Rangkuman Materi Cara Membuat Diagram Histogram Dan Poligon Frekuensi Lengkap

Rangkuman Materi Cara Membuat Diagram Histogram Dan Poligon Frekuensi Lengkap

Diagram Histogram Dan Poligon Frekuensi - Histogram dan poligon merupakan dua grafik yang digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi. Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan materi di bawah ini.

Pengertian Histogram dan Poligon Frekuensi

Histogram merupakan data yang telah disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk diagram kotak yang lebarnya menunjukkan interval kelas, sedangkan batas - batas tepi kotak merupakan tepi bawah dan tepi atas kelas dan tingginya menunjukkan frekuensi kelas tersebut.
Poligon frekuensi merupakan titik - titik tengah sisi atas dari histogram yang dihubungkan satu sama lain oleh ruas - ruas garis.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal di bawah ini :
Diketahui data nilai Ujian Tengah Semester Matematika kelas VI SD Mandiri dari 50 siswa digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Diagram Histogram Dan Poligon Frekuensi
Dari tabel di atas, data dikelompokkan menjadi tujuh interval. Interval yang pertama yaitu 50 - 54 dan frekuensinya adalah 2, artinya siswa yang mendapatkan nilai 50 - 54 sebanyak 2 siswa. Pada interval tersebut, nilai 50 menjadi batas bawah dan nilai 54 menjadi batas atas kelas.
Selain batas atas dan batas bawah, dikenal juga istilah tepi bawah dan tepi atas yang berfungsi sebagai penentu panjang dari kelas interval jika data - data telah disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Berikut cara menentukan tepi atas dan tepi bawah :
Tepi atas = batas atas + 0,5
Tepi bawah = batas bawah - 0,5
Sedangkan selisih dari tepi atas dan tepi bawah merupakan panjang interval. Kita ambil contoh dari interval yang pertama, yaitu 50 - 54 dengan cara di bawah ini :
Tepi atas = 54 + 0,5 = 54,5
Tepi bawah = 50 - 0,5 = 49,5
Panjang interval = 54,5 - 49,5 = 5

Histogram

Dari penjelasan tabel di atas bisa dibentuk sebuah diagram yang disebut sebagai histogram. Histogram batang hampir sama dengan diagram batang hanya pada histogram bentuk batang - batang yang ada saling berhimpitan dan disetiap batang menentukan kelas tertentu yaitu lebar pada batang menunjukkan panjang kelas sementara tinggi batang menunjukkan frekuensinya.
Berikut ini gambar histogram dari penjelasan tabel di atas :

Diagram Histogram Dan Poligon Frekuensi

 Poligon Frekuensi

Selain digambarkan dengan histogram, penjelasan dari data di atas bisa juga digambarkan dengan menggunakan Poligon Frekuensi yaitu dengan menghubungkan titik - titik tengah dari setiap interval secara berurutan. Supaya ujung - ujung poligon frekuensi terlihat tertutup, maka sebelum kelas paling bawah dan setelah kelas paling atas kita tambahkan satu kelas dengan frekuensi nol (0).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar poligon frekuensi di bawah ini :

Diagram Histogram Dan Poligon Frekuensi

Demikianlah penjelasan materi mengenai Diagram Histogram Dan Poligon Frekuensi, Semoga kalian bisa memahami materi ini dengan mudah sehingga bisa membantu kalian dalam menyelesaikan soal - soal.


Kunci Jawaban Ujian Sekolah (US/UN) Matematika Kelas 6 SD/MI 17 Mei 2016 Utama

Kunci Jawaban Ujian Sekolah (US/UN) Matematika Kelas 6 SD/MI 17 Mei 2016 Utama

Kunci Jawaban Soal Ujian Sekolah/Ujian Nasional (US/UN) Asli Utama SD-MI Tujuh Belas Mei 2016 Matematika paket 2 ( kode P2 ) Jawa Tengah yang sudah diujikan pada tanggal 17 Mei 2016 _Siswa kelas 6 Sekolah Dasar/Madrasah sudah mulai lega. pasalnya mereka sudah mengerjakan soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika tahun pelajaran 2015/2016. Selain para siswa, para guru dan orang tua/wali siswa kelas 6 SD/MI juga ikut merasa lega walaupun pengumuman nilai hasil ujian sekolah baru bisa didapatkan secara resmi pada bulan Juni 2016. Mereka sudah cukup lega karena mayoritas siswa peserta US/UN SD 2016 disuruh menyalin hasil jawaban sebelum lembar jawaban ujian dikumpulkan ke pengawas/panitia ujian. Setelah US selesai, para guru (khususnya guru kelas 6)  mayoritas langsung membuat kunci jawaban us/un sebagai dasar untuk mencocokkan hasil pekerjaan siswa, yang selanjutnya guru mengoreksi lembar jawab salinan tersebut.
Kunci Jawaban Ujian Sekolah (US/UN) Matematika Kelas 6 SD/MI 2016 Utama

Dengan demikian, paling tidak para guru dan siswa serta orang tua/wali murid sudah memiliki gambaran dan/atau mengetahui tentang nilai yang diperoleh oleh siswa kelas 6 SD/MI dan seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, biasanya nilai prediksi US dengan nilai resmi tidak meleset, misalnya ada yang meleset ya paling selisih sedikit.

Kunci Jawaban US/UN SD-MI Matematika 17 Mei 2016 Paket 2 Jateng:
  1. C
  2. D
  3. B
  4. D
  5. C
  6. B
  7. A
  8. C
  9. B
  10. C
  11. D
  12. A
  13. A
  14. D
  15. D
  16. A
  17. A
  18. B
  19. C
  20. D
  21. B
  22. C
  23. B
  24. C
  25. C
  26. C
  27. B
  28. B
  29. D
  30. A
  31. C
  32. D
  33. D
  34. A
  35. C
  36. D
  37. C
  38. A
  39. C
  40. D
Demikian tentang Kunci Jawaban Ujian Sekolah (US) atau Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran Matematika Kelas 6 SD/MI 2016 Utama. Semoga arsip kunci jawaban US SD 2016 Matematika ini juga bisa bermanfaat bagi siswa kelas 6 SD/MI 2016-2017-2018. baca juga Cara Mudah Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif
Rangkuman Materi Memahami Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika Lengkap

Rangkuman Materi Memahami Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika Lengkap

Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika -  Segitiga pascal merupakan sebuah aturan geometri yang berisi susunan koefisien binomial yang bentuknya menyerupai segitiga. Manfaat dari segitiga pascal ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan soal perpangkatan dengan cepat, dari segitiga pascal ini kita tidak perlu mengalikan bilangan satu persatu tetapi bisa langsung mengetahui koefisien dari penyelesaian soal perpangkatan.
Perhatikan gambar segitiga pascal berikut ini :
Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika
Lima barisan pertama pada segitiga pascal
Dari gambar segitiga pascal di atas, bisa kita lihat bahwa puncak bagian teratas baris ke - 0 diisi dengan angka 1. Kemudian di bawahnya (baris ke - 1) diisi dengan angka 1 dan 1. Kemudian baris selanjutnya (baris ke - 2) masih diisi dengan angka 1 dan 1 dibagian sisinya kemudian pada bagian dalam diisi dengan hasil dari penjumlahan dua bilangan yang ada di atasnya yaitu 1+1=2.
Untuk baris ke - 3 diisi dengan angka 1 dan 1 pada bagian sisi kemudian bagian tengahnya diisi dengan hasil dari penjumlahan dua bilangan yang ada pada baris ke - 2 yaitu 1+2=3. Kemudian baris keempat (angka 4) dihasilkan dari penjumlahan dua bilangan yang ada di atasnya, yaitu 1+3=4 begitu juga angka 6 dihasilkan dari penjumlahan dua bilangan yang ada di atasnya yaitu 3+3=6, dan seterusnya.

Rumus Segitiga Pascal

Penyederhanaan bentuk  merupakan koefisien dari setiap baris segitiga pascal, yang apabila dijabarkan maka akan terlihat bahwa koefisien yang diperoleh dari bentuk tersebut sama persis dengan bilangan yang ada pada setiap baris segitiga pascal di atas.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bentuk penyederhanaan berikut :

1.  (a + b)1 = a + b → Koefisiennya adalah 1 dan 1
2. (a + b)2 = a2 + 2ab + b2 → Koefisiennya adalah 1, 2, dan 1 
3. (a + b)3 = (a + b) (a2 +2ab + b2)
                   = a3 + 2a2+ ab2 + a2+ 2ab2 + b3
                   = a3 + 3a2b + 3ab2 + b3 → Koefisiennya adalah 1, 3, 3, dan 1

Semua bilangan di atas merupakan koefisien dari expansi pangkat binomial,
Perhatikan contoh berikut :

(x + y)4 = x4 + 4x3+ 6x2y2 + 4xy3 + y4

dari contoh tersebut, pada i = 4 diperoleh koefisien dari expansi pangkat binomial 4 yaitu 1, 4, 6, 4, dan 1 yang merupakan bilangan - bilangan yang mengisi baris ke - 4 pada segitiga pascal.
Perhatikan teorema binomial berikut :
               Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Dari uraian di atas, secara umum bisa disimpulkan bahwa barisan bilangan pada baris i = k dalam segitiga pascal dapat dituliskan menjadi :
 Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Lebih jelasnya, kita ambil contoh dari bilangan ke - 2 dan ke - 3 pada baris ke - 5 dalam segitiga pascal, sehingga :
Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Berdasarkan pola di atas diperoleh rumus baru yang bisa digunakan untuk menentukan bilangan ai,j yang merupakan bilangan pada baris ke - i dan kolom ke - j, seperti di bawah ini :

Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Kemudian, misalkan kita akan mencari bilangan baris ke - 7 tepat pada kolom ke - 6, maka rumusnya :
Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Dari penjabaran rumus di atas, barisan bilangan ke - d dapa dituliskan sebagai berikut :

Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Sebagai pembuktian dari rumus di atas, kita coba mencari diagonal ke - 3 yang memiliki pola n(n + 1) / 2 dalam segitiga pascal dengan d = 3, sehingga :

Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika

Demikianlah penjelasan materi tentang Rumus Segitiga Pascal dalam Matematika, semoga kalian bisa memahami materi ini dengan mudah sehingga bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal. Selamat belajar.
Rangkuman Materi Sifat - sifat Barisan Atau Deret Aritmetika Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Rangkuman Materi Sifat - sifat Barisan Atau Deret Aritmetika Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Sifat - Sifat Barisan - Barisan bilangan merupakan susunan bilangan-bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya, sedangkan bilangan - bilangan yang membentuk suatu barisan biasa disebut dengan suku-suku barisan. Bilangan pertama atau suku pertama dalam barisan tersebut  biasa dilambangkan dengan huruf U1, suku kedua U2, suku ketiga U3, dan seterusnya. Sampai suku ke-n dengan Un (n adalah bilangan asli).
Indeks n menyatakan suku dalam barisan suku ke-n yang di lambangkan dengan Un disebut "suku umum barisan". Pada umumnya suku ke-n atau Un merupakan fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli n.

Contoh barisan bilangan:
1, 2, 3, 4, 5, 6, …………Un.
Rumus umum yang bisa di gunakan untuk mencari suku ke-n atau Un dapat di tentukan dengan cara mengamati pola atau aturan tertentu yang terdapat pada tiga atau empat suku pertama dari barisan tersebut.

Barisan Aritmetika
Barisan aritmetika merupakan barisan yang memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu selisih antara dua suku yang berurutan mempunyai nilai yang tetap (konstan), sedangkan selisih dari dua suku yang berurutan disebut sebagai beda dari barisan aritmetika yang biasa dilambangkan dengan huruf b.

Contoh :
1). Untuk barisan 1, 4, 7, 10,… beda (b) = 10 – 7 = 7 – 4 = 4 – 1 = 3
2). Untuk barisan 6, 4, 2, 0,... beda (b) = 0 – 2 = 2 – 4 = 4 – 6 = -2
Kita hanya perlu mengurangkan antar suku tersebut untuk mengetahui beda dari barisan tersebut.
Sedangkan deret merupakan suku-suku beruntun dari suku-suku suatu barisan, misalkan 1, 3, 5, 7, melalui hubungan sebagai berikut :
Misalkan suatu barisan aritmetika dengan suku pertama a  dan beda b, maka rumus umumnya bisa di tentukan oleh : Un = a + (n – 1) b

Deret juga merupakan jumlah suku - suku suatu barisan yang biasa di sebut dengan penjumlahan beruntun. Misalkan U1, U2, U3,…,Un merupakan suku - suku suatu barisan yang biasa di tuliskan sebagai U1 +  U2 + U3+ …+ Un.
Dalam bentuk penjumlahan beruntun tersebut Un bisa disebut sebagai suku penjumlahan ke - n. Jika n merupakan  bilangan asli berhingga maka deret tersebut dinamakan deret berhingga. Untuk cara penulisan deret yang praktis kita bisa menuliskan tiga buah suku penjumlahan pertama yang  kemudian diikuti dengan tiga buah titik (…), dan diakhiri dengan suku penjumlahan yang terakhir.
Untuk lebih jelas dalam menghitung barisan dan deret aritmetika perhatikan pembahasan contoh soal berikut ini :

Contoh Soal Barisan Aritmetika :
a. Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-5 dari barisan aritmetika 1, 3, 5, 7,…
b. Jika suku pertama dari barisan aritmetika sama dengan 4 dan bedanya adalah 7. Maka carilah suku ke - 10 dan suku ke berapa yang nilainya adalah 100?

Pembahasan :
Cara penyelesaiannya,
a.  Misalkan, a merupakan suku pertama, dan b (beda)
Barisan 1, 3, 5, 7.
Suku pertama   U1 = a = 1, beda "b" (untuk mencari beda kita hanya perlu mengurangkan suku kedua dengan ke satu) = 3 – 1 = 2
Suku ke 5 => U5 = a + 4b
U5 = 1 + 4(2)
U5 = 1 + 8
U5 = 9
Jadi, bisa diketahui  bahwa suku pertamanya 1, beda (b) = 2 dan juga suku kelimanya adalah 9.

b. Yang pertama kita harus mencari suku ke - 10 terlebih dahulu dengan menggunakan rumus :
Un = a + (n -1 ) b
Un = bn + (a - b)
a = 4
b = 7
Sehingga, Un = 4 + (n – 1) 7 = 7n – 5
Suku ke - 10 yaitu U10 = 7(10) – 5
                                       = 65
Jadi, suku ke - 10 nya adalah 65.
Setelah kita mengetahui suku ke - 10 barulah kita mencari suku ke berapa yang nilainya 100.
Un = 7n – 5
7n – 5 = 100
       7n = 105
         n = 105
                 7
         n = 15
Jadi, suku yang bernilai 100 adalah suku yang ke - 15.

Contoh Soal Deret Aritmetika :
a. Hitunglah jumlah 60 suku pertama dari deret - deret aritmetika 2 + 4  + 6 + 8 …
b. Hitunglah jumlah deret aritmetika berikut : 3 + 6 + 9 + … + 90
c. Diketahui suatu deret aritmetika adalah 2 + 6 + 10 + 14 + …. Maka tentukanlah rumus umum suku ke - n, rumus jumlah n suku pertamanya, dan juga hitunglah jumlah 60 suku pertamanya.

Penyelesaian :

a. Untuk mengetahui 60 suku pertama kita bisa menggunakan hubungan :
Sehingga,

         

Dari deret aritmetika 2 + 4 + 6 + 8… dapat diperoleh a = 2 dan b = 2
U60 = a + 58b = 2 + 58(2) = 118
S40  = 30 (a + U40) = 30 (2 + 118) = 3600.
Jadi, jumlah 40 suku pertama deret aritmetika tersebut adalah  S40 = 3600.

b. Untuk menyelesaikan jumlah deret aritmetika dari 3 + 6 + 9…+ 90
Kita bisa menggunakan hubungan Un = a + (n – 1) b
3 + 6 + 9 + …+ 90
a = 3, b = 3, dan un = 90
90 = 3 + (n – 1) 3 ↔ 90 = 3n ↔ n = 30
         = 15 (3 + 90) = 1395
Jadi, jumlah deretnya adalah S30 = 1395.

c. Baris arimetika dari deret adalah 2, 6, 10, 14… yang suku pertamanya a = 2 dan b = 4
Yang pertama kita harus mencari rumus umum suku ke - n.
Dengan rumus umum suku ke - n : Un = a + (n – 1) b
Un = 2 + (n – 1) 4
Un = 4n – 1
Jadi , rumus umumnya adalah Un = 4n – 1.
Untuk mencari jumlah n suku pertama kita gunakan rumus :

Jadi rumus umumnya adalah : 

Setelah itu barulah kita mencari 60 suku pertama :


Itulah penjelasan mengenai  Barisan Atau Deret Aritmetika Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal yang bisa kita gunakan untuk menjumlahkan dan menentukan rumus dari baris dan deret aritmetika itu sendiri semoga bermanfaat.

baca juga :


Rangkuman Materi Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Rangkuman Materi Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar - Operasi aljabar pada bentuk akar merupakan operasi dalam bentuk penjumlahan, pengurangan ,perkalian maupun pembagian dalam bentuk akar yang digunakan untuk menyederhanakan bentuk akar.

Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar

Sifat - sifat dari penjumlahan dan pengurangan bentuk akar yang biasa di gunakan secara umum bisa digambarkan berikut ini :
                                            a√b  + c√b  = (a + c) √b
                                            a√b  - c√b  = (a - c) √b
                                            dengan a, b, c, ∈R dan b ≥ 0

Dari gambar sifat-sifat perhitungan dari bentuk akar diatas kita bisa dengan mudah dalam menyelesaikan operasi hitungan aljabar bentuk akar tersebut dengan menggunakan rumus-rumus diatas.
Berikut contoh soal penjelasan dari konsep di atas :

Hitunglah operasi bentuk akar di bawah ini :
1. 4√2 + 7√2 + 2√2
2. 7√5 - 9√5 - 3√5
3. 6√3 + 9√3 - 2√3

Penyelesaian:
1. 4√2 + 7√2 + 2√2  = (4 + 7 +2)√2
                                  = 13√2
Jadi, penjumlahan dari 4√2 + 7√2 + 2√2  adalah 13√2

2. 7√5 - 9√5 - 3√5  = (7 – 9 – 3)√5
                                = -5√5
Jadi penjumlahan dari 7√5 - 9√5 - 3√5   adalah -5√5

3. 6√3+ 9√3- 2√3 = (6 + 9 -2) √3  = 13√3
Jadi hasil dari penjumlahannya adalah 133

Perkalian dan Pembagian Bentuk Akar

Sifat - sifat dari perkalian dan pembagian dalam bentuk akar bisa dijabarkan seperti berikut :
                                            ab  x cd  = ac bd
                                            dengan a, b, c, d ∈R dan b ≥ 0, d ≥ 0

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal berikut :
a. √5 x √4
b. 7√5 x 9√3

Penyelesaian :
a. √5 x √4 = √(5 x 4) = √20
b. 7√5 x 9√3  = (7x9) x √5 x √3
                       = (7 x 9) x √(5 x 3)
                       = 63 x √15
                       = 63√15
Jadi hasil perkalian bentuk akar dari 7√5 x 9√3 adalah : 63√15.

Sifat pembagian bentuk akar diuraikan sebagai berikut :
                                                                                                a/b  = a/b
                                                                                                dengan a, b ∈R dan a ≥ 0, b ≥ 0
Contoh :
1. 8√10
     4√5
2. 2√4
    6√8

Penyelesaian :
Dalam penyelesaian operasi akar perkalian dan pembagian tidak jauh berbeda dengan mengoperasikan bentuk akar dengan penjumlahan dan juga pengurangan, sehingga :


Jadi hasil pembagian dari 8√10
                                             4√5  adalah : 22


Jadi hasil pembagian dari 2√4
                                            6√8 adalah : 0,3√0,5

Operasi Campuran Bentuk Akar

Prioritas yang paling utama dalam menyelesaikan soal - soal berbentuk bilangan campuran yaitu bilangan yang ada di dalam tanda kurung. Jika tidak ada tanda kurung maka :
1. Pangkat dan akar sama kuat
2. Perkalian dan pembagian sama kuat
3. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat
4. Perkalian dan pembagian lebih kuat dari penjumlahan dan pengurangan

Contoh :
Selesaikanlah pecahan bentuk akar dibawah ini :
a. 2 / (√5 - √3)
b. 6 / (4√4 + √3)

Penyelesaian :
a. Untuk penyelesaian pecahan tersebut kita bisa menggunakan rumus a/(√a + √b), sehingga :
    2 / (√5 - √3) = 2 / (√5 - √3) x 2 / (√5 + √3) / √5 + √3)
                         = (2√5 + 2√3) / (5 - 3)
                         = (2√5 + 2√3) / 2
                         = √5 + √3
Jadi bisa diketahui bahwa hasil pecahan dari 2/(√5 - √3) adalah √5 + √3

b. 6 / (4√4 + √3) = 6 / (4√4 + √3 x 6 (4√4 - √3 / 6 (4√4 - √3
                            = (24√4 - 4√3) / (4-3)
                            = (24√4 - 4√3) /1

Itulah penjelasan dan contoh soal beserta pembahasan tentang Pengoperasian Aljabar Bentuk Akar, yang dijelaskan secara detail, sehingga bisa membantu dalam mengerjakan soal-soal matematika yang biasa kita temukan dalam pelajaran matematika. Semoga apa yang telah saya jelaskan di atas bisa membantu dalam penyelesaian soal-soal aljabar bentuk akar yang lainnya.

Baca Juga:


Rangkuman Materi Urutan Pemusatan Data Mean, Median, Dan Modus Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Rangkuman Materi Urutan Pemusatan Data Mean, Median, Dan Modus Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Urutan Pemusatan Data Mean, Median, Dan Modus - Sebelum mempelajari contoh soal dan pembahasannya terlebih dahulu kita memahami arti dari Urutan pemusatan data, mean, median, dan modus. Berikut uraian penjelasannya.
Urutan Pemusatan Data Mean, Median, Dan Modus

Urutan Pemusatan Data

Urutan pemusatan data merupakan nilai maupun data yang mewakili dari sekelompok data yang biasa disebut dengan rata-rata. Nilai suatu rata-rata biasanya cenderung terletak di tengah-tengah suatu kelompok data yang di susun secara beruntun.

Mean

Mean atau rataan hitung merupakan jumlah keseluruhan data dari sekumpulan data yang ada  yang kemudian dibagi dengan banyaknya data yang ada. Mean dirumuskan seperti berikut :
Keterangan :
                     x = Jumlah data
                     n = Jumlah dari banyaknya data yang ada

Contoh soal 1 :
Diketahui 30 mahasiswa yang mengikuti ujian akhir semester dalam pelajaran matematika, memperoleh nilai masing-masing, Erik mendapat nilai 70, Sasa mendapat nilai 80, bagus mendapat nilai 75, Anindita mendapat nilai 70, Ilyas mendapat nilai 80, Tia mendapat nilai 70, Heru mendapat nilai 70, dan Diana mendapatkan nilai terendah yaitu 60.
Carilah nilai mean, dari sekumpulan data tersebut.

Pnyelesaian:

Nilai Mean : 
Kita gunakan rumus :
 
Dengan x merupakan jumlah data, dan n merupakan jumlah dari banyaknya data yang ada, sehingga :

Mean = 16,5 
Jadi mean dari data tersebut adalah 16,5

Median

Median merupakan nilai tengah dari sekumpulan data yang bisa diketahui dengan mengurutkan nilai -nilai terkecil hingga yang paling besar dari sekumpulan data tersebut. 

Contoh soal untuk mencari median, kita ambil sampel dari data di atas (contoh soal 1):
Dalam mencari median atau nilai tengah kita bisa memulainya dengan mengurutkan data dari yang terkecil hingga yang terbesar.
70, 75, 70, 80, 70, 70, 60 diurutkan menjadi 60 70, 70, 70, 70, 75, dan 80.
Setelah diurutkan maka ambillah nilai yang berada di tengah-tengah sekumpulan dari data tersebut.
Median = 70.
Jadi, median dari data di atas adalah 70.
Namun jika data yang ada berjumlah genap kita perlu mengambil dua nila yang di tengah yang kemudian dibagi 2. 
Misalkan menentukan median dari data : 60, 60 70, 70, 70, 75, 80, 80, 85
Maka mediannya adalah = 70 + 75 : 2 = 72,5

Modus

Modus merupakan nilai yang paling sering muncul pada sekumpulan data. 
Misalkan :
Diketahui data ulangan matematika kelas VIIIA adalah : 70, 70, 80, 75, 80, 75, 85, 85, 80

Penyelesaian :
Angka atau nilai 80 dari data tersebut muncul tiga (3) kali, maka modusnya adalah 80.
Apabila angka / nilai dari suatu data memiliki 2 modus (dua angka yang memiliki frekuensi yang sama), maka data tersebut disebut sebagai bimodus.

Contoh soal 2 :
Diketahui data ulangan dari sekolah dasar mekar sari, yang diikuti oleh 40 orang anak  yang  mendapatkan nilai ulangan masing-masing 60, 65, 60, 70, 75, 75, 80, 75, 80, 70.
Jadi hitunglah nilai dari mean, median, dan juga modus dari data tersebut !

Penyelesaian:
Mean :
Seperti halnya dengan soal yang pertama, soal yang ke dua ini kita juga bisa menggunakan rumus :

Mean = 17,75 

Setelah itu mencari median.pertama kita harus mengurutkan datanya terlebih dahulu
60, 65, 60, 70, 75, 75, 80, 75, 80, 70 menjadi: 60, 60, 65, 70, 70, 75, 75, 75, 80, 80.
Kemudian kita ambil data yang posisinya di tengah-tengah, karena data yang ada berjumlah genap, maka yang kita ambil adalah dua data yang paling tengah yaitu {70 dan 75} kemudian di bagi dua, sehingga : 

Median: 72,5 

Setelah selesai mencari median dan mean selanjutnya kita mencari modus, modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam sekumpulan data, jadi bisa dengan mudah di tentukan nilai modus dari data diatas adalah 75. Karena 75 merupakan nilai yang paling sering muncul dari data tersebut.
Jadi bisa disimpulkan nilai mean adalah 17,75. Median 72.5 dan juga modusnya 75. Dari sekumpulan data : 60, 65, 60, 70, 75, 75, 80, 75, 80, 70. 

Sampai disini dulu penjelasan materi mengenai Urutan Pemusatan Data Mean, Median, Dan Modus Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal. Semoga dari penjelasan dan contoh soal serta penyelesaian tentang pengurutan dari sekumpulan data diatas kalian bisa dengan mudah memahami, dan bisa membantu dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang lainnya, semoga ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Selamat Belajar.

Baca Juga :

Rangkuman Rumus Pada Integral Tigonometri
Materi Matematika Cara Mencari Simetri Putar Bangun Datar
Modus Ponens dan Tollens Logika Matematika
Rangkuman Materi Pengertian dan Jenis - Jenis Pola Bilangan Matematika Lengkap

Rangkuman Materi Pengertian dan Jenis - Jenis Pola Bilangan Matematika Lengkap

Pengertian Pola Bilangan Matematika -  Pola bilangan merupakan suatu susunan dari beberapa angka yang memiliki bentuk teratur atau bisa membentuk suatu pola. Sebagai contoh, perhatikan sebuah dadu yang setiap sisinya memiliki bilangan - bilangan yang digambarkan dalam bentuk bulatan kecil yang menyatakan jumlah masing - masing bilangan di sisi dadu tersebut. Satu bulatan mewakili bilangan 1, dua bulatan mewakili bilangan 2, dan begitu seterusnya hingga bulatan keenam mewakili bilangan 6. Jika diamati, dadu tersebut diurutkan dengan aturan tertentu sehingga bilangan - bilangan yang dinyatakan dengan bentuk bulatan kecil pada sisi dadu tersebut membentuk suatu barisan atau pola. Pola bilangan dalam matematika bermacam - macam jenisnya, untuk mempelajari lebih lanjut tentang pola bilangan perhatikan penjelasan di bawah ini.

Jenis - Jenis Pola Bilangan

1. Pola Bilangan Ganjil
Pola bilangan ganjil merupakan susunan bilangan yang terbentuk dari bilangan - bilangan ganjil.
Bilangan ganjil itu sendiri yaitu bilangan asli yang tidak akan habis dibagi dua atau kelipatan dari 2.
- Yang termasuk bilangan ganjil adalah : 1, 3, 5, 7, 9, ....
- Gambar untuk pola bilangan ganjil :
       Pola Bilangan Ganjil
- Rumus pola bilangan ganjil :
1, 3, 5, 7, 9, ..., n, maka rumus pola bilangan ganjil ke n : Un = 2n - 1

Contoh :
1, 3, 5, 7, 9, ..., ke 15
Tentukan pola bilangan ganjil ke 15 !
Jawab :
Un = 2n - 1
U15 = 2.15 - 1
        = 30 - 1
        = 29

2. Pola Bilangan Genap
Pola Bilangan Genap merupakan susunan yang terbentuk dari bilangan - bilangan genap (bilangan asli yang habis dibagi dua atau kelipatannya).
- Yang merupakan bilangan genap : 2, 4, 6, 8, 10, ....
- Gambar pola bilangan genap :
       Pola Bilangan Genap
- Rumus pola bilangan genap :Un = 2n

Contoh :
2, 4, 6, 8, 10, ..., ke 15
entukan bilangan genap ke 20 !
Jawab :
Un = 2n
U15 = 2 x 15
        = 30

3. Pola Bilangan Segitiga
Pola bilangan segitiga merupakan suatu barisan dari bilangan - bilangan yang membentuk sebuah pola segitiga.
- Pola bilangan segitiga : 1, 3, 6, 10, ....
Bilangan - bilangan itu merupakan hasil dari penjumlahan bilangan cacah berurutan yang dimulai dari 0 :
0 + 1 = 1
0 + 1 + 2 = 3
0 + 1 + 2 + 3 = 6
0 + 1 + 2 + 3 + 4 = 10, dan seterusnya.
- Gambar pola bilangan segitiga :
Pola Bilangan Segitiga
- Rumus pola bilangan segitiga : Un = 1/2 n (n + 1)

Contoh :
Tentukan pola bilangan ke 18 dari barisan bilangan - bilangan 1, 3, 6, 10, 15, 21, 28, 36, ..., ke 18?
Jawab :
Un = 1/2 n (n + 1)
U 18 = 1/2 . 18 (18 + 1)
         = 9 (19)
         = 171

4. Pola Bilangan Persegi
Pola bilangan persegi merupakan suatu barisan bilangan yang membentuk pola persegi.
- Pola bilangan persegi : 1, 4, 9, 16, ....
Bilangan - bilangan tersebut diperoleh dari kuadrat bilangan asli, dimulai dari 1 :
12 = 1
22 = 4
32 = 9
42 = 16, dan seterusnya.
- Gambar pola bilangan persegi :
Pola Bilangan Persegi
- Rumus pola bilangan persegi : Un = n2

Contoh :
Tentukan pola bilangan persegi ke 12 dari bilangan - bilangan 1, 4, 5, 16, ..., ke 12?
Jawab :
Un = n2
U12 = 122 = 144

5. Pola Bilangan Persegi Panjang
Pola bilangan persegi panjang merupakan suatu barisan bilangan - bilangan yang membentuk pola persegi panjang.
- Pola bilangan persegi panjang : 2, 6, 12, 20, ....
Bilangan - bilangan tersebut dihasilkan dari cara berikut :
1 x 2 = 2
2 x 3 = 6
3 x 4 = 12
4 x 5 = 20, dan seterusnya.
- Gambar pola bilangan persegi panjang :
                    Pola Bilangan Persegi Panjang

- Rumus pola bilangan persegi : Un = n . n + 1

Contoh :
dari suatu barisan bilangan 2, 6, 12, 20, 30, ..., ke 17?
Tentukan pola bilangan persegi panjang ke 17 !
Jawab :
Un = n . n + 1
U17 = 17 . 17 + 1
        = 17 . 18
        = 306

6. Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan Fibonacci merupakan suatu bilangan yang setiap sukunya merupakan jumlah dari dua suku di depannya.
- Pola bilangan fibonacci :
1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 56, ....
2, 2, 4, 6, 10, 16, 26, 42, ....

Demikianlah pembahasan materi mengenai Pengertian dan Jenis - Jenis Pola Bilangan MatematikaSemoga kalian bisa memahami dan mempelajari penjelasan dan contoh soal dengan baik.

Baca Juga :

Rangkuman Dan Contoh Soal Matematika SBMPTN
Contoh Soal Dan Pembahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar
Rangkuman Materi Frekuensi Harapan dan Peluang Komplemen Suatu Kejadian Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Rangkuman Materi Frekuensi Harapan dan Peluang Komplemen Suatu Kejadian Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Frekuensi Harapan Suatu Kejadian - Pada artikel sebelumnya admin telah membahas materi mengenai Kisaran Nilai Peluang. Untuk materi kali ini masih seputar peluang yaitu Frekuensi Harapan Suatu Kejadian. Untuk memahami materi ini silahkan pelajari pembahasan dan penjelasan contoh soal di bawah ini.

Pengertian dan Rumus Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan merupakan hasil perkalian antara peluang yang muncul dari suatu kejadian dikalikan dengan banyaknya percobaan yang dilakukan. Sebagai contoh, dalam mengharapkan sebuah hadiah, kita pasti mengharapkan untuk mendapatkan hadiah yang terbanyak. Kata "terbanyak" ini kita pakai untuk menjelaskan atau mengungkapkan "harapan" (frekuensi harapan).

Frekuensi Harapan dan Peluang Komplemen Suatu Kejadian

Rumus Frekuensi Harapan
Keterangan : F= Frekuensi harapan
                     P(K) = Peluang kejadian K
                     n = Banyaknya percobaan

Perhatikan contoh soal di bawah ini :
Sebuah koin dilemparkan sebanyak 10 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya sisi gambar !
Penyelesaian :
Misalkan K merupakan himpunan kejadian munculnya sisi gambar, sehingga
P(K) = 1/2 (angka 2 didapat dari sisi angka dan sisi gambar / dua sisi)
Banyaknya lemparan (n) = 10
       = 1/2 x 10
       = 5
Jadi, frekuensi harapan munculnya sisi gambar adalah 5 kali.

Peluang Komplemen Suatu Kejadian

Peluang komplemen suatu kejadian merupakan peluang suatu kejadian yang berlawanan dengan suatu kejadian yang ada. Misalkan, suatu kejadian A merupakan himpunan dari semua kejadian yang bukan A. Komplemen dari kejadian A ditulis dengan Ac.
Suatu kejadian dan komplemennya selalu berjumlah 1 artinya, suatu kejadian bisa saja terjadi atau tidak akan terjadi, sehingga dapat dirumuskan :
P(A) + P(Ac) = 1
P(Ac) = 1 - P(A)
Ket : P(A) = Peluang kejadian A
         P (Ac) = Komplemen kejadian A

Contoh soal :
1. Andi melemparkan sebuah dadu bermata 6. Hitunglah peluang Andi untuk tidak mendapatkan sisi dadu 3!
Penyelesaian :
P(Ac) = 1 - P(A)
P(3c) = 1 - P(3)
P(3c) = 1 - 3/6
         = 6/6 - 3/6
         = 3/6

2. Dalam pelemparan 3 uang logam sekaligus. Jika sisi uang logam tersebut terdiri dari dua sisi yaitu sisi gambar dan sisi angka, maka paling sedikit peluang munculnya satu sisi gambar adalah ?
Penyelesaian :
Sisi gambar (G), sisi angka (A)
Diketahui banyaknya sisi gambar dan sisi angka yang akan muncul :
{AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}, sehingga n(S) = 8
Peluang sisi yang muncul tanpa gambar yaitu : {AAA} = 3
Peluang satu sisi gambar yang muncul paling sedikit = 1 - 3/8 = 8/8 - 3/8 = 5/8
Jadi, paling sedikit peluang munculnya satu sisi gambar yaitu 5/8

Rangkuman Materi Pengertian Kisaran Nilai Peluang Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Rangkuman Materi Pengertian Kisaran Nilai Peluang Dilengkapi Pembahasan Contoh Soal Lengkap

Pengertian Kisaran Nilai Peluang - Peluang merupakan suatu kejadian yang kemungkinan akan muncul di dalam sebuah ruang sampel. Misalkan dalam sebuah pertandingan sepak bola, sebelum memulai pertandingan wasit akan melemparkan uang logam atau koin untuk menentukan kesebelasan yang akan memperoleh bola pertama. Dari pelemparan koin tersebut, manakah yang memiliki peluang lebih besar untuk muncul, gambar atau angka ? karena koin tersebut hanya memiliki dua sisi, maka peluang yang akan muncul adalah sama antara gambar atau angka.
Kisaran Nilai Peluang
Peluang sering disebut juga dengan nilai kemungkinan. Suatu peluang dapat dinyatakan dengan :
Misalkan A merupakan suatu kejadian yang diinginkan, maka nilai peluang kejadian A tersebut ialah :
Ket : n (A) = banyaknya anggota atau titik sampel kejadian A
         n (S) = banyaknya anggota atau titik sampel pada ruang sampel S

Pengertian Ruang Sampel
Ruang sampel merupakan himpunan dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin muncul dari suatu percobaan. Ruang sampel sering juga disebut dengan ruang contoh.

Contoh soal :
1. Hitunglah peluang munculnya mata dadu dari sebuah dadu bermata 6 yang dilemparkan :
a. Munculnya mata dadu ganjil
b. Munculnya mata dadu genap
c. Munculnya mata dadu lebih dari 2

Penyelesaian :
Diketahui :
Ruang sampel dadu terdapat 6 titik sampel, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 sehingga n (S) = 6
a. Misalkan A merupakan kejadian munculnya mata dadu ganjil, maka A = {1, 3, 5} => n (A) = 3

b. Misalkan B merupakan kejadian munculnya mata dadu genap, maka B = {2, 4, 6} => n (A) = 3

c. Misalkan C merupakan kejadian munculnya mata dadu lebih dari 2, maka C = {3, 4, 5, 6} => n (A) = 4

2. Sebuah botol minuman berisi 15 gulungan kertas kecil. Dari 15 gulungan kertas tersebut 6 gulungan kertas merupakan bilangan ganjil, 7 gulungan kertas merupakan bilangan genap, dan 2 gulungan kertas merupakan bilangan prima. Jika satu gulungan kertas tersebut diambil secara acak dengan pengembalian, tentukan peluang terambilnya gulungan kertas yang berisi :
a. Bilangan ganjil
b. Bilangan genap
c. Bilangan prima

Penyelesaian :
Diketahui :
Ruang sampel terdapat 15 gulungan kertas, sehingga n (S) = 15
a. Bilangan ganjil = 6, sehingga n (A) = 6

b. Bilangan genap = 7, sehingga n (A) = 7

c. Bilangan prima = 2, sehingga n (A) = 2