Rumus Menghitung Volume Kubus dan Balok; Soal Cerita tentang Volume Kubus dan Balok

Rumus Menghitung Volume Kubus dan Balok; Soal Cerita tentang Volume Kubus dan Balok

Rumus Menghitung Volume Kubus dan Balok; Soal Cerita tentang Volume Kubus dan Balok- Balok adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang dan setiap persegi panjang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Kubus adalah bangun ruang yang dibentuk oleh enam persegi berukuran sama yang merupakan sisi-sisi kubus tersebut.

Rumus Menghitung Balok dan Kubus :

1. Rumus menghitung volume balok

V= p x l x t
Volume balok = luas alas x tinggi atau Volume balok = luas persegi panjang x tinggi
Keterangan : p= panjang, l= lebar, dan t = tinggi

Rumus Menghitung Volume Balok

2. Rumus menghitung volume kubus

Rumus Menghitung Volume Kubus

  1. Sebuah akuarium berbentuk balok dengan panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Jika akuarium terisi penuh dengan air, berapakah volume air tersebut?
  2. Reza membeli kardus untuk tempat kado. Kardus itu berbentk persegi dengan luas alas 225 cm persegi. Berapakah panjang sisi alas kardus persegi tersebut?
  3. Dika mengambil pita meteran dan berlari ke kamar mandi. Dia mengukur bak air. Ternyata panjang semua sisi bak air sama yaitu 60 cm. Berapa volume ak air tersebut?
  4. Bak mandi di rumahnya Joni berbentuk kubus dengan rusuk 8 dm. Bak mandi Joni terisi penuh air. Vlumi bak mandi tersebut adalah ... liter
  5. Untuk keperluan olah raga, sebuah SD membuat bak pasir di halaman sekolah. Panjangnya 6 m, lebarnya 2,5 m, dan dalamnya 0.4 m.Bak itu akan diisi penuh dengan pasir. Berapa meter kubik pasir untuk memenuhi bak itu?
Contoh Soal Cerita tentang Skala dan Perbandingan

Contoh Soal Cerita tentang Skala dan Perbandingan

Contoh Soal tentang Skala atau Perbandingan- Untuk persiapan atau memperbanyak latihan  para siswa kelas VI dalam menghadapi Ujian Sekolah, di bawah ini saya arsipkan kumpulan soal matematika tentang skala dan perbandingan:

1. Sebuah menara memiliki tinggi  130 m. Jika menara tersebut digambar dengan skala 1: 500, berapa tinggi menara pada gambar?

2. Luas sebuah lapangan pada denah berskala 1 : 600 adalah 12 cm persegi. Berapakah luas lapangan sebenarnya?

3. Perbandingan keuntungan pak Budi dengan pak Badu adalah 7:4. Jika jumlah keuntungan tersebut Rp. 55.000,00, berapa selisih keuntungan mereka ?

4. Sebuah peta memiliki skala 1: 3.350.000. Jika jarak  dari kota A ke kota B pada peta tersebut digambar 12 cm, berapa jarak antara kota A ke kota B sebenarnya?

5. Perbandingan uang Amir dan Umar yaitu 2 : 3. Jika jumlah uang  mereka Rp. 2.000.000 maka selisih uang mereka adalah ....

6. Kolam ikan pak Slamet berbentuk persegi. Pada denah berskala 1 : 900, kolam tersebut digambarkan luasnya 4 cm persegi. Berapa keliling sebenarnya kolam tersebut?

7. Perbandingan banyak uang Anang dan Unang adalah 5 : 4. Apabila selisih uang mereka Rp. 1.500,00, maka banyak uang Unang adalah ....

8. Panjang sebenarnya sebuah sungai adalah 105 km. Panjang sungai tersebut pada peta 7 cm. Berapa skala peta tersebut?

9. Perbandingan umur Deni dan Dewi adalah 4 : 5. Selisih umur Deni dan Dewi adalah 6 tahun. Berapakah umur masing-masing?

10. Pada suatu peta, kota A dan kota B berjarak 19 cm. Skala peta itu adalah 1 : 2.000.000. Berapa kilometer jarak antara kota A dan kota B sesungguhnya?

11. Diketahui perbandingan banyak bidan dan dokter yaitu 5 : 3. Jika selisih banyak bidan dan dokter 20 orang, maka banyak bidan dan dokter ada ... orang.

12. Joni akan membut denah lapangan sepak bola dengan skala 1 : 2.200. Jika  panjang lapangan sepakbola 110 m, Joni harus menggambar lapangan pada denah dengan panjang…cm.

13. Perbandingan banyak siswa laki-laki dan  perempuan kelas VI 2 : 3. Jika selisih banyak siswa perempuan dan laki-laki 7 orang, maka banyak siswa perempuan ada…anak.

14. Areal PT semen  pada gambar memiliki panjang 6 cm dan lebar 4 cm. Jika skala yang digunakan 1:15.000, maka luas areal PT semen adalah … m²

15. Suatu peternakan mengembangbiakkan sejumlah kambing, kerbau dan sapi. Perbandingan banyak kambing dan kerbau 7 : 4, sedang perbandingan sapi dan kerbau 3:2. Jika  banyak sapi 30 ekor, maka banyak kambing ….

16. Seorang arsitek membuat denah rancangan rumah dengan skala 1 : 80. Jika ukuran rumah pada denah 20 cm x 30 cm, maka ukuran rumah sebenarnya…m x …m.

17. Jumlah mangga dan apel di sebuah keranjang ada 75 buah. Jika perbandingan banyak buah mangga dan apel ada 7:8, maka banyak buah apel ada ….

18. Denah desa Suka Makmur digambarkan dengan skala 1 : 5.000. Sebuah lapangan yang terdapat di desa itu berukuran 100 m x 110 m. Ukuran lapangan tersebut pada denah…cm x … cm

baca juga Materi Matematika Luas Belah Ketupat dan Layang-Layang

Arsip Kisi-Kisi Ujian Sekolah SD Tahun Pelajaran 2014/2015

Arsip Kisi-Kisi Ujian Sekolah SD Tahun Pelajaran 2014/2015

Kisi-kisi Ujian Sekolah Dasar Tahun 2015 masih sama dengan tahun 2014. Untuk kisi-kisi US Matematika ada 11 kompetensi yang terdiri dari 40 indikator yang harus dikuasai oleh Siswa.
Kompetensi yang harus dikuasai oleh Siswa adalah sebagai berikut :
1.1. Memahami konsep dan operasi hitung bilangan bulat serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.( indikator 1-3 ) 1.2. Memahami konsep dan operasi hitung bilangan pecahan serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. ( indikator 4-7 ) 1.3. Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. ( indikator 8-11 ) 1.4. Memahami konsep dan operasi hitung bilangan berpangkat dan penarikan akar pangkat 2 atau 3. ( indikator 12-14 )
2. Memahami konsep ukuran waktu, panjang, berat, luas, debit, volume, dan konsep jarak dan kecepatan serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. ( indikator 15-18 )
3.1. Memahami konsep, sifat dan unsur-unsur bangun datar, serta hubungan antarbangun, dan dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah. ( indikator 19-23 ) 3.2. Memahami konsep luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. ( indikator 24-26 ) 3.3. Memahami konsep volume bangun ruang sederhana dan menggunakannya dalam emecahan masalah. ( indikator 27-29 )
4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. ( indikator 30 )
5.1. Memahami konsep pengumpulan dan penyajian data serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. ( indikator 31-34 ) 5.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data. ( indikator 35-40 )

Adapun indikator pada kisi-kisi US SD 2015 adalah siswa dapat :
  1. Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan cacah;
  2. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan cacah;
  3. Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat;
  4. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan;
  5. Menentukan hasil operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan;
  6. Menyelesaikan soal cerita sederhana yang berkaitan dengan skala atau perbandingan;
  7. Menentukan urutan berbagai bentuk pecahan dari besar ke kecil atau sebaliknya;
  8. Menentukan KPK atau FPB dari dua bilangan dalam bentuk faktorisasinya;
  9. Menentukan FPB atau KPK dari tiga buah bilangan dua angka;
  10. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan KPK;
  11. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB;
  12. Menentukan hasil operasi hitung penjumlahan atau pengurangan bilangan pangkat dua;
  13. Menentukan hasil penarikan akar pangkat tiga dari suatu bilangan pangkat tiga;
  14. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penarikan akar pangkat tiga;
  15. Menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan satuan waktu atau satuan panjang yang disajikan dalam soal cerita sederhana;
  16. Menyelesaikan permasalahanyang berkaitan dengan satuan debit atau satuan volume;
  17. Menentukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan satuan berat atau satuan luas;
  18. Menyeleaikan soal cerita sederhana yang brkaitan dengan jarak, kecepatan, dan waktu;
  19. Menentukan bentuk bangun datar dari beberapa sifat-sifat bangun yang disajikan atau sebaliknya;
  20. Menentukan hasil pencerminan dari gambar suatu bangun datar yang disajikan;
  21. Menentukan unsur-unsur yang ada pada bangun ruang yang disajikan  ( titik sudut, sisi, atau rusuk )
  22. Menentukan satu pasang bangun yang sama dan sebangun dari beberapa gambar yang disajikan;
  23. Menentukan jaring-jaring suatu bangun ruang;
  24. Menghitung luas bangun datar yang disajikan;
  25. Menentukan luas gabungan atau irisan dari dua bangun datar sederhana;
  26. Menentukan luas bagian lingkaran ( misalnya setengah lingkaran );
  27. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan volume kubus atau balok;
  28. Menentukan volume prisma segitiga dari suatu gambar yang ukurannya diketahui;
  29. Menentukan volume tabung dari suatu gambar tabung yang ukurannya diketahui;
  30. Menentukan koordinat salah satu titik;
  31. Menentukan banyak data dari suatu gambar diagram batang yang disajikan ( terbanyak, terendah, selisih );
  32. Menentukan banyak data pada diagram lingkaran yang disajikan ( data dari presentase atau besar sudut tertentu );
  33. Menentukan diagram batang dari data yang disajikan dalam bentuk tabel;
  34. Menentukan salah satu unsur dari data yang disajikan dalam bentuk diagram batang atau lingkaran;
  35. Menentukan nilai rata-rata dari sekumpulan data ( rentang banyak data 6-10 );
  36. Menentukan nilai rata-rata dari data berbentuk tabel ( banyak data kurang dari 20 data );
  37. Menghitung nilai rata-rata dari sajian data berbentuk diagram batang;
  38. Menentukan nilai median dari sekumpulan data tunggal yang disajikan;
  39. Menentukan nilai modus dari data yang disajikan dalam bentuk soal cerita; dan
  40. Menentukan selisih nilai tertinggi dan terendah dari data yang disajikan.
Adapun untuk download Kisi-kisi US SD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA, silakan download kisi-kisi US SD 2015 di link ini baca juga Materi Matematika Luas Bangun Datar Segi Banyak
Soal Cerita yang Berkaitan dengan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Soal Cerita yang Berkaitan dengan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Soal Cerita yang Berkaitan dengan Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan-Setelah saya berbagi Bank Soal tentang Menentukan Hasil Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat, kali ini saya akan berbagi juga tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan dalam bentuk soal cerita. Berikut ini kumpulan soal-soalnya :
  1. Bu Afandi membeli tepung terigu sebanyak 5 2/5 kg. Tepung terigu tersebut dibuat roti sebanyak 3,5 kg. Bu Afandi membeli lagi tepung terigu 3/4 kg untuk persediaan. Persediaan tepung terigu Bu Afandi sekarang ... kg.
  2. Warung Pak Panca  memiliki persediaan minyak tanah 3,5 drum. Dalam waktu 2 hari, minyak tanah tersebut laku berturut-turut 1 1/4 drum dan 2/3 drum. Sisa minyak tanah sebanyak ... drum.
  3. baca juga Materi Matematika Luas dan Keliling Lingkaran
Bank Soal Latihan Ujian Sekolah Kelas 6 SD tentang Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Bank Soal Latihan Ujian Sekolah Kelas 6 SD tentang Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Bank Soal Latihan Ujian Sekolah Kelas 6 SD tentang Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat-Pembaca yang setia, soal ujian sekolah memang sangat banyak variasinya sehingga saya di sini akan mengarsipkan beberapa soal yang saya ambil dari soal ujian tahun sebelumnya maupun soal yang saya buat sendiri dengan mengacu pada kisi-kisi maupun standar kompetensinya.

Di bawah ini adalah kumpulan atau bank soal tentang Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat :
  1. ( -25 x 6 ) + ( -25 ) - 36 = ....
  2. Hasil dari ( - 12 ) + 36 : 9 + 3 adalah ....
  3. Jika 12 x ( -4 ) + 75 : 3 = x, maka nilai x adalah ....
  4. Hasil dari -30 : ( -27 + 17 ) adalah ....
  5. Hasil dari ( 27 : ( - 9) ) + 10 : 5 adalah ....
  6. Hasil dari 21 x 3 - 34 : ( -2 ) adalah ....
  7. Hasil dari 168 : ( -28 ) - 23 + 19 adalah ....
  8. Hasil dari ( 16 - 40 ) : ( -6 ) adalah ....
  9. Hasil dari ( 412 + ( - 13 ) ) : ( 7 x ( - 3 ) )  adalah ....
  10. 1.320 + 120 x ( -9) : 8 = ....
  11. Hasil dari 16 +  ( - 4 ) - 6 x 2 adalah ....
  12. Hasil dari 12 x ( -8 ) + (- 144) : 6 adalah ....
  13. Hasil dari ( -36 ) : ( - 2 ) + 6 x 4 adalah ....
  14. Hasil dari - 18 : ( 48 : 8 ) + ( - 5 ) adalah ....
Daftar Peserta UKA 2013 Kabupaten Garut

Daftar Peserta UKA 2013 Kabupaten Garut

Jika anda merupakan Calon peserta sertifikasi tahun 2013 untuk wilayah kabupaten garut dan sudah diverifikasi di Kemdiknas. maka selanjutnya diadakan Uji Kompetensi Awal (UKA) sebagai salah satu syarat untuk mengikuti PLPG.

Silahkan Cek nama anda pada Alamat Link berikut :

Daftar Tempat dan Peserta UKA tahun 2013 Kabupaten Garut

Bagi anda yang membutuhkan kisi-kisi untuk Uji Kompetensi Awal, anda bisa mendownloadnya pada alamat berikut :

Kisi-Kisi UKA tahun 2013

Semoga bermanfaat...!!!
16 Tenses dalam bahasa inggris

16 Tenses dalam bahasa inggris

TENSES

1. Simple Present Tense
 Although present mean now (sekarang) but matter of in don't be interpreted that the action done at the moment. this tenses is used to express something that have the character of remain to, real truth or habit. Because often concerning occurence of past time, now and will come. This Tense at least having selected time description. English sentences generally must have subject (S) and  Predicate (P). Because that, all tenses formulatived like that.

Formulas of Present Tense:
(positive)             : S + V1 / S + V1 + O
(Negative)           : S + do (es) not + V1
(Interrogative)    : Do (es) + S + V1 ?
If in the sentence have not another verb, so we use verb to be.Affirmative (+)    : S + Be (am, is, are)
Affirmative (-)    : S + Be (am, is, are) + not
Affirmative (?)    : Be (am, is, are) + S

Examples:
(Positive)               :  He drinks milk.
(Negative)             :  He does not drink milk.
(Interrogative)     :  Does he drink milk?
Passive Voice         :  Milk is drunk by him
2. Present Continuous Tense
    This Tense is used to express something really action is doing in this time. sentences in this tense a more regular weared than present tense.
Formulas of Present Continuous Tense:(positive)              : S + Be (am, is are) + V ing (present participle)
(Negative)             : S + Be (am, is are) + not + V ing
(Interrogative)     : Be (am, is, are) + S + V ing ?

Examples:
(Positive)               : He is drinking milk.
(Negative)             : He is not drinking milk.
(Interrogative)     : Is he drinking milk ?
Passive Voice         : Milk is being drunk by him
3. Present Perfect Tense
    This is Tense which was generally assumed most was difficult to comprehended. To overcome this matter is we have to recognize marking of Tense this. Present Perfect Tense Of dot weigh against at "It have or have its" an action "is not at time doing" action. or equally Present Perfect Tense don't make account of when the happening of an action but the haveness of action done. Therefore this Tense have never followed by time description.
 
Formulas of Present Perfect Tense:
(positive)    : S + have (has) + V3 (past participle)
(Negative)    : S + have (has) + not + V3
(Interrogative)    : Have (has) + S + V3?

Examples:
(Positive)               : He has drunk milk.
(Negative)             : He has not drunk milk.
(Interrogative)     : Has he drunk milk ?
Passive Voice         : Milk has been drunk by him
4. Present Perfect Continuous Tense
    If an action started past time but still is doing till now hence us use sentence in the form of Present Perfect Continuous Tense. This Tense is weared if Verb is including Static Nature (bersifat tetap).
Formulas of Present Continuous Tense:(positive)              : S + have (has) + been + Ving
(Negative)             : S + have (has) + not + been + Ving
(Interrogative)     : Have (has) + S + been + Ving ?

Examples:
(Positive)               : He has been drinking milk.
(Negative)             : He has not been drinking milk.
(Interrogative)     : Has he been drinking milk ?
Passive Voice         : Milk has been being by him

PAST TENSE
1. Simple Past Tense
 
   is used to express an old world action that happened. Way past tense form depend on type of second Verb. first way added d or of ed at second verb (regular verb). Second way in generally change the vowel sounds (irregular verb).

Formula of Simple Past Tense:
(Positive)               : S + V2 (preterite)
(Negative)             : S + did not (didn’t) + V1
(Interrogative)     : Did + S + V1 ?

Examples:
(Positive)               : He drank milk.
(Negative)             : He did not drink milk.
(Interrogative)     : Did he drink milk ?
Passive Voice         : Milk was drunk by him
2. Past Continuous Tense
    This Tenses is used to express an action which is happened in past time. and at the same time happened other action. This Tense emphasize is the happening of the action not its have.

Formulas of Past Continuos Tense:

(Positive)               : S + was/were + V ing (present participle)
(Negative)             : S + was/were + not + V ing
(Interrogative)     : was/were + S + V ing?

Examples:
(Positive)               : He was drinking milk.
(Negative)             : He was not drinking milk.
(Interrogative)     : Was he drinking milk ?
Passive Voice         : Milk is being drunk by him
3. Past Perfect Tense
    It is the same with Past Continuos Tense nor selfsupporting as simple sentence but have to provide with Past Tense sentence. this used to express an action which have been done in past time.

Formulas of Past Perfect Tense:
(Positive)               : S + had + V3
(Negative)             : S + had + not + V3
(Interrogative)     : Had + S + V3?

Examples:
(Positive)               : He had drunk milk.
(Negative)             : He had not drunk milk.
(Interrogative)     : Had He drunk milk ?
Passive Voice         : Milk had been drunk by him

4. Past Perfect Continuos Tense
    Present participle of Past this Perfect like action which still take place past time when an other occurence cut.

Formulas of Past Perfect Continuos Tense:
(Positive)               : S + had been + V ing
(Negative)             : S + had not + been + V  ing
(Interrogative)     : Had + S + been + V ing?

Examples:
(Positive)               : He had been drinking.
(Negative)             : He had not been drinking.
(Interrogative)     : Had he been drinking ?
Passive Voice         : Milk had been being drunk by him  

FUTURE TENSE
1. Simple Future Tense
    This Tense is used to express an action to happen in the future.

Formulas of  Simple Future Tense:
(Positive)               : S + shall/will + V1
(Negative)             : S + shall/will + not + V1
(Interrogative)     : Shall/will + S + V1 ?

Examples:
(Positive)               : He will drink milk.
(Negative)             : He will not drink milk.
(Interrogative)     : Will He drink ?
2. Future Continuous Tense
    This Tense is used to express estimated to action underway at the time of selected is future or there is happened other action.

Formulas of  Future Continuous Tense:
(Positive)               : S + shall/will be + V ing
(Negative)             : S + shall/will + not + be + V ing
(Interrogative)     : Shall/will + S + Be + V ing?

Examples:
(Positive)               : He will be drinking milk.
(Negative)             : He will not be drinking milk.
(Interrogative)     : Will he be drinking milk ?
Passive Voice         : Milk will be being drunk by him

3. Future Perfect Tense
    This Tense is used to express an estimated action have been done at the selected time in future or if there are any other action.
Formulas of  Future Perfect Tense:
(Positive)               : S + shall/will have + V3
(Negative)             : S + shall/will + not + have + V3
(Interrogative)     : Shall/will + S + have + V3?

Examples:
(Positive)               : He will have drunk milk.
(Negative)             : He will not have drunk milk.
(Interrogative)     : Will he have drunk milk ?
Passive Voice         : Milk will has drunk by him

4. Future Perfect Continuous Tense
    This Tense is weared to express an estimated action will come in selected future period or if there are any happened other action. This Tense seldom wear.

Formulas of  Future Perfect Tense:
(Positive)               : S + shall/will have been + V ing
(Negative)             : S + shall/will + not + have been + V  ing
(Interrogative)     : Shall/will + S + have been + V ing?

Examples:
(Positive)               : he will have been drinking milk.
(Negative)             : he will not have been drinking milk.
(Interrogative)     : Will he have been drinking milk ?
Passive Voice      : Milk will has being drunk milk
PAST FUTURE TENSE
1. Past Future Tense
    This Tense generally only used in Conditional (Kalimat Pengandaian) or Reported Speech (Kalimat tidak langsung).

Formulas of  Past Future Tense:
(Positive)               : S + will + V1
(Negative)             : S + will not + V1
(Interrogative)     : Will + S + V1?

Examples:
(Positive)               : He will drink milk.
(Negative)             : He will not drink milk.
(Interrogative)     : Will he drink ?
Passive Voice         : Milk  will be drunk by him
2. Past Future Continuous Tense
    This Tense is weared very rare and if there are any, only met in Reported Speech.

Formulas of  Past Future Continuous Tense:
(Positive)               : S + will be + V ing
(Negative)             : S + will not be + V ing
(Interrogative)     : will + S + be + V ing?

Examples:
(Positive)               : He will be drinking milk.
(Negative)             : He will not be drinking milk.
(Interrogative)     : Will he be drinking milk ?
Passive Voice         : Milk would have been drunk by him


3. Past Future Perfect Tense

    This Tense intrinsically only weared in Conditional (kalimat Pengandaian) as main clause for expressing unreal past (lampau tak nyata).

Formulas of  Past Future Perfect Tense:
(Positive)               : S + will  have + V3
(Negative)             : S + will  not + have + V3
(Interrogative)     : will + S + have + V3?

Examples:
(Positive)               : he will have drunk milk.
(Negative)             : he will not have drunk milk.
(Interrogative)     : Will he have drunk milk ?
 4. Past Future Perfect Continuous Tense
    This Tense is used very rare even in Reported Speech even if.
Formulas of  Past Future Perfect Continuous Tense:
(Positive)               : S + will + have + been + V ing
(Negative)             : S + will + have not + been +V ing
(Interrogative)     : will + S + have been + V ing?
Examples:
(Positive)               : he will have been drinking milk
(Negative)             : he will have not been drinking milk
(Interrogative)     : Will he have been drinking ?
Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik

Unsur-unsur Intrinsik Teks Drama

Unsur-unsur intrinsik drama adalah sebagai berikut.
a. Plot atau kerangka cerita, merupakan jalinan cerita atau kerangka dari
awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang
berlawanan. Unsur-unsur plot dijelaskan di bawah ini.
1) Pelukisan awal cerita.
2) Komplikasi atau pertikaian awal.
3) Klimaks atau titik puncak cerita.
4) Resolusi atau penyelesaian.
5) Keputusan.
Plot atau kerangka cerita drama ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Sirkuler, artinya cerita berkisar pada satu peristiwa saja.
2) Linier, artinya cerita bergerak secara berurutan dari A-Z.
3) Episodik, yaitu jalinan cerita itu terpisah, kemudian bertemu pada akhir
cerita.

b. Penokohan atau perwatakan, yaitu orang yang berperan dalam drama.
Perwatakan penokohan dapat dibedakan menjadi berikut ini.
1) Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
2) Antagonis, yaitu tokoh yang menentang cerita.
3) Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun
antagonis.

c. Dialog, yaitu percakapan dalam drama. Dalam drama, dialog harus
memenuhi dua tuntutan berikut ini.
1) Dialog harus menunjang gerak dan laku tokohnya.
2) Dialog dalam pentas harus lebih tajam daripada dialog sehari-hari.

d. Setting/landasan/tempat kejadian cerita biasanya disebut juga latar cerita.
Setting biasanya mencakup hal-hal berikut.
1) Setting tempat berhubungan dengan ruang waktu, misalnya di Jawa
dan tahun berapa.
2) Setting waktu berarti apakah lakon terjadi di waktu siang, sore, atau
malam hari.

e. Tema atau nada dasar cerita merupakan gagasan pokok yang terkandung
dalam drama.

f. Amanat atau pesan pengarang yang hendak disampaikan pengarang
melalui dramanya harus dicari oleh pembaca atau penonton. Amanat
adalah maksud yang terkandung dalam suatu drama.
Macam Usaha dan Energi

Macam Usaha dan Energi

Usaha Dan energi

Bentuk Energi dan Perubahannya
Energi (disebut juga tenaga) adalah kemampuan untuk melakukan usaha.

Bentuk-Bentuk Energi
a) Energi Mekanik
Benda yang bergerak atau memiliki kemampuan untuk bergerak, memiliki energi mekanik. Air terjun yang berada di puncak tebing memiliki energi mekanik yang cukup besar, demikian juga dengan angin.

b) Energi Bunyi
Energi bunyi adalaj energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-partikel udara disekitar sebuah sumber bunyi. Contoh : Ketika radio atau televisi beroperasi, pengeras suara secara nyata menggerakkan udara didepannya. Caranya dengan menyebabkan partikel-partikel udara itu bergetar. Energi dari getaran partikel-partikel udara ini sampai ditelinga, sehingga kamu dapat mendengar.

c) Energi kalor
Energi kalor adalah energi yang dihasilkan oleh gerak internal partikel-partikel dalam suatu zat. Contoh : apabila kedua tanganmu digosok-gosokkan selam beberapa detik maka tanganmu akan terasa panas. Umumnya energi kalor dihasilkan dari gesekan. Energi kalor menyebabkan perubahan suhu dan perubahan wujud.

d) Energi Cahaya
Energi Cahaya adalah energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik

e) Energi Listrik
Energi Listrik adalah energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak melalui kabel.

f) Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan oleh reaksi inti dari bahan radioaktif. Ada dua jenis energi nuklir yaitu energi nuklir fisi dan fusi. Energi nuklir fisi terjadi pada reaktor atom PLTN. Ketika suatu inti berat (misal uranium) membelah (fisi), energi nuklir cukup besar dibebaskan dalam bentuk energi kalor dan energi cahaya. Energi nuklir juga dibebaskan ketika inti-inti ringan (misalnya hidrogen) bertumbukan pada kelajuan tinggi dan bergabung (fusi). Energi matahari dihasilkan dari suatu reaksi niklir fusi dimana inti-inti hidrogen bergabung membentuk inti helium.
Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak. Ada dua macam energi mekanik yaitu ; energi kinetik dan energi potensial.
a. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya. Energi kinetik dirumuskan :
EK = energi kinetik (joule atau J), m = massa (kg), v = kelajuan

b. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya. Energi potensial dapat dirumuskan:
EP = energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g = percepatan gravitasi (m/s2), h = ketinggian benda dari acuan (m).
Konsep Energi dan Perubahannya dalam keseharian
a. Konversi energi
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Contoh
b. Konverter energi
Konverter energi adalah alat atau benda yang melakukan konversi energi. Beberapa konverter energi yaitu:
1. Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi kalor
2. Ayunan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial energi potensial menjadi energi kinetik
3. Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi kalor.
ENERGI
Jika sebuah benda menempuh jarak sejauh S akibat gaya F yang bekerja pada benda tersebut maka dikatakan gaya itu melakukan usaha, dimana arah gaya F harus sejajar dengan arah jarak tempuh S.
USAHA adalah hasil kali (dot product) antara gaya den jarak yang ditempuh.
W = F S = |F| |S| cos q
q = sudut antara F dan arah gerak

Satuan usaha/energi : 1 Nm = 1 Joule = 107 erg
Dimensi usaha energi: 1W] = [El = ML2T-2
Kemampuan untuk melakukan usaha menimbulkan suatu ENERGI (TENAGA).
Energi dan usaha merupakan besaran skalar.
Beberapa jenis energi di antaranya adalah:
  1. ENERGI KINETIK (Ek)

    Ek trans = 1/2 m v2Ek rot = 1/2 I w2

    m = massa
    v = kecepatan
    I = momen inersia
    w = kecepatan sudut

  2. ENERGI POTENSIAL (Ep)

    Ep = m g h

    h = tinggi benda terhadap tanah

  3. ENERGI MEKANIK (EM)EM = Ek + EpNilai EM selalu tetap/sama pada setiap titik di dalam lintasan suatu benda.
Pemecahan soal fisika, khususnya dalam mekanika, pada umumnya didasarkan pada HUKUM KEKEKALAN ENERGI, yaitu energi selalu tetap tetapi bentuknya bisa berubah; artinya jika ada bentuk energi yang hilang harus ada energi bentuk lain yang timbul, yang besarnya sama dengan energi yang hilang tersebut.
Ek + Ep = EM = tetap
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
ENERGI POTENSIAL PEGAS (Ep)
Ep = 1/2 k D x2 = 1/2 Fp Dx
Fp = - k Dx
Dx = regangan pegas
k = konstanta pegas
Fp = gaya pegas
Tanda minus (-) menyatakan bahwa arah gaya Fp berlawanan arah dengan arah regangan x.
2 buah pegas dengan konstanta K1 dan K2 disusun secara seri dan paralel:
seri
paralel

1 = 1 + 1
Ktot K1 K2
Ktot = K1 + K2
Note: Energi potensial tergantung tinggi benda dari permukaan bumi. Bila jarak benda jauh lebih kecil dari jari-jari bumi, maka permukaan bumi sebagai acuan pengukuran. Bila jarak benda jauh lebih besar atau sama dengan jari-jari bumi, make pusat bumi sebagai acuan.
Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial ini berpotensi untuk melakukan usaha dengan cara mengubah ketinggian. Semakin tinggi kedudukan suatu benda dari bidang acuan, semakinbesar pula energy potensial gravitasinya. Usaha untuk mengangkat benda setinggi h adalah
W = Fs = mgh
Dengan demikian, pada ketinggian h benda mamiliki energy potensial gravitasi, yaitu kemampuan untuk melakukan usaha sebesar W = mgh. Jadi, energy potensial gravitasi dapat dirumuskan sebagai
EP = mgh
Dengan,
EP = energy potensial gravitasi (Joule)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda dari bidang acuan (m)
Kekekalan Energi
Bunyi hukum kekekalan energy, Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk energy lain.
Ebensin <!–[if gte msEquation 12]>?<![endif]–> Ekimia <!–[if gte msEquation 12]>?<![endif]–> Egerak
Emekanik = EK +EP
Emekanik = konstan (kekal), selama tidak ada gaya dari luar.
USAHA
Dalam fisika, usaha berkaitan dengan suatu perubahan. Seperti kita ketahui, gaya dapat menghasilkan perubahan. Apabila gaya bekerja pada benda yang diam , benda tersebut bisa berubah posisinya. Sedangkan bila gaya bekerja pada benda yang bergerak, benda tersebut bisa berubah kecepatannya.
Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya adalah hasil kali antara komponen gaya yang segaris dengan perpindahan dengan besarnya perpindahan. Usaha juga bisa didefinisikan sebagai suatu besaran scalar yang di akibatkan oleh gaya yang bekerja sepanjang lintasan.
Misalkan suatu gaya konstan F yang bekerja pada suatu benda menyebabkan benda berpindah sejauh s dan tidak searah dengan arah gaya F, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Komponen gaya yang segaris dengan perpindahan adalah Fx = F cos ?.
W = Fx . s = (F cos ?) . s = Fs cos ?
dengan :
W = Usaha (joule = J)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
? = sudut antara F dan s (derajat atau radian)
HUBUNGAN USAHA DAN ENERGI
Usaha dan Energi Kinetik
Usaha yang dilakukan suatu gaya dapat mengubah energy kinetik benda.
W = ?EK = mvakhir mvawal
Catatan : Benda bergerak pada bidang datar atau ketinggian benda tetap.
Pembuktian rumus di atas:
Jika gaya F selalu tetap, maka percepatan a akan tetap juga, sehingga untuk a yang tetap
W1>2 = ?1 F(s) . ds
= ?1 m dv/dt . ds
= ?1 mdv . ds/dt
= ?1 mv . dv
= ?1 mvdv
= mv2 |12 > menggunakan perhitungan integral
= mv2akhir - mv2awal
GERAK HARMONIK
Gerak harmonic adalah gerak periodic yang memiliki persamaan gerak sebagi fungsi waktu berbentuk sinusoidal. Gerak harmonic sederhana didefinisikan sebagai gerak harmonic yangdipengaruhi oleh gaya yang arahnya selalu menuju ke titik seimbang dan besarnya sebanding dengan simpangannya.
Periode dan Frekuensi
Periode menyatakan waktu yang diperlukan untuk melakukan satu siklus gerak harmonic, sedangkan frekuensi menyatakan jumlah siklus gerak harmonic yang terjadi tiap satuan waktu.
?F = ma
ky = mw2y
k = mw2
mengingat bahwa w = 2?/T, maka
k = m (2?/T)2
T = 2? ?m/k
Karena f = 1/T, maka diperoleh :
F = 1/2? ?k/m
Dari persamaan di atas menyatakan bahwa periode dan frekuensi gerak harmonic pada pegas hanya bergantung pada massa benda dan konstanta gaya pegas.

Konsep Usaha dan Energi
Dalam fisika usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan perpindahan benda yang searah dengan gaya. Dapat dirumuskan :
Satuan usaha dalam SI adalah joule. Satu joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk memindahkan suatu benda searah gaya sejauh satu meter.
Kaitan usaha dan energi yaitu besar usaha yang dilakukan oleh suatu gaya dalam proses apa saja adalah sama dengan besar energi yang dipindahkan.
Usaha oleh Beberapa Gaya
Apabila usaha yang dilakukan oleh orang pertama dan orang kedua untuk memindahkan suatu benda ke kanan sejauh s adalah
W1 = F1 s (*) dan W2 = F2 s (**)
Telah diketahui bahwa resultan dua gaya searah adalah F =F1 + F2, sehingga usaha total yang dilakukan oleh kedua benda tersebut adalah
W = F s, W = (F1 + F2) s
Dengan memasukkan F1 s = W1 (lihat *) dan F2 s =W2 (lihat **), maka diperoleh


W = W1 + W2

Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
Usaha ynag dilakukan oleh resultan gaya-gaya searah dan berlawanan arah, yang menyebabkan benda berpindah sejauh s, sama dengan jumlah usaha oleh tiap-tiap gaya
Konfigurasi Elektron

Konfigurasi Elektron

Konfigurasi Elektron 


Halaman ini menjelaskan bagaimana menuliskan konfigurasi elektron menggunakan notasi s,p dan d.

Konfigurasi elektron dari atom
Hubungan antara orbital dengan tabel periodik


Kita akan melihat bagaimana cara menuliskan konfigurasi elektron sampai pada orbital d. Halaman ini akan menjelaskan konfigurasi berdasarkan tabel periodik sederhana di atas ini dan selanjutnya pengaplikasiannya pada konfigurasi atom yang lebih besar.
Periode Pertama
Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital 1s, kita dapat menuliskannya dengan 1s1 dan helium memiliki dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat dituliskan dengan 1s2

Periode kedua
Sekarang kita masuk ke level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium memenuhi orbital 2s karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki konfigurasi elektron 1s22s1. Berilium memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s22s2.
Sekarang kita mulai mengisi level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki energi yang sama, sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu persatu.
B1s22s22px1
C1s22s22px12py 1
N1s22s22px12py 12pz1
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan elektron tunggal yang sebelumnya menempati orbital.
O1s22s22px22p y12pz1
F1s22s22px22py 22pz1
Ne 1s22s22px22py 22pz2
Kita dapat melihat di sini bahwa semakin banyak jumlah elektron, semakin merepotkan bagi kita untuk menuliskan struktur elektron secara lengkap. Ada dua cara penulisan untuk mengatasi hal ini dan kita harus terbiasa dengan kedua cara ini.
Cara singkat pertama : Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara bertumpuk. Sebagai contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s22s22p5, dan neon sebagai 1s22s22p6.
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam kulit dalam. Jika elektron berada dalam keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar atom), terkadang ditulis dalam cara singkat, terkadang dengan cara penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi elektron dari klor, kita dapat menuliskannya sebagai 1s22s22p63s23px23p y23pz1.
Perhatikan bahwa elektron-elektron pada orbital 2p bertumpuk satu sama lain sementara orbital 3p dituliskan secara penuh. Sesungguhnya elektron-elektron pada orbital 3p terlibat dalam pembentukan ikatan karena berada pada kulit terluar dari atom, sementara elektron-elektron pada 2p terbenam jauh di dalam atom dan hampir bisa dikatakan tidak berperan sama sekali.
Cara singkat kedua : Kita dapat menumpukkan seluruh elektron-elektron terdalam dengan menggunakan, sebagai contoh, simbol [Ne]. Di dalam konteks ini, [Ne] berarti konfigurasi elektron dari atom neon -dengan kata lain 1s22s22px22py22p z2.
Berdasarkan cara di atas kita dapat menuliskan konfigurasi elektron klor dengan [Ne]3s23px23py23pz 1.
Periode ketiga
Mulai dari neon, seluruh orbital tingkat kedua telah dipenuhi elekton, selanjutnya kita harus memulai dari natrium pada periode ketiga. Cara pengisiannya sama dengan periode-periode sebelumnya, kecuali adalah sekarang semuanya berlangsung pada periode ketiga.
Sebagai contoh :


cara singkat
Mg1s22s22p63s2[Ne]3s2
S 1s22s22p63s23px 23py13pz1 [Ne]3s23px23py13p z1
Ar 1s22s22p63s23px 23py23pz2 [Ne]3s23px23py23p z2
Permulaan periode keempat
Sampai saat ini kita belum mengisi orbital tingkat 3 sampai penuh – tingkat 3d belum kita gunakan. Tetapi kalau kita melihat kembali tingkat energi orbital-orbital, kita dapat melihat bahwa setelah 3p energi orbital terendah adalah 4s – oleh karena itu elektron mengisinya terlebih dahulu.
K 1s22s22p63s23p6 4s1
Ca 1s22s22p63s23p6 4s2
Bukti kuat tentang hal ini ialah bahwa elemen seperti natrium ( 1s22s22p63s1 ) dan kalium ( 1s22s22p63s23p64s 1 ) memiliki sifat kimia yang mirip.
Elektron terluar menentukan sifat dari suatu elemen. Sifat keduanya tidak akan mirip bila konfigurasi elektron terluar dari kalium adalah 3d1.
Elemen blok s dan p

Elemen-elemen pada golongan 1 dari tabel periodik memiliki konfigurasi elektron terluar ns1 (dimana n merupakan nomor antara 2 sampai 7). Seluruh elemen pada golongan 2 memiliki konfigurasi elektron terluar ns2. Elemen-elemen di grup 1 dan 2 dideskripsikan sebagai elemen-elemen blok s.
Elemen-elemen dari golongan 3 seterusnya hingga gas mulia memiliki elektron terluar pada orbital p. Oleh karenanya, dideskripsikan dengan elemen-elemen blok p.
Elemen blok d

Perhatikan bahwa orbital 4s memiliki energi lebih rendah dibandingkan dengan orbital 3d sehingga orbital 4s terisi lebih dahulu. Setelah orbital 3d terisi, elektron selanjutnya akan mengisi orbital 4p.
Elemen-elemen pada blok d adalah elemen di mana elektron terakhir dari orbitalnya berada pada orbital d. Periode pertama dari blok d terdiri dari elemen dari skandium hingga seng, yang umumnya kita sebut dengan elemen transisi atau logam transisi. Istilah “elemen transisi” dan “elemen blok d” sebenarnya tidaklah memiliki arti yang sama, tetapi dalam perihal ini tidaklah menjadi suatu masalah.
Elektron d hampir selalu dideskripsikan sebagai, sebagai contoh, d5 atau d8 – dan bukan ditulis dalam orbital yang terpisah-pisah. Perhatikan bahwa ada 5 orbital d, dan elektron akan menempati orbital sendiri sejauh ia mungkin. Setelah 5 elektron menempati orbital sendiri-sendiri barulah elektron selanjutnya berpasangan.
d5 berarti
d8 berarti
Perhatikan bentuk pengisian orbital pada level 3, terutama pada pengisian atom 3d setelah 4s.
Sc 1s22s22p63s23p6 3d14s2
Ti 1s22s22p63s23p6 3d24s2
V 1s22s22p63s23p6 3d34s2
Cr 1s22s22p63s23p6 3d54s1
Perhatikan bahwa kromium tidak mengikuti keteraturan yang berlaku. Pada kromium elektron-elektron pada orbital 3d dan 4s ditempati oleh satu elektron. Memang, mudah untuk diingat jikalau keteraturan ini tidak berantakan – tapi sayangnya tidak !
Mn1s22s22p63s23p6 3d54s2(kembali ke keteraturan semula)
Fe1s22s22p63s23p6 3d64s2
Co1s22s22p63s23p6 3d74s2
Ni1s22s22p63s23p6 3d84s2
Cu1s22s22p63s23p6 3d104s1 (perhatikan!)
Zn1s22s22p63s23p6 3d104s2

Pada elemen seng proses pengisian orbital d selesai.
Pengisian sisa periode 4
Orbital selanjutnya adalah 4p, yang pengisiannya sama seperti 2p atau 3p. Kita sekarang kembali ke elemen dari galium hingga kripton. Sebagai contoh, Brom, memilki konfigurasi elektron 1s22s22p63s23p63d104s 24px24py24pz1.

Rangkuman
Menuliskan konfigurasi elektron dari hidrogen sampai kripton
  • Gunakan tabel periodik untuk mendapatkan nomor atom yang berarti banyaknya jumlah elektron.
  • Isilah orbital-orbital dengan urutan 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p sampai elektron-elektron selesai terisi. Cermatilah keteraturan pada orbital 3d ! Isilah orbital p dan d dengan elektron tunggal sebisa mungkin sebelum berpasangan.
  • Ingat bahwa kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron yang tidak sesuai dengan keteraturan.
Menuliskan struktur elektron elemen-elemen “besar” pada blok s dan p
Pertama kita berusaha untuk mengetahui jumlah elektron terluar. Jumlah elektron terluar sama dengan nomor golongan. Sebagai contoh, seluruh elemen pada golongan 3 memiliki 3 elektron pada level terluar. Lalu masukkan elektron-elektron tersebut ke orbital s dan p. Pada level orbital ke berapa ? Hitunglah periode pada tabel periodik.
Sebagai contoh, Yodium berada pada golongan 7 dan oleh karenanya memiliki 7 elektron terluar. Yodium berada pada periode 5 dan oleh karenanya elekton mengisi pada orbital 5s dan 5p. Jadi, Yodium memiliki konfigurasi elektron terluar 5s25px25py25pz 1.
Bagaimana dengan konfigurasi elektron di dalamnya ? Level 1, 2, dan 3 telah terlebih dahulu terisi penuh, dan sisanya tinggal 4s, 4p, dan 4d. Sehingga konfigurasi seluruhnya adalah : 1s22s22p63s23p63d104s 24p64d105s25px25p y25pz1.
Jikalau kita telah menyelesaikannya, hitunglah kembali jumlah seluruh elektron yang ada apakah sama dengan nomor atom.
Contoh yang kedua, Barium , berada pada golongan 2 dan memiliki 2 elektron terluar. Barium berada pada periode keenam. Oleh karenanya, Barium memilki konfigurasi elektron terluar 6s2.
Konfigurasi keseluruhannya adalah : 1s22s22p63s23p63d104s 24p64d105s25p66s2.
Kita mungkin akan terjebak untuk mengisi orbital 5d10 tetapi ingatlah bahwa orbital d selalu diisi setelah orbital s pada level selanjutnya terisi. Sehingga orbital 5d diisi setelah 6s dan 3d diisi setelah 4s.