam sebuah pertunjukkan seni terjual 500 lembar karcis yang terdiri dari karcis kelas ekonomi dan karcis kelas utama. harga karci untuk kelas ekonomi adalah Rp. 6000,00 dan untuk kelas utama yaitu Rp. 8000,00. Jika hasil penjualan dari seluruh karcis yang terkumpul  berjumlah Rp. 3.360.000,00. Berapakah jumlah karcis kelas ekonomi yang terjual ?

Penyelesaiannya :
Misalkan jumlah karcis kelas ekonomi = a
                jumlah karcis kelas utama = b

Maka :
a + b = 500 ... (1)
6000a + 8000b = 3.360.000a 6a + 8b = 3.360 ... (2)

Eliminasi b
a + b = 500          | x8
6a + 8b = 3.360  | x1

8a + 8b = 4000
6a + 8b = 3.360 -
        2a = 640
          a = 320

Jadi, banyaknya karcis kelas ekonomi yang terjual adalah 320 karcis.



Contoh Soal 2 :
Heru dan Heryu bekerja disebuah pabrik sendal. Heru mampu menyelesaikan 3 buah pasang sendal setiap jam dan Heryu mampu menyelesaikan 4 buah pasang sendal setiap jam. Jumlah kerja Heru dan Heryu adalah 16 jam sehari, dengan jumlah sendal yang dibuat oleh keduanya adalah 55 pasang sendal. Jika jam kerja keduanya berbeda tentukan jam kerja mereka masing - masing!

Penyelesaian :
Misalkan jam kerja Heru = a
                jam kerja Heryu = b

Maka :
3a + 4b = 55 | x1
a  + b = 16    | x3

3a + 4b = 55
3a + 3b = 48 -
          b = 7
a = 16 - 7 = 9

Jadi, Heru bekerja selama 9 jam dan Heryu bekerja selama 7 jam dalam sehari.



Contoh Soal 3 :
Jumlah dua bilangan adalah 200. Dan selisih bilangan itu adalah 108. Tentukan bilangan yang paling besar diantara keduanya!

Penyelesaian :
Misalkan bilangan yang terbesar a dan yang terkecil adalah b

Maka :
a + b = 200
a - b = 108 +
   2a = 308
     a = 154

Jadi, bilangan yang terbesar adalah 154.



Contoh Soal 4 :
Dody membeli 4 buku dan 5 pensil seharga Rp. 24.000,00. Ecy membeli 6 buku dan 2 pensil seharga Rp. 27.200,00. Jika Ryan ingin membeli 3 buku  dan 2 pensil berapa yang harus dibayar oleh Ryan?

Penyelesaian:
Misalkan buku = b dan pensil = p
4b + 5p = 24.000 | x2
6b + 2p = 27.200 | x5

8b   + 10p =  48.000
30b + 10p = 136.000 -
         -22b = 88.000
              b = 4000

4b + 5p = 24.000
4(4000) + 5p = 24.000
                 5p = 24.000 - 16.000
                      = 8000
                   p = 8000 : 5
                      = 1600

3b (buku) + 2p (pensil) = Rp. ...?

Jawab :
3b + 2p = 3(4000) + 2(1600)
              = 12.000 + 3.200
              = 15.200

Jadi, Ryan harus membayar Rp. 15.200,00



Contoh Soal 5 :
Sebuah toko menjual dua jenis tepung sebanyak 50 kg. Tepung jenis I seharga Rp. 6000,00 dan tepung jenis II seharga Rp. 6.200,00. Seluruh tepung habis terjual dan pedagang mendapatkan uang sebanyak Rp. 306.000,00. Buatlah model matematika dari persoalan tersebut !

Penyelesaian :
Misalkan berat tepung jenis I = x dan tepung jenis II = y

Maka :
x + y = 50 kg
6000x + 6200y = 306.000 à 60x + 62y = 3.060

Jadi, persamaannya adalah x + y = 50 dan 60x + 62y = 3.060

baca juga Menyelesaikan SPLDV Dengan Metode Grafik
Rangkuman Materi Contoh Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Soal Cerita Lengkap

Rangkuman Materi Contoh Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Soal Cerita Lengkap

Contoh Soal Cerita SPLDV - Dalam artikel sebelumnya telah disampaikan pembasan materi mengenai Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Materi kali ini akan membahas mengenai penerapan SPLDV dalam penyelesaian soal cerita.
SPLDV

Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Soal Cerita

Contoh Soal 1 :
Dalam sebuah pertunjukkan seni terjual 500 lembar karcis yang terdiri dari karcis kelas ekonomi dan karcis kelas utama. harga karci untuk kelas ekonomi adalah Rp. 6000,00 dan untuk kelas utama yaitu Rp. 8000,00. Jika hasil penjualan dari seluruh karcis yang terkumpul  berjumlah Rp. 3.360.000,00. Berapakah jumlah karcis kelas ekonomi yang terjual ?

Penyelesaiannya :
Misalkan jumlah karcis kelas ekonomi = a
                jumlah karcis kelas utama = b

Maka :
a + b = 500 ... (1)
6000a + 8000b = 3.360.000a 6a + 8b = 3.360 ... (2)

Eliminasi b
a + b = 500          | x8
6a + 8b = 3.360  | x1

8a + 8b = 4000
6a + 8b = 3.360 -
        2a = 640
          a = 320

Jadi, banyaknya karcis kelas ekonomi yang terjual adalah 320 karcis.



Contoh Soal 2 :
Heru dan Heryu bekerja disebuah pabrik sendal. Heru mampu menyelesaikan 3 buah pasang sendal setiap jam dan Heryu mampu menyelesaikan 4 buah pasang sendal setiap jam. Jumlah kerja Heru dan Heryu adalah 16 jam sehari, dengan jumlah sendal yang dibuat oleh keduanya adalah 55 pasang sendal. Jika jam kerja keduanya berbeda tentukan jam kerja mereka masing - masing!

Penyelesaian :
Misalkan jam kerja Heru = a
                jam kerja Heryu = b

Maka :
3a + 4b = 55 | x1
a  + b = 16    | x3

3a + 4b = 55
3a + 3b = 48 -
          b = 7
a = 16 - 7 = 9

Jadi, Heru bekerja selama 9 jam dan Heryu bekerja selama 7 jam dalam sehari.



Contoh Soal 3 :
Jumlah dua bilangan adalah 200. Dan selisih bilangan itu adalah 108. Tentukan bilangan yang paling besar diantara keduanya!

Penyelesaian :
Misalkan bilangan yang terbesar a dan yang terkecil adalah b

Maka :
a + b = 200
a - b = 108 +
   2a = 308
     a = 154

Jadi, bilangan yang terbesar adalah 154.



Contoh Soal 4 :
Dody membeli 4 buku dan 5 pensil seharga Rp. 24.000,00. Ecy membeli 6 buku dan 2 pensil seharga Rp. 27.200,00. Jika Ryan ingin membeli 3 buku  dan 2 pensil berapa yang harus dibayar oleh Ryan?

Penyelesaian:
Misalkan buku = b dan pensil = p
4b + 5p = 24.000 | x2
6b + 2p = 27.200 | x5

8b   + 10p =  48.000
30b + 10p = 136.000 -
         -22b = 88.000
              b = 4000

4b + 5p = 24.000
4(4000) + 5p = 24.000
                 5p = 24.000 - 16.000
                      = 8000
                   p = 8000 : 5
                      = 1600

3b (buku) + 2p (pensil) = Rp. ...?

Jawab :
3b + 2p = 3(4000) + 2(1600)
              = 12.000 + 3.200
              = 15.200

Jadi, Ryan harus membayar Rp. 15.200,00



Contoh Soal 5 :
Sebuah toko menjual dua jenis tepung sebanyak 50 kg. Tepung jenis I seharga Rp. 6000,00 dan tepung jenis II seharga Rp. 6.200,00. Seluruh tepung habis terjual dan pedagang mendapatkan uang sebanyak Rp. 306.000,00. Buatlah model matematika dari persoalan tersebut !

Penyelesaian :
Misalkan berat tepung jenis I = x dan tepung jenis II = y

Maka :
x + y = 50 kg
6000x + 6200y = 306.000 à 60x + 62y = 3.060

Jadi, persamaannya adalah x + y = 50 dan 60x + 62y = 3.060


Pembahasan dan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Pembahasan dan soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Pembahasannya

Contoh Soal 1 :
Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut dengan menggunakan metode substitusi :
x + y = 8
2x + 3y = 19

Penyelesaian :
x + y = 8 ... (1)
2x + 3y = 19 ... (2)
x + y = 8
x = 8 - y

Substitusikan x = y - 8 ke dalam persamaan 2

2 (8 - y) + 3y = 19
16 - 2y + 3y = 19
16 + y = 19
y = 3

Substitusikan y = 3 ke dalam persamaan 1

x + 3 = 8
x = 5

Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = 5 dan y = 3


Contoh Soal 2 :
Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan menggunakan metode eliminasi :
2x - y = 7
x + 2y = 1

Penyelesaian :

Eliminasi x
2x - y = 7 | x1 => 2x - y = 7 ... (3)
x + 2y = 1 | x2 => 2x - 4y = 2 ... (4)

2x - y = 7
x + 2y = 1 -
     -5y = 5
y = -1

Eliminasi y
2x - y = 7 | x2 => 4x - 2y = 14 ... (5)
x + 2y = 1 | x1 => x + 2y = 1 ... (6)

4x - 2y = 14
  x - 2y = 1 -
       5x = 15
         x = 3

Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = 3 dan y = -1



Contoh Soal 3 :
Tentukan penyelesaian dari SPLDV di bawah ini dengan menggunakan metode campuran :
x + y = -5
x - 2y = 5

Penyelesaian :

Eliminasi x
x + y = -5
x - 2y = 5 -
     3y = -9
       y = -3

Substitusi y
x + (-3) = -5
x = -2

Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = -2 dan y = -3



Contoh Soal 4 :
Umur Shinta 7 tahun lebih muda dari umur Cory. Jumlah umur mereka adalah 43 tahun. Tentukanlah masing - masing umur mereka!

Penyelesaian :
Misalkan umur Shinta = x
                 umur Cory = y
Maka :
y - x = 7 ... (1)
y + x = 43 ... (2)

y = 7 + x

Substitusikan y = 7 + x ke dalam persamaan 2

7 + x + x = 43
7 + 2x = 43
2x = 36
x = 18
y = 7 + 18 = 25

Jadi, umur Shinta adalah 18 tahun dan umur Cory 25 tahun.


Contoh Soal 5 :
Sebuah halaman rumah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari lebarnya. Keliling halaman tersebut adalah 44 meter. Tentukan luas halaman tersebut!

Penyelesaian :
Luas halaman = p x l
P = Panjang halaman
L = Lebar halaman

Model matematika :
P = 8 + l
k = 2p + 2l
2 (8 + l) + 2l = 44
16 + 2l + 2l = 44
16 + 4l = 44
4l = 28
l = 7

P = 7 + 8 = 15
Luas = 7 x 15 = 105 m2

Jadi, luas halaman rumah tersebut adalah 105 m2
baca juga Matematika SMP Kelas VII Aritmetika Sosial BUNGA TABUNGAN DAN PAJAK
Rangkuman Materi Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Lengkap

Rangkuman Materi Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Lengkap

Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel - Dalam artikel sebelumnya Belajar Matematikaku telah menjelaskan materi mengenai Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jika kalian sudah mempelajari materi tersebut dengan baik maka kalian akan lebih mudah untuk memahami materi yang akan disampaikan dalam pembahasan kali ini.

Dalam artikel sebelumnya telah disampaikan pembasan materi mengenai Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Pembahasannya


Contoh Soal 1 :
Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut dengan menggunakan metode substitusi :
x + y = 8
2x + 3y = 19

Penyelesaian :
x + y = 8 ... (1)
2x + 3y = 19 ... (2)
x + y = 8
x = 8 - y

Substitusikan x = y - 8 ke dalam persamaan 2

2 (8 - y) + 3y = 19
16 - 2y + 3y = 19
16 + y = 19
y = 3

Substitusikan y = 3 ke dalam persamaan 1

x + 3 = 8
x = 5

Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = 5 dan y = 3


Contoh Soal 2 :
Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan menggunakan metode eliminasi :
2x - y = 7
x + 2y = 1

Penyelesaian :

Eliminasi x
2x - y = 7 | x1 => 2x - y = 7 ... (3)
x + 2y = 1 | x2 => 2x - 4y = 2 ... (4)

2x - y = 7
x + 2y = 1 -
     -5y = 5
y = -1

Eliminasi y
2x - y = 7 | x2 => 4x - 2y = 14 ... (5)
x + 2y = 1 | x1 => x + 2y = 1 ... (6)

4x - 2y = 14
  x - 2y = 1 -
       5x = 15
         x = 3

Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = 3 dan y = -1



Contoh Soal 3 :
Tentukan penyelesaian dari SPLDV di bawah ini dengan menggunakan metode campuran :
x + y = -5
x - 2y = 5

Penyelesaian :

Eliminasi x
x + y = -5
x - 2y = 5 -
     3y = -9
       y = -3

Substitusi y
x + (-3) = -5
x = -2

Jadi, penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah x = -2 dan y = -3



Contoh Soal 4 :
Umur Shinta 7 tahun lebih muda dari umur Cory. Jumlah umur mereka adalah 43 tahun. Tentukanlah masing - masing umur mereka!

Penyelesaian :
Misalkan umur Shinta = x
                 umur Cory = y
Maka :
y - x = 7 ... (1)
y + x = 43 ... (2)

y = 7 + x

Substitusikan y = 7 + x ke dalam persamaan 2

7 + x + x = 43
7 + 2x = 43
2x = 36
x = 18
y = 7 + 18 = 25

Jadi, umur Shinta adalah 18 tahun dan umur Cory 25 tahun.


Contoh Soal 5 :
Sebuah halaman rumah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari lebarnya. Keliling halaman tersebut adalah 44 meter. Tentukan luas halaman tersebut!

Penyelesaian :
Luas halaman = p x l
P = Panjang halaman
L = Lebar halaman

Model matematika :
P = 8 + l
k = 2p + 2l
2 (8 + l) + 2l = 44
16 + 2l + 2l = 44
16 + 4l = 44
4l = 28
l = 7

P = 7 + 8 = 15
Luas = 7 x 15 = 105 m2

Jadi, luas halaman rumah tersebut adalah 105 m2


Demikianlah pembahasan materi mengenai Contoh Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Semoga kalian bisa memahami pembahasan dan contoh - contoh soal yang telah diberikan dengan mudah sehingga kalain tidak akan mengalami kesulitan dalam menyelesaiakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika

Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika

Relasi dan fungsi memiliki hubungan yang erat karena masih membahas mengenai hubungan antar himpunan. Ada banyak contoh yang bisa menggambarkan sebuah relasi antara satu himpunan dengan himpunan yang lainnya seperti bisa kalian lihat pada gambar berikut ini :

Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika

Gambar di atas menunjukkan relasi antara sebuah negara dengan ibukotanya. Pada diagram tersebut kita bisa melihat bahwa tiap - tiap anggota pada himpunan A memiliki pasangan yang tepat pada masing - masing anggota himpunan B. Contoh lain dari relasi bisa kalian lihat pada diagram panah berikut ini :

Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika

Sama halnya dengan diagram panah yang pertama, pada diagram panah ini masing - masing anggota pada himpunan P memiliki pasangan yang tepat pada tiap anggota himpunan Q. Konsep relasi antara kedua himpunan (A dan B) serta (P dan Q) dikenal dengan sebutan Fungsi atau Pemetaan. Artinya kedua diagram tersebut bisa disebut dengan fungsi A ke B atau fungsi P ke Q.

Berdasarkan contoh di atas disimpulkan bahwa definisi dari fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan tiap - tiap anggota yang ada pada suatu himpunan tepaat dengan tiap  - tiap anggota yang ada pada himpunan lainnya.


Pengertian dan Macam - Macam Fungsi dalam Matematika


Ketika berbicara mengenai fungsi, maka kita harus mulai terbiasa dengan beberapa istilah yang digunakan di dalamnya, diantaranya yaitu :

Domain = daerah asal
Kodomain = daerah lawan
Range = daerah hasil

Agar kalian bisa memahami istilah - istilah di atas, perhatikan baik - baik contoh soal berikut ini :

Contoh Soal :
Sebuah fungsi f dari himpunan F dan G dinyatakan dalam aturan x + 3, x F. Jika diketahui bahwa F = {2, 3, 5, 7} dan G = {1, 2, 3, ..., 12}, maka tentukanlah :

a. Himpunan pasangan berurutan dalam f
b. Domain, kodomain, dan range dari f

Penyelesaian :
a. f : x => x + 3
x = 2 => f(x) = 2 + 3 = 5
x = 3 => f(x) = 3 + 3 = 6
x = 5 => f(x) = 5 + 3 = 8
x = 7 => f(x) = 7 + 3 = 10

Maka himpunan pasangan berurutannya adalah (x(f(x)) = {(2,5), (3,6), (5,8), (7,10)}

b. Domain (daerah asal) = {2, 3, 5, 7}
    Kodomain (daerah lawan) = {1, 2, 3, ..., 12}
    Range (daerah hasil) = {5, 6, 8, 10}


Penyajian Fungsi


Karena fungsi merupakan bentuk dari relasi, maka cara menyajikannya sama saja dengan cara penyajian relasi. Fungsi bisa disajikan dalam bentuk diagram panah, diagram kartesius, dan juga himpunan pasangan berurut.


Cara Menentukan Banyaknya Pemetaan atau Fungsi


Banyaknya pemetaan yang terbentuk dari dua buah himpunan bisa dicari dengan menggunakan rumus yang ada pada tabel berikut ini :

Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika
baca juga Matematika SMP Aritmetika Sosial RABAT, BRUTO, TARA, NETO, BUNGA
Rangkuman Materi Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika Lengkap

Rangkuman Materi Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika Lengkap

Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan materi mengenai Pengertian Relasi beserta cara penyajiannya, kali ini  akan membahas materi mengenai Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika. Relasi dan fungsi memiliki hubungan yang erat karena masih membahas mengenai hubungan antar himpunan. Ada banyak contoh yang bisa menggambarkan sebuah relasi antara satu himpunan dengan himpunan yang lainnya seperti bisa kalian lihat pada gambar berikut ini :

Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika

Gambar di atas menunjukkan relasi antara sebuah negara dengan ibukotanya. Pada diagram tersebut kita bisa melihat bahwa tiap - tiap anggota pada himpunan A memiliki pasangan yang tepat pada masing - masing anggota himpunan B. Contoh lain dari relasi bisa kalian lihat pada diagram panah berikut ini :

Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika

Sama halnya dengan diagram panah yang pertama, pada diagram panah ini masing - masing anggota pada himpunan P memiliki pasangan yang tepat pada tiap anggota himpunan Q. Konsep relasi antara kedua himpunan (A dan B) serta (P dan Q) dikenal dengan sebutan Fungsi atau Pemetaan. Artinya kedua diagram tersebut bisa disebut dengan fungsi A ke B atau fungsi P ke Q.

Berdasarkan contoh di atas disimpulkan bahwa definisi dari fungsi adalah relasi khusus yang memasangkan tiap - tiap anggota yang ada pada suatu himpunan tepaat dengan tiap  - tiap anggota yang ada pada himpunan lainnya.


Pengertian dan Macam - Macam Fungsi dalam Matematika


Ketika berbicara mengenai fungsi, maka kita harus mulai terbiasa dengan beberapa istilah yang digunakan di dalamnya, diantaranya yaitu :

Domain = daerah asal
Kodomain = daerah lawan
Range = daerah hasil

Agar kalian bisa memahami istilah - istilah di atas, perhatikan baik - baik contoh soal berikut ini :

Contoh Soal :
Sebuah fungsi f dari himpunan F dan G dinyatakan dalam aturan x + 3, x F. Jika diketahui bahwa F = {2, 3, 5, 7} dan G = {1, 2, 3, ..., 12}, maka tentukanlah :

a. Himpunan pasangan berurutan dalam f
b. Domain, kodomain, dan range dari f

Penyelesaian :
a. f : x => x + 3
x = 2 => f(x) = 2 + 3 = 5
x = 3 => f(x) = 3 + 3 = 6
x = 5 => f(x) = 5 + 3 = 8
x = 7 => f(x) = 7 + 3 = 10

Maka himpunan pasangan berurutannya adalah (x(f(x)) = {(2,5), (3,6), (5,8), (7,10)}

b. Domain (daerah asal) = {2, 3, 5, 7}
    Kodomain (daerah lawan) = {1, 2, 3, ..., 12}
    Range (daerah hasil) = {5, 6, 8, 10}


Penyajian Fungsi


Karena fungsi merupakan bentuk dari relasi, maka cara menyajikannya sama saja dengan cara penyajian relasi. Fungsi bisa disajikan dalam bentuk diagram panah, diagram kartesius, dan juga himpunan pasangan berurut.


Cara Menentukan Banyaknya Pemetaan atau Fungsi


Banyaknya pemetaan yang terbentuk dari dua buah himpunan bisa dicari dengan menggunakan rumus yang ada pada tabel berikut ini :

Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika


Demikianlah pembahasan materi mengenai Pengertian Fungsi dan Macam-macam Fungsi dalam Matematika. Semoga kalian bisa memahami penjelasan di atas dengan mudah sehingga artikel ini bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap Lengkap

Rangkuman Materi Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap Lengkap

Pengertian dan Rumus Peluang Matematika - Jika kalian pernah bermain ular tangga tentu kalian akan menggunakan dadu untuk menentukan jumlah langkah yang harus kalian ambil. Pada proses pelemparan dadu, hasil atau angka yang mungkin muncul adalah 1, 2, 3, 4, 5, atau 6. Nah, kemungkinan munculnya angka pada saat melempar dadu adalah salah satu contoh Peluang Matematika.

Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap


Contoh lain dari peluang matematika adalah pelemparan koin. Pada saat melempar koin ada dua buah kemungkinan sisi yang muncul. Sisi yang pertama adalah angka (A) dan sisi yang kedua adalah gambar (A). Materi kali ini akan membahas mengenai pengertian dan rumus peluang dalam matematika. Perhatikan baik - baik pembahasan berikut ini:

Memahami Definisi dan Rumus Peluang dalam Matematika

Definisi Peluang
Peluang didefinisikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa.

Di dalam materi mengenai peluang, dikenal beberapa istilah yang sering digunakan, seperti ;

Ruang Sampel
Merupakan himpunan dari semua hasil percobaan yang mungkin terjadi.

Titik Sampel
Merupakan anggota yang ada di dalam ruang sampel.

Kejadian :
Merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.


RUMUS PELUANG MATEMATIKA


Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya percobaan yang dilakukan dengan banyaknya kejadian yang diamati. Frekuensi bisa diketahui dengan menggunakan rumus :

Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap


Apabila setiap titik sampel dari anggota ruang sampel S mempunyai peluang yang sama, maka peluang kejadian K yang jumlah anggotanya dinyatakan dalam n(K)  bisa diketahui dengan rumus :

Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap

Peluang Munculnya kejadian bisa diperkirakan melalui notasi berikut ini :

Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap

Jika nilai P(K) = 0 maka kejadian K tersebut sangat mustahil untuk terjadi

Jika nilai P(K) = 1 maka kejadian K tersebut pasti akan terjadi


Perhatikan baik - baik contoh soal di bawah ini :

Contoh Soal :
Pada proses pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang munculnya mata dadu yang berangka ganjil

Penyelesaian :
Ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
n(S) = 6

Mata dadu ganjil = {1, 3, 5}
n(S) = 3

maka P(K) = 3/6 = 1/2



Kejadian Majemuk

Kejadian Majemuk merupakan dua atau lebih kejadian yang dioperasikan sehingga terbentuklah sebuah kejadian yang baru.

Suatu kejadian K dan kejadian Komplemen berupa K' memenuhi persamaan :

P(K) + P(K') = 1 atau P(K') = 1 - P(K)

Contoh Soal :
Dari seperangkat kartu bridge, diambillah satu buah kartu secara acak. Tentukan peluang terambilnya kartu yang bukan As!

Penyelesaian :
Jumlah kartu bidge = n(S) = 52
Jumlah kartu As = n(K) = 4
P(K) = 4/52 = 1/13

Peluang yang terambilnya bukan kartu As = P(K') = 1-P(K) = 1 - 1/13 = 12/13


PENJUMLAHAN PELUANG

Kejadian Saling Lepas
Dua buah kejadia A dan B dikatakan saling lepas jika tidak ada satupun elemen pada kejadian A yang sama dengan elemen yang ada pada kejadian B. Untuk dua buah kejadian yang saling lepas, maka peluang salah satu A atau B mungkin terjadi, rumusnya adalah :

P(A u B) = P(A) + P(B)

Contoh Soal :
Dua buah dadu masing - masing berwarna merah dan putih dilempar secara bersamaan sebanyak satu kali, tentukanlah peluang munculnya mata dadu yang berjumlah 3 atau 10!

Penyelesaian :
Hasil pelemparan dadu tersebut bisa digambarkan dengan tabel berikut ini :

Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap


Kejadian mata dadu berjumlah 3 ditandai dengan warna kuning
A = {(1, 2), (2, 1)}
n(A) = 2

Kejadian mata dadu berjumlah 10 ditandai dengan warna biru
B = {(4,6), (5,5), (6,4)}

Karena tidak ada elemen yang sama pada A dan B digunakan rumus :

P(A u B) = P(A) + P(B)
               = 2/36 + 3/36
               = 5/36


Kejadian Tidak Saling Lepas
Artinya ada elemen A yang sama dengan elemen B, rumusnya adalah sebagai berikut :

P(A u B) = (P(A) + P(B) - P(A n B)

Contoh Soal :
Sebuah kartu diambil dari tumpukkan kartu bridge secara acak. Tentukan peluang dari kartu yang terambil adalah kartu hati dan kartu bergambar (K, Q, J)!

Penyelesaian :
Jumlah kartu bridge = n(S) = 52
Jumlah kartu hati = n(A) = 13
Jumlah kartu bergambar = n(B) = 12

Karena ada kartu bergambar yang merupakan kelompok kartu hati (J hati, Q hati, dan K hati) maka A dan B tidak saling lepas sehingga digunakan rumus :

P(A u B) = P(A) + P(B) - P(A n B)
               = 13/52 + 12/52 - 3/52
               = 22/52
               = 11/26



Kejadian Saling Bebas
Dua buah kejadian bisa disebut saling bebas bila munculnya kejadian A tidak berpengaruh pada munculnya kejadian B sehingga peluang kejadian A dan B terjadi bersamaan bisa dituliskan menjadi :

P(A n B) = P(A) x P(B)

Contoh Soal :
Dalam percobaan pelemparan dua buah dadu, tentukan peluang munculnya angka genap pada dadu pertama dan angka ganjil prima pada dadu kedua!

Penyelesaian :
Misalkan A = Kejadian munculnya mata dadu genap pada dadu pertama = {2,4,6} maka P(A) = 3/6

Misalkan B = Kejadian munculnya mata dadu ganjil prima pada dadu kedua = {3,5} maka P(B) = 2/6

Karena kejadian A tidak berpengaruh pada kejadian B maka digunakan rumus :

P(A n B) = P(A) x P(B)
               = 3/6 x 2/6
               = 1/6




Kejadian Bersyarat
Kejadian bersyarat terjadi jika kejadian A mempengaruhi munculnya kejadian B atau sebaliknya. Maka bisa dituliskan menjadi :

P(A n B) = P(A) x P(B/A)

atau

P(A n B) = P(B) x P(A/B)


Contoh Soal :
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 4 bola hijau. Jika diambil dua buah bola satu persatu tanpa adanya pengembalian, tentukanlah peluang bola yang terambil adalah bola merah pada pengembalian pertama dan bola hijau pada pengembalian kedua!

Penyelesaian :
Pada pengembalian pertama tersedia 5 bola merah dari 9 bola yang ada. Maka :
P(M) = 5/9

Pada pengembalian kedua ada 4 bola hijau dari 8 bola yang tersisa (dengan syarat bola merah telah terambil). Maka :
P(H/M) = 4/8

Karena kejadiannya saling berpengaruh, maka menggunakan rumus :

P(M n H) = P(M) x P(H/M)
                = 5/9 x 4/8
                = 5/18


Demikianlah pembahasan materi mengenai Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP Terlengkap. Semoga kalian bisa memahami penjelasan dan contoh - contoh soal yang diberikan dengan mudah sehingga artikel ini bisa membantu kalian dalam menyelesaikan soal - soal yang berkaitang dnegan artikel ini.
Rangkuman Materi Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Lengkap

Rangkuman Materi Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Lengkap

Penjelasan Metode Subtitusi dan Eliminasi - Dalam menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, ada berbagai jenis metode yang bisa digunakan diantaranya adalah metode substitusi dan eliminasi. Agar bisa menyelesaikan persoalan mengenai SPLDV kita harus memahami dengan baik berbagai metode tersebut. Berikut akan memberikan penjelasan mengenai dua metode tersebut.


Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Metode Substitusi dan Eliminasi


Metode Substitusi

Metode substitusi merupakan cara menyelesaikan persamaan dengan memasukkan salah satu persamaan ke dalam persamaan yang lain. Perhatikan baik - baik contoh soal berikut ini :

Contoh Soal :
Tentukan nilai p dan q pada perssamaan berikut dengan menggunakan metode substitusi :

4p + 3q = 18
p + q = 8

Pembahasan :
Karena persamaan kedua lebih sederhana, kita bisa mengubahnya menjadi 8-p = q setelah itu kita masukkan ke dalam persamaan yang pertama :

4p + 3q = 18
4p + 3 (8-p) = 18
4p + 24 - 3p = 18
4p - 3p = 18 - 24
p = -6

Setelah kita mendapatkan nilai p = -6 lalu kita masukkan ke dalam persamaan kedua untuk mendapatkan nilai q :

p + q = 8
-6 + q = 8
q = 8 + 6
   = 14


Metode Eliminasi

Metode eliminasi merupakan sebuah cara menyelesaikan persamaan dengan cara menghilangkan salah satu dari variabel yang ada.

Contoh Soal :
Tentukan nilai x dan y dari persamaan berikut dengan menggunakan metode eliminasi :

8x + 3y = 48
3x + y = 17

Pembahasan :
Langkah pertama kita harus mencari nilai variabel x dengan menghilangkan variabel y.  Pada persamaan pertama nilai y adalah 3 sementara pada persamaan kedua nilai y adalah 1. Maka kita kalikan persamaan pertama dengan 1 dan persamaan kedua dengan 3 agar nilai y  bisa dihilangkan, sehingga :

8x + 3 y = 48 X1 -> 8x + 3y = 48
3x + y = 17    X3 -> 9x + 3y = 51 -
                                   -x = -3
karena -x = -3 maka x = 3

Setelah kita mengetahui nilai x, kita bisa mencari nilai y dengan memasukkan nilai x ke dalam salah satu persamaan di atas :

8x + 3y = 48
8 (3) + 3y = 48
24 + 3y = 48
3y = 48 - 24
     = 24
  y = 24 / 3
     = 8

Maka, kita sudah mendapatkan nilai x = 3 dan nilai y = 8
Untuk membuktikannya mari kita masukkan nilai x dan y ke dalam persamaan kedua :

3x + y = 17
3 (x) + 8 = 17
9 + 8 = 17

Ternyata terbukti nilai x dan y tersebut benar.


Demikianlah pembahasan materi mengenai Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Semoga kalian bisa memahami pembahasan materi di atas dan bisa menguasai contoh - contoh soal yang diberikan dengan mudah, sehingga kalian tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel Dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap

Rangkuman Materi Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel Dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap

Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel - Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan materi mengenai Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Materi kali ini akan membahas lebih rinci mengenai persamaan linear satu pariabel ke dalam beberapa contoh soal. Agar kalian bisa lebih memahami materi ini, perhatikan baik - baik pembahasan contoh soal di bawah ini :


Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel

Contoh Soal 1:
Pak Amri memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 meter lebih pendek dari panjangnya. Keliling tanah pak Amri adalah 50 meter. Berapakah ukuran panjang dan lebar tanah Pak Amri?

Penyelesaian :

Diketahui :
Keliling tanah = 50 meter
Misalkan ukuran panjang tanah = x, maka lebar tanah = x - 5
Keliling tanah = Keliling persegi panjang
                   50 = 2 (p + l)
                        = 2 (x + x - 5)
                        = 2 (2x - 5)
                        = 4x - 10
          50 + 10 = 4x
                  60 = 4x
             60 : 4 = x
                  15 = x
Jadi, Panjang tanah = x = 15 meter
Lebar tanah = x - 5 = 15 - 5 = 10 meter



Contoh Soal 2 :
Diketahui jumlah tiga bilangan genap yang berurutan adalah 66. Tentukanlah bilangan yang paling kecil!

Penyelesaian :

Diketahui :
Tiga bilangan genap berjumlah 66
Bilangan genap memiliki pola +2, misalkan bilangan genap yang pertama adalah x, maka bilangan genap kedua dan ketiga berturut - turut adalah x + 2, dan x + 4, sehingga :


bilangan 1 + bilangan 2 + bilangan 3 = 66
                                   x + (x+2) + (x+4) = 66
                                                    3x + 6 = 66
                                                          3x = 60
                                                            x = 20
bilangan genap pertama = x = 20
bilangan genap kedua = x + 2 = 20 + 2 = 22
bilangan genap ketiga = x + 4 = 20 + 4 = 24



Contoh Soal 3 :
Nilai x yang memenuhi persamaan 3x + 5 = 14 adalah ...

Penyelesaiannya :
3x + 5 = 14
3x = 14 - 5
     = 9
  x = 9 : 3
     = 3



Contoh Soal 4 :
Untuk persamaan 4x + y = 12, jika x = -1 maka y adalah ...

Penyelesaian :
4 (-1) + y = 12
     -4 + y = 12
      y = 12 + 4
         = 16



Contoh Soal 5 :
Nilai x yang memenuhi persamaan 5x - 7 = 3x + 5 adalah ...

Penyelesaiannya :
5x - 7 = 3x + 5
5x - 3x = 5 + 7
2x = 12
  x = 6


Demikianlah pembahasan materi mengenai Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel Dalam Kehidupan Sehari-hari. Semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Rumus Cara Mencari Jumlah Tabungan Setelah n Tahun Lengkap

Rangkuman Materi Rumus Cara Mencari Jumlah Tabungan Setelah n Tahun Lengkap

Salah satu jenis soal yang sering muncul ketika ujian nasional adalah mengenai jumlah tabungan setelah n tahun. Soal seperti ini seringkali muncul namun terkadang bentuknya berbeda-beda. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan mengenai langkah - langkah yang bisa kalian lakukan guna menyelesaikan soal tersebut dengan cepat dan akurat. Cara pengerjaan tersebut tentunya disertai dengan contoh - contoh soal untuk mempermudah kalian dalam memahaminya. Perhatikan baik - baik penjelasan berikut ini:


Cara Menyelesaikan Soal Mencari Jumlah Tabungan Setelah n Tahun


Berikut rumus - rumus yang bisa digunakan dalam menyelesaikan soal - soal tentang cara mencari jumlah tabungan selama n tahun :

=> Rumus besarnya bunga tunggal (BT) dalam n tahun

BT = a% x n x M


=>Rumus mencari jumlah tabungan (JT) setelah n tahun

JT = (a% x n x M) + M


Simak baik-baik contoh soal dan pembahasannya di bawah ini :

Contoh Soal 1 :
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menerapkan suku bunga sebesar 8% per tahun. jumlah tabungan Heru setelah menabung selama 2,5 tahun adalah Rp. 7.500.000. Lalu, berapakah jumlah tabungan awal Heru?

Penyelesaian :
Diketahui :
Jumlah tabungan = Rp. 7.500.000
Selama (n) = 2,5 tahun = 5/2 tahun
Suku bunga (a%) = 8%

Ditanyakan : M ?

Jawab :
Jumlah tabungan = (a% x n x M) + M
Rp. 7.500.000 = (8% x (5/2) x M) + M
                        = 20%M + M
                        = 0,2 M + M
                        = 1,2 M
M = Rp. 7.500.000 / 1,2
    = Rp. 6.250.000

Jadi, jumlah tabungan awal Heru adalah Rp. 6.250.000,00


Contoh Soal 2 :
Pak Ridho menabung disebuah bank sebesar Rp. 800.000. Jika bunga yang berlaku pada bank tersebut adalah 15% per tahun. Hitunglah berapa jumlah uang pak Ridho setelah menabung selama 6 bulan ...

Penyelesaian :
Diketahui :
M = RP. 800.000
a% = 15% = 15/100
n = 6 bulan = (6/12) tahun = (1/2) tahun

Ditanya : JT ?

Jawab :
JT = (a% x n x M) + M
    = ((15/100) x (1/2) x 800.000) + 800.000
    = 60.000 + 800.000
    = 860.000

Jadi, jumlah uang pak Ridho setelah menabung selama 6 bulan adalah Rp. 860.000,00
Rangkuman Materi Cara Mudah Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif Lengkap

Rangkuman Materi Cara Mudah Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif Lengkap

Ketika kalian ingin menentukan KPK dari sebuah bilangan, maka kalian harus memahami bagaimana cara mencari kelipatan dari sebuah bilangan positif. Materi ini sangat penting untuk dikuasai karena akan sangat berguna di dalam memahami berbagai materi pelajaran matematika lainnya. Oleh sebab itu materi ini sudah diajarkan sejak sekolah dasar. Kali ini akan menjelaskan kembali materi tersebut, perhatikan baik - baik.

Cara Mudah Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif


Memahami Konsep Cara Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif

Apabila x merupakan anggota himpunan bilangan asli dari (a) = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ... Maka kelipatan dari x merupakan semua hasil perkalian antara x dengan masing - masing anggota himpunan (a). Sebagai contoh, kelipatan dari 5 adalah sebagai berikut :

5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20
5 x 5 = 25
5 x 6 = 30
5 x 7 = 35
5 x 8 = 40
5 x 9 = 45
5 x 10 = 50, dan seterusnya.

Berdasarkan operasi perkalian di atas, kita bisa mengetahui kelipatan dari bilangan asli 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, ...

Operasi perkalian seperti itu biasanya muncul dalam soal - soal seperti yang ada di bawah ini :

Contoh Soal 1:
Tentukanlah semua bilangan kelipatan dari 6 yang kurang dari 40

Jawaban :

6 x 1 = 6
6 x 2 = 12
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24
6 x 5 = 30
6 x 6 = 36

Maka, bilangan kelipatan dari 6 yang kurang dari 40 adalah 6, 12, 18, 24, 30, dan 36.


Contoh Soal 2:
Tentukanlah semua bilangan kelipatan dari 10 yang lebih dari 20 dan kurang dari 80

Jawaban :

10 x 1 = 10
10 x 2 = 20
10 x 3 = 30
10 x 4 = 40
10 x 5 = 50
10 x 6 = 60
10 x 7 = 70

Maka, semua bilangan kelipatan dari 10 yang lebih dari 20 dan kurang dari 80 adalah 30, 40, 50, 60, dan 70.


Contoh Soal 3:
Cari dan tentukanlah seluruh bilangan yang merupakan kelipatan dari 5 dan 7 yang nilainya kurang dari 64!

Jawaban :

Kelipatan dari 5 :
5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20
5 x 5 = 25
5 x 6 = 30
5 x 7 = 35
5 x 8 = 40
5 x 9 = 45
5 x 10 = 50
5 x 11 = 55
5 x 12 = 60

Kelipatan dari 7 :
7 x 1 = 7
7 x 2 = 14
7 x 3 = 21
7 x 4 = 28
7 x 5 = 35
7 x 6 = 42
7 x 7 = 49
7 x 8 = 56
7 x 9 = 63

Sekarang kalian perhatikan dari contoh soal nomor 3 di atas. Perkalian yang diberi warna merah merupakan kelipatan persekutuan dari kedua angka tersebut (5 dan 7) dari situ kita bisa mengetahui bahwa kelipatan persekutuan dari 5 dan 7 adalah 35. Sehingga KPK dari 5 dan 7 adalah 35.

Rangkuman Materi Pengertian Pangkat Kuadrat dan Perpangkatan Bilangan Lengkap

Rangkuman Materi Pengertian Pangkat Kuadrat dan Perpangkatan Bilangan Lengkap

Kuadrat atau lebih sering disebut sebagai pangkat dua adalah sebuah konsep mengalikan sebuah bilangan dengan bilangan itu sendiri. Disaat kalian menduduki bangku SMP/MTs kalian tidak hanya diajarkan mengenai pangkat dua atau kuadrat melainkan kalian juga diajarkan mengenai perpangkatan. Perpangkatan bisa diartikan sebagai sebuah konsep perkalian yang berulang dengan menggunakan bilangan yang sama. Perhatikan baik - baik penjelasan materi di bawah ini :

Pembahasan Materi Pangkat Kuadrat dan Perpangkatan Bilangan


Amatilah perpangkatan berikut ini ;

5   = 5
5= 5 x 5 = 25
5= 5 x 5 x 5 = 125

Berdasarkan hitungan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Untuk sebuah bilangan bulat "m" dengan "n" berupa bilangan bulat positif berlaku rumus :

mn = m x m x ... x m

Di mana perkalian m berulang sebanyak n. Oleh karenanya m bisa disebut sebagai bilangan pokok sementara n disebut sebagai pangkat atau eksponen.

Penjelasan lebih lanjut mengenai perpangkatan, kalian akan mendapatkannya ketika nanti kalian memasuki kelas 9. Pada kelas 9 kalian akan diajarkan materi pelajaran matematika mengenai Pengertian, Operasi, Rumus dan Sifat - Sifat Bilangan Berpangkat.

Agar kalian lebih mengerti tentang materi dan rumus yang telah dijelaskan di atas, di bawah ini ada beberapa contoh soal beserta pembahasannya, perhatikan baik - baik :

Contoh Soal 1 :
Tentukan hasil dari perpangkatan beberapa bilangan berikut ini ;

a. 62
b. (-4)3
c. (-5)4
d. 85

Penyelesaian :

a. 6= 6 x 6 = 36
b. (-4)3 = (-4) x (-4) x (-4) = -64
c. (-5)= (-5) x (-5) x (-5) x (-5) = 625
d. 8= 8 x 8 x 8 x 8 x 8 = 32768


Contoh Soal 2 :
Coba kalian tentukan hasil dari perpangkatan bilangan berikut :

a. 102
b. 123
c. (-9)3
d. (-25)2

Penyelesaian :

a. 10= 10 x 10 = 100
b. 12= 12 x 12 x 12 = 1728
c. (-9)= (-9) x (-9) x (-9) = -729
d. (-25)2 = (-25) x (-25) = 625

Rangkuman Materi Cara Menghitung Rumus Pythagoras Segitiga Lengkap dengan Contoh Soal dan Pembahasan Lengkap

Rangkuman Materi Cara Menghitung Rumus Pythagoras Segitiga Lengkap dengan Contoh Soal dan Pembahasan Lengkap

Rumus pythagoras sangat erat kaitannya dengan sisi - sisi yang ada pada sebuah segitiga siku - siku. Segitiga siku - siku merupakan salah satu jenis segitiga dimana salah satu sisi yang tegak bertemu dengan sisi yang mendatar dan membentuk sebuah sudut yang besarnya 900. Gambar di bawah ini merupakan gambar segitiga siku - siku :

Cara Menghitung Rumus Pythagoras Segitiga Lengkap dengan Contoh Soal dan Pembahasan

Dari gambar segitiga siku - siku di atas, kita bisa melihat bahwa alas a dan b saling tegak lurus. Sisi a dan b tersebutlah yang membentuk sudut 900. Sementara sisi c merupakan sisi miring yang berada tepat dihadapan sudut siku - siku, kembali lagi ke masalah rumus pythagoras. Di bawah ini  akan menjelaskan mengenai rumus pythagoras yang biasa digunakan dalam menentukan panjang salah satu sisi pada segitiga siku - siku :

Penjelasan Rumus Pythagoras Segitiga dan Contoh Soal

Biasanya rumus pythagoras digunakan untuk mengetahui ukuran dari salah satu sisi pada segitiga siku - siku.
Rumusnya adalah ;

Kuadrat sisi miring = Jumlah Kuadrat seluruh sisi siku - siku

Jika disesuaikan dengan gambar segitiga di atas, maka rumusnya bisa dirubah menjadi :

c² = b² + a²

Perhatikan baik - baik penggunaan rumus tersebut dalam proses penyelesaian soal - soal berikut ini :


Contoh Soal Rumus Pythagoras Segitiga

Contoh Soal 1 :
Diketahui Sebuah segitiga memiliki sisi tegak sepanjang 8 cm sementara alasnya berukuran 6 cm. Kedua sisi tersebut membentuk sudut siku - siku. tentukan panjang sudut miring yang berada tepat dihadapan sudut siku - siku tersebut!

Penyelesaian :
Kuadrat sisi miring = Jumlah seluruh sisi siku - siku
sisi mirin = sisi tegak² + alas²
                    = 8² + 6²
                    = 64 cm + 36 cm
                    = 100 cm
Sisi miring  = 100 cm
                    = 10 cm

Jadi, sisi mirirng pada segitiga tersebut adalah 10 cm.


Contoh Soal 2 :
Sebuah segitiga siku - siku memiliki panjang sisi miring sebesar 35 cm, panjang alas dari segitiga tersebut adalah 28 cm. Hitunglah luas dari segitiga tersebut!

Penyelesaian :
Untuk mencari luas segitiga kita harus mengetahui tingginya.
Untuk mencari tinggi pada segitiga tersebut kita gunakan rumus pythagoras :

Sisi miring² = sisi tegak² + alas²

Karena t = sisi tegak
Maka rumusnya berubah menjadi :

t² = sisi miring² - alas²
    = 35² - 28²
    = 1225 - 784
    = 441
t   = 441
    = 21 cm

Setelah mengetahui tinggi dari segitiga tersebut, barulah kita bisa mencari luasnya :

Luas Segitiga = ½ x alas x tinggi
                       = ½ x 28 x 21
                       = ½ x 588
                       = 294 cm²

Satu hal yang perlu kalian ingat adalah rumus pythagoras hanya bisa digunakan pada segitiga siku - siku dan tidak bisa digunakan untuk jenis segitiga yang lain.

Rangkuman Materi Cara Mencari dan Menghitung Rumus Luas Juring Lingkaran Cepat dan Mudah Lengkap

Rangkuman Materi Cara Mencari dan Menghitung Rumus Luas Juring Lingkaran Cepat dan Mudah Lengkap

Dalam artikel Penjelasan Unsur - Unsur Lingkaran telah dijelaskan mengenai juring lingkaran. Namun untuk mengingatkan kembali, saya akan memberikan penjelasan sederhana tentang apa yang dimaksud dengan juring pada lingkaran. Juring merupakan sebuah daerah di dalam lingkaran yang terbentuk oleh dua buah garis jari - jari dan berbatasan dengan garis lengkunt (busur) yang diapit oleh kedua garis jari - jari tersebut.
Di bawah ini merupakan gambar juring lingkaran :

Cara Mencari dan Menghitung Rumus Luas Juring Lingkaran Cepat dan Mudah

Daerah yang berwarna orange pada gambar lingkaran di atas menunjukkan daerah yang disebut sebagai juring lingkaran. Dalam pembahasan materi kali ini, akan menjelaskan rumus - rumus yang bisa digunakan untuk menyelesaikan soal - soal yang berkaitan dengan cara menghitung rumus luas juring pada lingkaran. Perhatikan baik - baik penjelasan di bawah ini :

Cara Mudah Menghitung Rumus Luas Juring Lingkaran

Karena juring merupakan salah satu daerah yang terbentuk di dalam lingkaran dan memiliki sudut tertentu, maka untuk mengetahui luasnya kita harus membandingkan antara luas sudut pada juring tersebut dengan luas sudut keseluruhan dari lingkaran. Seperti kita ketahui bahwa besar sudut pada lingkaran penuh adalah 3600. Sehingga, rumus luas juring bisa dijabarkan menjadi :

Titik AOB pada gambar di atas adalah contoh juring lingkaran. Untuk mengetahui luas dari daerah juring tersebut, kita bisa menggunakan rumus :

Luas Juring = Besar Sudut AOB x Luas Lingkaran
                                   3600

Luas Juring AOB = Besar Sudut AOBπr2
                                           3600

Luas Juring Lingkaran = Besar Sudut Juringπr2
                                                     3600


Silahkan kalian amati penggunaan rumus di atas dalam mengerjakan soal - soal di bawah ini :

Pembahasan Contoh Soal Luas Juring Lingkaran


Contoh Soal 1 :
Sebuah lingkaran memiliki sebuah juring yang besar sudutnya adalah 900, setelah diukur jari - jari pada lingkaran tersebut berukuran 14 cm. Hitunglah luas juring pada lingkaran tersebut!

Penyelesaian :

Luas Juring AOB = Besar Sudut AOBπr2
                                             3600

Luas Juring AOB = 900/3600 x 22/7 x 142
                            = 900/3600 x 22/7 x 196
                            = 1/4 x 616
                            = 154 cm2



Contoh Soal 2 :

Cara Mencari dan Menghitung Rumus Luas Juring Lingkaran Cepat dan Mudah

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa panjang OP adalah 35 cm sementara busur PQ panjangnya 22 cm. Tentukanlah luas juring QOP!

Penyelesaian :

Pertama kita cari keliling dari lingkaran tersebut :
Keliling = 2πr
             = 2 (22/7) x 35 cm
             = 220 cm

Kemudian kita cari luas lingkaran dengan rumus sebagai berikut :

Luas = πr2
         = (22/7) x (35 cm)2
         = 3850 cm2

Dengan perbandingan kita bisa mencari besar sudut QOP :
QOP / 1 lingkaran = panjang PQ / keliling lingkaran
QOP / 360° = 22 cm / 220 cm
QOP = (22cm/220cm) x 360°
           = 0,1 x 360°
           = 3

Kemudian kita bisa mencari luas juringya :

Luas juring QOP / Luas lingkaran = POQ / 1 lingkaran
Luas juring QOP / 3850 cm2 = 3 / 360°
Luas juring QOP = 0,1 x 3850 cm2
                             = 385 cm2

Rangkuman Materi Cara Menghitung Rumus Luas Tembereng Lingkaran Lengkap

Rangkuman Materi Cara Menghitung Rumus Luas Tembereng Lingkaran Lengkap

Dalam artikel sebelumnya telah disinggung sedikit pembahasan mengenai tembereng. Tembereng merupakan salah satu unsur yang ada di dalam lingkaran atau luas daerah yang ada di dalam sebuah lingkaran dan dibatasi oleh tali busur dan busur seperti pada gambar berikut ini :

Cara Menghitung Rumus Luas Tembereng Lingkaran

Dalam gambar tersebut, yang disebut sebagai tembereng yaitu bagian yang berwarna abu - abu. Daerah tersebut dibatasi oleh garis lengkung AB (busur) dan garis lurus AB (tali busur). Lalu, bagaimanakah cara menghitung rumus luas tembereng tersebut?
Perhatikan baik - baik penjelasan di bawah ini!


Cara Menghitung Rumus Luas Tembereng pada Bangun Ruang Lingkaran


Coba kalian amati lagi gambar lingkaran di atas, luas daerah yang berwarna abu - abu bisa diketahui dari luas keseluruhan daerah AOB (juring) dikurangi luas dari segitiga AOB.

Sehingga rumus luas tembereng dapat dijabarkan menjadi :

Luas Tembereng Lingkaran = Luas Juring - Luas Segitiga

Berikut ini pembahasan contoh soal dari penerapan rumus tersebut :

Contoh Soal :
Perhatikan baik - baik gambar lingkaran di bawah ini :\


Jika jarak O ke B adalah 21 cm, maka berapakah luas tembereng AB?

Penyelesaian :

Langkah pertama kita harus menentukan luas juring AOB terlebih dahulu. Sebelum itu, kita harus cari luas keseluruhan lingkarannya dengan menggunakan rumus luas lingkaran :

Luas Lingkaran = πr2
                           = 22/7 x 212
                           = 1386 cm2

Sekarang kita bisa mencari luas juring lingkaran. Sudut dari sebuah lingkaran besarnya 3600. Sedangkan besar sudut juring adalah 900 karena merupakan sudut siku - siku. Kita bisa mengetahui luas juring dengan menggunakan perbandingan berikut :

Luas Juring / 1386 = 90/360
                                = 1/4
Luas Juring             = 1/4 x 1386
                                = 346,5 cm2

Sekarang kita harus mencari luas dari segitiga AOB dengan rumus luas segitiga berikut :

Luas Segitiga = 1/2 x alas x tinggi
                       = 1/2 x 21 x 21
                       = 220,5 cm2

Setelah mengetahui luas juring dan luas segitiga barulah kita mencari luas dari tembereng :

Luas tembereng = Luas Juring - Luas Segitiga
                             = 346,5 cm2 - 220,5 cm2
                             = 126 cm2