Showing posts with label Rumus. Show all posts
Showing posts with label Rumus. Show all posts
Rangkuman Materi Pengertian Transpose Matriks, Sifat-sifatnya serta Contoh Soal dan Pembahasan Lengkap

Rangkuman Materi Pengertian Transpose Matriks, Sifat-sifatnya serta Contoh Soal dan Pembahasan Lengkap

Pengertian Transpose Matriks  - Yang dimaksud dengan transpose matriks yaitu ketika pada sebuah matriks dilakukan pertukaran antara dimensi kolom dan barisnya. Definisi lain dari transpose matriks adalah sebuah matriks yang didapatkan dengan cara memindahkan elemen - elemen pada kolom menjadi elemen baris dan sebaliknya. Biasanya sebuah matriks transpose disimbolkan dengan menggunakan lambang tanda petik (A') ataupun dengan hurut T kecil di atas (AT). Perhatikan gambar berikut ini :

Pengertian Transpose Matriks, Sifat-sifatnya serta Contoh Soal dan Pembahasan

Berdasarkan gambar di atas dapat didefinisikan bahwa matriks m x n berubah menjadi m x n. Jika diperhatikan, elemen - elemen yang ada pada baris satu berubah posisi menjadi elemen kolom 1. Elemen pada baris 2 berubah menjadi elemen pada kolom 2, begitu juga dengan elemen pada baris ke-3 berubah posisi menjadi elemen kolom ke-3/ Sekarang perhatikan baik - baik sifat - sifat yang berlaku untuk transpose matriks.


Sifat - Sifat Matriks Transpose


Transpose matriks memiliki beberapa sifat yang menjadi dasar di dalam operasi perhitungan matriks, yaitu :

(A + B)T = AT + BT
(AT)T = A
λ(AT) = (λAT), bila λ suatu scalar
(AB)T = BT AT



Contoh Soal dan Pembahasan Transpose Matriks

Berikut adalah salah satu contoh soal tentang transpose matriks dan pembahasan mengenai cara menjawab dan menyelesaikannya :

Pengertian Transpose Matriks, Sifat-sifatnya serta Contoh Soal dan Pembahasan


Demikianlah pembahasan materi mengenai Pengertian Transpose Matriks, Sifat-sifatnya serta Contoh Soal dan Pembahasan. Semoga kalian bisa memahami penjelasan dan contoh soal yang diberikan dengan mudah sehingga kalian tidak akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini.
Rangkuman Materi Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap Lengkap

Rangkuman Materi Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap Lengkap

Pengertian Matriks - Dalam artikel kali ini akan membahas materi mengenai definisi atau pengertian matriks matematika serta unsur - unsur yang ada di dalamnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan baik - baik pembahasan berikut ini:

Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap



Definisi Matriks dan Jenis - Jenis Matriks Matematika


Dalam matematika, matriks merupakan kumpulan bilangan, simbol atau ekspresi, berbentuk persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom. Bilangan - bilangan yang terdapat di suatu matriks disebut dengan elemen atau anggota matriks.

Selanjutnya, secara umum matriks bisa diartikan sebagai sebuah susunan atau kumpulan dari beberapa bilangan yang disusun berdasarkan kepada baris dan kolom yang bentuknya persegi panjang. Matriks mempunyai ciri khas khusus dimana biasanya bilangan yang menjadi elemen dari sebuah matriks disusun dengan diapit oleh tanda kurung siku [] namun terkadang ada juga elemen matriks yang diapit oleh tanda kurung biasa ().

Ukuran dari sebuah matriks disebut dengan ordo yang menjelasakan jumlah dari kolom dan baris yang ada di dalam matriks tersebut.

Ukuran dari sebuah matriks bisa disimbolkan dengan rumus sebagai berikut :

Amxn

A = Nama Matriks
m = jumlah baris
n = jumlah kolom
mxn = ordo matriks

Contoh :

Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap

Jangan sampai terbalik dalam membaca ordo matriks, ingatlah bahwa ordo matriks merupakan banyaknya baris dikali dengan banyaknya kolom.


Diagonal Utama dan Diagonal Sekunder Pada Matriks


Di dalam materi mengenai matriks juga dikenal dengan istilah diagonal. Terdapat dua jenis diagonal di dalam matriks yaitu diagonal utama dan diagonal sekunder. Diagonal utama merupakan garis miring yang ditarik dari sisi kiri atas matriks menuju sisi kanan bawah matriks. Sementara diagonal sekunder adalah kebalikannya. Seperti bisa dilihat pada gambar di bawah ini :

Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap



Jenis - Jenis Matriks Berdasarkan Banyaknya Baris dan Kolom


Matriks Persegi
Merupakan matriks yang memiliki baris dan kolom yang sama, misalnya 4x4, 2x2, atau 5x5. Sehingga ordonya dialmbangkan n x n.

Matriks Baris
Adalah matriks yang hanya memiliki satu buah baris namun memiliki beberapa kolom. Matriks ini ordonya adalah 1 x n dimana n harus lebih besar dari 1. Contohnya 1 x 2, 1 x 4, 1 x 5, 1 x 6, dan lain sebagainya.

Matriks Kolom
Merupakan kebalikan dari matriks baris. Hanya terdiri dari satu kolom namun memiliki beberapa baris. Ordo dari matriks ini adalah n x 1 dimana n harus lebih besar dari 1. Contohnya adalah 2 x 1, 3 x 1, 4 x 1, 5 x 1, dan lain sebagainya.\

Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap


Matriks Mendatar
Adalah matriks yang mempunyai jumlah kolom yang lebih banyak dibandingkan jumlah barisnya. Contohnya adalah 3 x 5, 4 x 6, dan lain sebagainya.

Matriks Tegak
Merupakan kebalikan dari matriks mendatar dimana jumlah barisnya lebih banyak dibandingkan jumlah kolomnya. Contohnya adalah 6 x 3, 4 x 2, 8 x 5, dan lain sebagainya.

Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap



Jenis Matriks Berdasarkan Pada Pola Elemennya


Matriks Nol
Merupakan matriks dengan ordo m x n dimana seluruh elemennya memiliki nilai nol.

Matriks Diagonal
Merupakan matriks persegi yang elemennya bernilai nol kecuali pada diagonal utamanya.

Matriks Identitas
Adalah matriks yang diagonal utamanya di isi dengan elemen bernilai 1 sementara elemen yang lain nilainya adalah nol.

Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap

Matriks Segitiga Atas
Adalah matriks yang keseluruhan nilai di bawah diagonal utamanya adalah nol.

Matriks Segitiga Bawah
Merupakan kebalikan dari matriks segitiga atas dimana seluruh elemen yang ada di atas diagonal utamanya bernilai nol.

Matriks Simetris
Merupakan sebuah matriks dimana elemen yang ada di atas dan di bawah diagonal utamanya memiliki susunan nilai yang sama.

Matriks Skalar
Merupakan matriks yang memiliki elemen diagonal utama bernilai sama sementara elemen yang lain nilainya adalah nol.

Materi Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap


Demikianlah pembahasan materi mengenai Pengertian dan Jenis-jenis Matriks Matematika Lengkap. Semoga artikel ini bisa memberikan pengetahuan yang baik bagi kalian terutama tentang matriks matematika. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Penjelasan Sifat-sifat Bilangan Pangkat Bulat Positif SMA Kelas X Lengkap

Rangkuman Materi Penjelasan Sifat-sifat Bilangan Pangkat Bulat Positif SMA Kelas X Lengkap

Sifat-sifat Bilangan Pangkat Bulat Positif - Dalam artikel sebelumnya telah menyampaikan materi mengenai Pengertian, Operasi, Rumus dan Sifat-sifat Bilangan Berpangkat. Pembahasan kali ini masih memberikan penjelasan mengenai sifat - sifat dari masing - masing bentuk bilangan berpangkat. Bilangan berpangkat ada beberapa jenis, mulai dari bilangan berpangkat bulat positif, bilangan berpangkat negatif, dan ada juga bilangan berpangkat nol. Artikel ini akan membahas lebih fokus pada bilangan berpangkat bulat positif lalu dilanjutkan dengan sifaf pembagiannya.

Penjelasan Sifat-sifat Bilangan Pangkat Bulat Positif SMA Kelas X

Sifat Perkalian Bilangan Berpangkat Bilangan Bulat Positif


Agar kalian bisa memahami dengan baik, perhatikan operasi hitung berikut ini :

43 x 46 = (4 x 4 x 4) x (4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4)
                = 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4
                = 49

Maka disimpulkan bahwa :

43 x 46 = 43+6

Penjelasan perhitungan di atas sesuai dengan sifat :

am x an = am+n

Dimana a merupakan bilangan rasional, sedangkan m dan n merupakan bilangan bulat positif.

Sifat perkalian di atas akan lebih mudah dimengerti dengan mengamati contoh soal dan pembahasannya berikut ini :

Contoh Soal 1 :
Tentukan hasil perkalian dari bilangan berpangkat di bawah ini dengan menggunakan sifat perkalian bilangan berpangkat bulat positif :
a. 35 x 32
b. (-4)3 x (-4)2
c. 53 x 64
d. 7y2 x y3

Pembahasan :

a. 35 x 32 = 35+2
                 = 37 = 2187

b. (-4)3 x (-4)= (-4)3+2
                        = (-4)5 = -1024

c. Karena bilangan pokoknya berbeda (5 dan 6), kita tidak bisa menyederhanakan perkalian ini dengan sifat perkalian bilangan berpangkat :
53 x 64 = 125 x 1296 = 162000


d.  7y2 x y3 = 7y2+3
                    = 7y5


Sifat Pembagian Bilangan Berpangkat Bilangan Bulat Positif

Sama halnya dengan sifat perkalian, pada sifat pembagian bilangan berpangkat posisitf kita juga harus memperhatikan dan mengamati konsep dasarnya terlebih dahulu :

45/42 = (4 x 4 x 4 x 4 x 4) / (4 x 4)
             = 4 x 4 x 4
             = 43
45/4= 45-2

Maka bisa disimpulkan bahwa :

45/4= 45-2

Konsep perhitungan tersebut sesuai dengan sifat :

am / an = am-n

Dimana a merupakan bilangan rasional yang tidak sama dengan 0 sedangkan m dan n merupakan bilangan bulat positif dengan syarat m lebih besar daripada n.

Berikut penjelasan contoh soal tentang sifat di atas :

Contoh Soal 2 :
Tentukan hasil pembagian dari bilangan berpangkat di bawah ini dengan menggunakan sifat pembagian bilangan berpangkat bulat positif :

a . 28/23
b. -37/-35
c. 3q6/q3

Pembahasan :

a. 28/23 = 28-3
                =25
                = 32

b. -37/-3= -37-5
                   = -32
                 = 9

c. 3q6/q= 3q6-3
                  = 3q3


Demikianlah pembahasan materi mengenai Sifat-sifat Bilangan Pangkat Bulat Positif SMA Kelas X. Semoga kalian bisa memahami penjelasan dan contoh - contoh soal di atas dengan mudah, sehingga kalian tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Lengkap

Rangkuman Materi Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Lengkap

Penjelasan Metode Subtitusi dan Eliminasi - Dalam menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, ada berbagai jenis metode yang bisa digunakan diantaranya adalah metode substitusi dan eliminasi. Agar bisa menyelesaikan persoalan mengenai SPLDV kita harus memahami dengan baik berbagai metode tersebut. Berikut akan memberikan penjelasan mengenai dua metode tersebut.


Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Metode Substitusi dan Eliminasi


Metode Substitusi

Metode substitusi merupakan cara menyelesaikan persamaan dengan memasukkan salah satu persamaan ke dalam persamaan yang lain. Perhatikan baik - baik contoh soal berikut ini :

Contoh Soal :
Tentukan nilai p dan q pada perssamaan berikut dengan menggunakan metode substitusi :

4p + 3q = 18
p + q = 8

Pembahasan :
Karena persamaan kedua lebih sederhana, kita bisa mengubahnya menjadi 8-p = q setelah itu kita masukkan ke dalam persamaan yang pertama :

4p + 3q = 18
4p + 3 (8-p) = 18
4p + 24 - 3p = 18
4p - 3p = 18 - 24
p = -6

Setelah kita mendapatkan nilai p = -6 lalu kita masukkan ke dalam persamaan kedua untuk mendapatkan nilai q :

p + q = 8
-6 + q = 8
q = 8 + 6
   = 14


Metode Eliminasi

Metode eliminasi merupakan sebuah cara menyelesaikan persamaan dengan cara menghilangkan salah satu dari variabel yang ada.

Contoh Soal :
Tentukan nilai x dan y dari persamaan berikut dengan menggunakan metode eliminasi :

8x + 3y = 48
3x + y = 17

Pembahasan :
Langkah pertama kita harus mencari nilai variabel x dengan menghilangkan variabel y.  Pada persamaan pertama nilai y adalah 3 sementara pada persamaan kedua nilai y adalah 1. Maka kita kalikan persamaan pertama dengan 1 dan persamaan kedua dengan 3 agar nilai y  bisa dihilangkan, sehingga :

8x + 3 y = 48 X1 -> 8x + 3y = 48
3x + y = 17    X3 -> 9x + 3y = 51 -
                                   -x = -3
karena -x = -3 maka x = 3

Setelah kita mengetahui nilai x, kita bisa mencari nilai y dengan memasukkan nilai x ke dalam salah satu persamaan di atas :

8x + 3y = 48
8 (3) + 3y = 48
24 + 3y = 48
3y = 48 - 24
     = 24
  y = 24 / 3
     = 8

Maka, kita sudah mendapatkan nilai x = 3 dan nilai y = 8
Untuk membuktikannya mari kita masukkan nilai x dan y ke dalam persamaan kedua :

3x + y = 17
3 (x) + 8 = 17
9 + 8 = 17

Ternyata terbukti nilai x dan y tersebut benar.


Demikianlah pembahasan materi mengenai Penjelasan Metode Substitusi dan Eliminasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Semoga kalian bisa memahami pembahasan materi di atas dan bisa menguasai contoh - contoh soal yang diberikan dengan mudah, sehingga kalian tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel Dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap

Rangkuman Materi Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel Dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap

Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel - Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan materi mengenai Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Materi kali ini akan membahas lebih rinci mengenai persamaan linear satu pariabel ke dalam beberapa contoh soal. Agar kalian bisa lebih memahami materi ini, perhatikan baik - baik pembahasan contoh soal di bawah ini :


Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel

Contoh Soal 1:
Pak Amri memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 meter lebih pendek dari panjangnya. Keliling tanah pak Amri adalah 50 meter. Berapakah ukuran panjang dan lebar tanah Pak Amri?

Penyelesaian :

Diketahui :
Keliling tanah = 50 meter
Misalkan ukuran panjang tanah = x, maka lebar tanah = x - 5
Keliling tanah = Keliling persegi panjang
                   50 = 2 (p + l)
                        = 2 (x + x - 5)
                        = 2 (2x - 5)
                        = 4x - 10
          50 + 10 = 4x
                  60 = 4x
             60 : 4 = x
                  15 = x
Jadi, Panjang tanah = x = 15 meter
Lebar tanah = x - 5 = 15 - 5 = 10 meter



Contoh Soal 2 :
Diketahui jumlah tiga bilangan genap yang berurutan adalah 66. Tentukanlah bilangan yang paling kecil!

Penyelesaian :

Diketahui :
Tiga bilangan genap berjumlah 66
Bilangan genap memiliki pola +2, misalkan bilangan genap yang pertama adalah x, maka bilangan genap kedua dan ketiga berturut - turut adalah x + 2, dan x + 4, sehingga :


bilangan 1 + bilangan 2 + bilangan 3 = 66
                                   x + (x+2) + (x+4) = 66
                                                    3x + 6 = 66
                                                          3x = 60
                                                            x = 20
bilangan genap pertama = x = 20
bilangan genap kedua = x + 2 = 20 + 2 = 22
bilangan genap ketiga = x + 4 = 20 + 4 = 24



Contoh Soal 3 :
Nilai x yang memenuhi persamaan 3x + 5 = 14 adalah ...

Penyelesaiannya :
3x + 5 = 14
3x = 14 - 5
     = 9
  x = 9 : 3
     = 3



Contoh Soal 4 :
Untuk persamaan 4x + y = 12, jika x = -1 maka y adalah ...

Penyelesaian :
4 (-1) + y = 12
     -4 + y = 12
      y = 12 + 4
         = 16



Contoh Soal 5 :
Nilai x yang memenuhi persamaan 5x - 7 = 3x + 5 adalah ...

Penyelesaiannya :
5x - 7 = 3x + 5
5x - 3x = 5 + 7
2x = 12
  x = 6


Demikianlah pembahasan materi mengenai Contoh Soal Persamaan Linear Satu Variabel Dalam Kehidupan Sehari-hari. Semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X Lengkap

Rangkuman Materi Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X Lengkap

Rangkuman Materi Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X Lengkap - Artikel kali ini akan membahas materi tentang ruang dimensi tiga matematika mengenai jarak, sudut, dan volume bangun ruang. Untuk lebih jelasnya perhatikan baik - baik pembahasan berikut ini.
Jarak Garis tegak lurus bidang
Merupakan sebuah garis yang posisinya tegak lurus pada suatu bidang dimana garis tersebut tegak lurus terhadap setiap garis yang ada pada bidang tersebut.

Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X



Jarak titik dan garis
Jarak titik A dengan garis G merupakan panjang ruas dari garis AA' merupakan proyeksi dari A pada G.

Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X



Jarak titik dan bidang
Jarak antara titik A dan bidang merupakan panjang dari ruas garis AA' dimana titik A' adalah proyeksi dari titik A pada bidang.

Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X


Jarak antara dua garis sejajar
Untuk mengetahui jarak antar dua garis sejajar, kita harus menggambar sebuah garis lurus diantara keduanya. Jarak titik potong yang dihasilkan merupakan jarak dari kedua garis itu.

Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X


Jarak garis dan bidang yang sejajar
Untuk menentukan jarak antara garis dan bidang adalah dengan membuat proyeksi garis pada bidang. Jarak antara garis dengan bayangannya adalah jarak garis terhadap bidang.

Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X


Jarak antar titik sudut pada kubus
Jarak antar titik sudut pada kubus bisa diketahui melalui rumus :


diagonal sisi     AC = a2
diagonal ruang CE = a3
ruas garis         EO = a/26


Penting untuk diingat :
Ketika kalian ingin menentukan jarak, hal yang pertama kali harus kalian lakukan adalah membuat garis - garis bantu yang membentuk segitiga. Dengan begitu kalian akan lebih mudah dalam mencari jarak yang ditanyakan di dalam soal.

Sudut

Sudut antara garis dan bidang

Merupakan sudut yang terbentuk antara garis dengan bayangannya apabila garis tersebut diproyeksikan terhadap bidang yang ada di bawahnya.

Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X


Sudut antara dua bidang
Merupakan sudut yang terbentuk oleh dua buah garis lurus yang posisinya tegak lurus dengan garis potong pada bidang α dan β

Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X


Penting untuk diingat:
Ketika kalian ingin menentukan sudut, hal pertama yang harus kalian lakukan adalah menentukan terlebih dahulu titik potong diantara dua objek yang akan dicari sudutnya, setelah itu buatlah garis - garis bantu yang membentuk segitiga.
Volume bangun ruang
Untuk mempelajari materi mengenai volume bangun ruang, kalian bisa mempelajarinya artikel yang berjudul Rumus Matematika SMP Kelas 9 Semester Ganjil.

Demikianlah pembahasan Materi Ruang Dimensi Tiga Matematika SMA Kelas X, semoga kalian bisa memahami apa yang telah dijelaskan di atas, sehingga artikel ini bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal yang berkaitan dengan materi ini. Selamat belajar!
Rangkuman Materi Materi Barisan dan Deret Aritmatika Terlengkap Lengkap

Rangkuman Materi Materi Barisan dan Deret Aritmatika Terlengkap Lengkap

Sebelum memahami pengertian barisan aritmatika kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai pengertian barisan bilangan. Barisan bilangan merupakan sebuah urutan dari bilangan yang dibentuk dengan berdasarkan kepada aturan - aturan tertentu. Sedangkan barisan aritmatika bisa didefinisikan sebagai suatu barisan bilangan yang tiap - tiap pasangan suku yang berurutan mengandung nilai selisih yang sama persisi, contohnya adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, ...

Barisan bilangan tersebut bisa disebut sebagai barisan bilangan aritmatika karena masing - masing suku memiliki selisih yang sama yaitu 2. Nilai selisih yang muncul pada barisan aritmatika biasa dilambangkan dengan menggunkaan huruf b. Setiap bilangan yang membentuk urutan suatu barisan aritmatika disebut suku. Suku ke n dari sebuah barisan aritmatika dapat disimbolkan dengan lambang Un jadi untuk menuliskan suku ke 3 dari sebuah barisan kita bisa menuliskannya menjadi U3. Namun, ada pengecualian khusus untuk suku pertama di dalam sebuah barisan bilangan, suku pertama disimbolkan dengan menggunakan huruf a.

Maka, secara umum suatu barisan aritmatika memiliki bentuk :

U1,U2,U3,U4,U5,...Un-1
a, a+b, a+2b, a+3b, a+4b, ...a+(n-1)b




Cara Menentukan Rumus suku ke-n dari sebuah barisan


Pada barisan aritmatika, mencari rumus suku ke-n menjadi lebih mudah karena memiliki nilai selisih yang sama, sehingga rumusnya adalah :

U2 = a + b
U3 = u2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = u3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = u4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
U6 = u5 + b = (a + 4b) + b = a + 5b
U7 = u6 + b = (a + 5b) + b = a + 6b
.
.
.
U68 = u67 + b = (a + 66b) + b = a + 67b
U87 = u86 + b = (a + 85b) + b = a + 86b

Berdasarkan pola urutan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa rumus ke-n dari sebuah barisan aritmatika adalah :

Un = a + (n-1)b dimana n merupakan bilangan asli



Pengertian Deret Aritmatika

Deretan aritmatika didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari anggota barisan aritmatika yang dihitung secara berurutan. Sebagai contoh kita ambil sebuah barisan aritmatika 8, 12, 16, 20, 24 maka deret aritmatikanya adalah 8 + 12 + 16 + 20 + 24

Untuk menghitung deret aritmatika tersebut masih terbilang mudah karena jumlah sukunya masih sedikit :

8 + 12 + 16 + 20 + 24 = 80

Namun, bayangkan jika deret aritmatika tersebut terdiri dari ratusan suku, tentu akan sulit untuk menghitungnya. Oleh karenanya, kita harus mengetahui rumus untuk menghitung jumlah deret aritmatika. Rumus yang biasa digunakan yaitu :

Sn = (a + Un) x n : 2

Sebelumnya kita sudah mengetahui rumus untuk menghitung Un, maka rumus tersebut bisa dimodifikasi menjadi :

Sn = (a + a +  - 1)b) x n : 2



Sisipan pada Deret Aritmatika

Sisipan pada deret aritmatika bisa diperoleh dengan cara menambahkan deret kecil aritmatika lainnya diantara dua buah suku yang berurutan di dalam sebuah deret aritmatika. Agar kalian bisa memahami, perhatikan baik - baik contoh di bawah ini:

Deret aritmatika awal = 2+8+14+20+26+32
Deret aritmatika setelah diberi sisipan = 2+4+6+8+10+12+14+16+18+20+22+24+26+28+30+32

Nilai selisih pada deret aritmatika yang telah diberi sisipan (b1) bisa diketahui dengan menggunakan rumus :

b1 = b/(k+1)

ket :
b1 = selisih pada deret yang telah diberi sisipan
b = selisih pada deret aritmatika awal
k = banyaknya bilangan yang disisipkan

Sebagai contoh untuk menghitung selisih deret baru pada deret aritmatika yang telah dijelaskan di atas adalah :

Deret awal = 2+8+14+20+26+32
Deret baru = 2+4+6+8+10+12+14+16+18+20+22+24+26+28+30+32

Rumus : b1 = b/(k+1)

Diketahui :
b = 8 - 2 = 6
k = 2

Maka :
b1 = 6/(2+1)
     = 6/3
     = 2

Rangkuman Materi Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12 Lengkap

Rangkuman Materi Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12 Lengkap

Materi ini telah dipelajari pada pelajaran matematika kelas 10 SMA. Pembahasan yang akan disampaikan dalam artikel kali ini akan membahas lebih jauh mengenai fungsi eksponen dan logaritma untuk kelas 12 SMA dengan lebih terperinci agar kalian mampu menggunakan aturan - aturan yang berkaitan dengan fungsi eksponen dan logaritme beserta mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi ini. Sebelum mempelajari materi ini sebaiknya kalian telah memahami dengan baik mengenai konsep eksponen, persamaan kuadrat, penyelesaian persamaan kuadrat, serta tata cara menggambar kurva suatu persamaan kuadrat dan juga trigonometri. Jika kalian sudah memahami keseluruhan konsep tersebut, maka kalian akan lebih mudah dalam memahami pembahasan materi yang akan disampaikan di dalam artikel ini.

Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu untuk menggambar grafik dan mempergunakan sifat - sifat serta fungsi yang ada di dalam eksponen dan logaritma untuk memecahkan masalah. Selain itu kalian juga diharapkan untuk mampu menggunakan sifat - sifat tersebut untuk menyelesaikan pertidaksamaan eksponen. Langsung saja, simak baik - baik pembahasan materi berikut ini ;


Pembahasan Materi Fungsi Eksponen dan Logaritma


Pengertian Fungsi Eksponen
Di dalam materi pelajaran matematika kelas 10 tentu kalian telah mempelajari konsep eksponen bentuk bilangan bulat. Sebelum mempelajari materi tentang eksponen yang ada di dalam artikel ini, maka sebaiknya kalian ingat kembali sifat bilangan berpangkat rasional. Apabila a dan b merupakan bilangan real, p dan q merupakan bilangan rasional maka hubungan yang berlaku adalah sebagai berikut :

Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12

Dalam materi mengenai eksponen untuk kelas 12 akan dibahas lebih mendetail mengenai perpangkatan dimana pangkatnya merupakan suatu fungsi. Bentuk perpangkatan tersebut disebut fungsi eksponen.

Fungsi eksponen mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari - hari sebagai contoh fungsi ini digunakan dalam proses peluruhan radioactive, proses pertumbuhan tanaman, serta konsep perhitungan yang ada di bank dan masih banyak lagi contoh lainnya.


Persamaan Fungsi Eksponen dan penerapannya


Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12

Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12

Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12

Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12

Rumus Matematika Fungsi Eksponen dan Logaritma SMA Kelas 12


Rangkuman Materi Rumus Cara Mencari Jumlah Tabungan Setelah n Tahun Lengkap

Rangkuman Materi Rumus Cara Mencari Jumlah Tabungan Setelah n Tahun Lengkap

Salah satu jenis soal yang sering muncul ketika ujian nasional adalah mengenai jumlah tabungan setelah n tahun. Soal seperti ini seringkali muncul namun terkadang bentuknya berbeda-beda. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan mengenai langkah - langkah yang bisa kalian lakukan guna menyelesaikan soal tersebut dengan cepat dan akurat. Cara pengerjaan tersebut tentunya disertai dengan contoh - contoh soal untuk mempermudah kalian dalam memahaminya. Perhatikan baik - baik penjelasan berikut ini:


Cara Menyelesaikan Soal Mencari Jumlah Tabungan Setelah n Tahun


Berikut rumus - rumus yang bisa digunakan dalam menyelesaikan soal - soal tentang cara mencari jumlah tabungan selama n tahun :

=> Rumus besarnya bunga tunggal (BT) dalam n tahun

BT = a% x n x M


=>Rumus mencari jumlah tabungan (JT) setelah n tahun

JT = (a% x n x M) + M


Simak baik-baik contoh soal dan pembahasannya di bawah ini :

Contoh Soal 1 :
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menerapkan suku bunga sebesar 8% per tahun. jumlah tabungan Heru setelah menabung selama 2,5 tahun adalah Rp. 7.500.000. Lalu, berapakah jumlah tabungan awal Heru?

Penyelesaian :
Diketahui :
Jumlah tabungan = Rp. 7.500.000
Selama (n) = 2,5 tahun = 5/2 tahun
Suku bunga (a%) = 8%

Ditanyakan : M ?

Jawab :
Jumlah tabungan = (a% x n x M) + M
Rp. 7.500.000 = (8% x (5/2) x M) + M
                        = 20%M + M
                        = 0,2 M + M
                        = 1,2 M
M = Rp. 7.500.000 / 1,2
    = Rp. 6.250.000

Jadi, jumlah tabungan awal Heru adalah Rp. 6.250.000,00


Contoh Soal 2 :
Pak Ridho menabung disebuah bank sebesar Rp. 800.000. Jika bunga yang berlaku pada bank tersebut adalah 15% per tahun. Hitunglah berapa jumlah uang pak Ridho setelah menabung selama 6 bulan ...

Penyelesaian :
Diketahui :
M = RP. 800.000
a% = 15% = 15/100
n = 6 bulan = (6/12) tahun = (1/2) tahun

Ditanya : JT ?

Jawab :
JT = (a% x n x M) + M
    = ((15/100) x (1/2) x 800.000) + 800.000
    = 60.000 + 800.000
    = 860.000

Jadi, jumlah uang pak Ridho setelah menabung selama 6 bulan adalah Rp. 860.000,00
Rangkuman Materi Cara Mudah Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif Lengkap

Rangkuman Materi Cara Mudah Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif Lengkap

Ketika kalian ingin menentukan KPK dari sebuah bilangan, maka kalian harus memahami bagaimana cara mencari kelipatan dari sebuah bilangan positif. Materi ini sangat penting untuk dikuasai karena akan sangat berguna di dalam memahami berbagai materi pelajaran matematika lainnya. Oleh sebab itu materi ini sudah diajarkan sejak sekolah dasar. Kali ini akan menjelaskan kembali materi tersebut, perhatikan baik - baik.

Cara Mudah Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif


Memahami Konsep Cara Menentukan Kelipatan Bilangan Bulat Positif

Apabila x merupakan anggota himpunan bilangan asli dari (a) = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ... Maka kelipatan dari x merupakan semua hasil perkalian antara x dengan masing - masing anggota himpunan (a). Sebagai contoh, kelipatan dari 5 adalah sebagai berikut :

5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20
5 x 5 = 25
5 x 6 = 30
5 x 7 = 35
5 x 8 = 40
5 x 9 = 45
5 x 10 = 50, dan seterusnya.

Berdasarkan operasi perkalian di atas, kita bisa mengetahui kelipatan dari bilangan asli 5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, ...

Operasi perkalian seperti itu biasanya muncul dalam soal - soal seperti yang ada di bawah ini :

Contoh Soal 1:
Tentukanlah semua bilangan kelipatan dari 6 yang kurang dari 40

Jawaban :

6 x 1 = 6
6 x 2 = 12
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24
6 x 5 = 30
6 x 6 = 36

Maka, bilangan kelipatan dari 6 yang kurang dari 40 adalah 6, 12, 18, 24, 30, dan 36.


Contoh Soal 2:
Tentukanlah semua bilangan kelipatan dari 10 yang lebih dari 20 dan kurang dari 80

Jawaban :

10 x 1 = 10
10 x 2 = 20
10 x 3 = 30
10 x 4 = 40
10 x 5 = 50
10 x 6 = 60
10 x 7 = 70

Maka, semua bilangan kelipatan dari 10 yang lebih dari 20 dan kurang dari 80 adalah 30, 40, 50, 60, dan 70.


Contoh Soal 3:
Cari dan tentukanlah seluruh bilangan yang merupakan kelipatan dari 5 dan 7 yang nilainya kurang dari 64!

Jawaban :

Kelipatan dari 5 :
5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20
5 x 5 = 25
5 x 6 = 30
5 x 7 = 35
5 x 8 = 40
5 x 9 = 45
5 x 10 = 50
5 x 11 = 55
5 x 12 = 60

Kelipatan dari 7 :
7 x 1 = 7
7 x 2 = 14
7 x 3 = 21
7 x 4 = 28
7 x 5 = 35
7 x 6 = 42
7 x 7 = 49
7 x 8 = 56
7 x 9 = 63

Sekarang kalian perhatikan dari contoh soal nomor 3 di atas. Perkalian yang diberi warna merah merupakan kelipatan persekutuan dari kedua angka tersebut (5 dan 7) dari situ kita bisa mengetahui bahwa kelipatan persekutuan dari 5 dan 7 adalah 35. Sehingga KPK dari 5 dan 7 adalah 35.

Rangkuman Materi Pengertian Pangkat Kuadrat dan Perpangkatan Bilangan Lengkap

Rangkuman Materi Pengertian Pangkat Kuadrat dan Perpangkatan Bilangan Lengkap

Kuadrat atau lebih sering disebut sebagai pangkat dua adalah sebuah konsep mengalikan sebuah bilangan dengan bilangan itu sendiri. Disaat kalian menduduki bangku SMP/MTs kalian tidak hanya diajarkan mengenai pangkat dua atau kuadrat melainkan kalian juga diajarkan mengenai perpangkatan. Perpangkatan bisa diartikan sebagai sebuah konsep perkalian yang berulang dengan menggunakan bilangan yang sama. Perhatikan baik - baik penjelasan materi di bawah ini :

Pembahasan Materi Pangkat Kuadrat dan Perpangkatan Bilangan


Amatilah perpangkatan berikut ini ;

5   = 5
5= 5 x 5 = 25
5= 5 x 5 x 5 = 125

Berdasarkan hitungan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Untuk sebuah bilangan bulat "m" dengan "n" berupa bilangan bulat positif berlaku rumus :

mn = m x m x ... x m

Di mana perkalian m berulang sebanyak n. Oleh karenanya m bisa disebut sebagai bilangan pokok sementara n disebut sebagai pangkat atau eksponen.

Penjelasan lebih lanjut mengenai perpangkatan, kalian akan mendapatkannya ketika nanti kalian memasuki kelas 9. Pada kelas 9 kalian akan diajarkan materi pelajaran matematika mengenai Pengertian, Operasi, Rumus dan Sifat - Sifat Bilangan Berpangkat.

Agar kalian lebih mengerti tentang materi dan rumus yang telah dijelaskan di atas, di bawah ini ada beberapa contoh soal beserta pembahasannya, perhatikan baik - baik :

Contoh Soal 1 :
Tentukan hasil dari perpangkatan beberapa bilangan berikut ini ;

a. 62
b. (-4)3
c. (-5)4
d. 85

Penyelesaian :

a. 6= 6 x 6 = 36
b. (-4)3 = (-4) x (-4) x (-4) = -64
c. (-5)= (-5) x (-5) x (-5) x (-5) = 625
d. 8= 8 x 8 x 8 x 8 x 8 = 32768


Contoh Soal 2 :
Coba kalian tentukan hasil dari perpangkatan bilangan berikut :

a. 102
b. 123
c. (-9)3
d. (-25)2

Penyelesaian :

a. 10= 10 x 10 = 100
b. 12= 12 x 12 x 12 = 1728
c. (-9)= (-9) x (-9) x (-9) = -729
d. (-25)2 = (-25) x (-25) = 625