Showing posts with label Intermezzo. Show all posts
Showing posts with label Intermezzo. Show all posts
5 Cerita Pendek Lucu Dan Dijamin Ngakak Habis

5 Cerita Pendek Lucu Dan Dijamin Ngakak Habis

Salam matematika. Matematika mudah dan menyenangkan. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita lucu dengan sobat. Sebelum saya bercerita ada beberapa syarat yang harus sobat ikuti :
1. Dilarang keras tidak tertawa ketika selesai membaca cerita ini. Karena ada pepatah mematahkan hargai lah orang yang telah berjuang untuk membuatmu bahagia. Anda tertawa kamipun senang.

2. Coba lah untuk tetap tenang ketika tertawa. Jauhkan barang-barang berbahaya seperti pisau dan piring dari sekitar anda. Untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan

3. Dilarang mengcopy / menshare cerita tanpa izin.

4. Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang.

Nah, ini dia cerita lucu yang akan saya berikan kepada sobat semuanya.

Intermezzo
Berikut 5 cerita pendek lucu yang menggugah hati :

1. Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku "Setahun Bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit."

Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,” bentak polisi.

“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .


“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

2. Ayam Goblok Atau Siapa?

Pada suatu hari, ada seorang kaya yang ingin mengadakan hajatan untuk putranya. Untuk keperluan itu ia datang ke seorang bandar ayam dan memesan 100 ekor ayam.

Orang kaya: "Saya ingin memesan 100 ekor ayam untuk besok. Ini alamat saya (seraya memberikan kartu namanya)."
Bandar ayam: "Baik tuan, akan saya suruh anak buah saya untuk mengantarkan ke rumah tuan."

Sepulangnya orang kaya tadi, si bandar ayam langsung memanggil seorang anak buahnya yang biasa dipanggil Mamang.
Bandar ayam: "Mang, tolong antarkan 100 ekor ayam besok ke alamat ini (sambil memberikan kartu nama si pedagang kaya)."
Mamang: "Nganterin ayam-ayam? Beres Tuan !"

Besoknya dengan mengendarai sepeda motor si Mamang pergi mengantarkan 100 ekor ayam tersebut. 50 ekor diletakkan di sebelah kanan dan sisanya 50 ekor lagi diletakkan di sebelah
kiri. Akan tetapi malangnya, di tengah perjalanan dia terjatuh dari sepeda motornya..., ayam-ayam yang dia bawa langsung lepas dan pada lari berhamburan. Orang-orang ramai berdatangan untuk mengetahui keadaan si Joni. Tetapi si Joni malah tertawa terbahak-bahak.

Seseorang di antara orang-orang yang datang bertanya, mungkin ia merasa khawatir karena melihat si Joni yang tertawa-tawa...
Orang yg datang: "Mang.., Mang nggak apa-apa kan... ? Kepalanya nggak sakit kan?"
Mamang: "Ha... ha... ha... !"
Orang yang datang: "Mang, kenapa Mang?"
Mamang: "Ha... ha... ha..., dasar ayam-ayam goblok, mau kemana elu pada? (sambil menunjuk ke arah ayam-ayam yang berlarian) alamatnya kan ada di gue... Hua.. ha.. ha.. ha.....".

3. Orang Indonesia Paling Hebat

Ada 3 orang tengah terdiam menikmati kehangatan sauna, yaitu orang Amerika, Jepang, dan Indonesia. Keheningan di dalam ruangan sauna mendadak pecah oleh bunyi, ..bip, ...bip, .... bip... 
Orang Amerika membuka telapak tangan kirinya, dan membaca tulisan yang tertulis di telapak tangannya itu. Dua rekannya se-sauna dengan kagum melihat tulisan yang muncul di telapak tangan orang Amerika tersebut.

"Oh, telapak tangan saya telah ditanamkan chips. Saya dapat langsung menerima pesan SMS tanpa alat. SMS-nya langung tampil ditelapak tangan saya,..." ujar si Amerika ketika melihat kedua rekannya bengong.

Sesaat kemudian terdengar dering telepon, orang Jepang mengangkat tangan kanannya, jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima telepon dulu, tangan saya sudah berisi chips, saya dapat menerima dan berbicara melalui 2 jari saya tanpa menggunakan HP" kata si Jepang.

Melihat semua itu, orang Indonesia mulai gugup. "Apa yang bisa saya tunjukkan untuk mengalahkan orang orang ini?" pikirnya. Karena stress, keinginannya untuk buang air besar tidak tertahankan lagi.
Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang sauna, tetapi karena tidak biasa membasuh bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas toilet menempel, berjuntai di belahan bokongnya.

Dengan keheranan orang Jepang dan orang Amerika menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tersebut dan berkata, "Kertas apa itu yang tergantung dibokong Anda...?"

"Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab orang Indonesia dengan kalem.
"Ooohhhhh...!" seru mereka berdua kagum.

4. Menyelam Tanpa Alat

Suatu hari seorang penyelam sedang melihat-lihat terumbu karang pada kedalaman 8 meter. Tiba -tiba ia melihat seseorang beada disampingnya. Ia terkejut karena orang tersebut nggak memakai peralatan selam. Penyelam lalu turun lagi sampai ke kedalaman 15 meter. Ia terkejut melihat orang yang tadi di sebelahnya menyusulnya.

Penyelam turun lagi, sampe 25 meter... Eh... orang yang tadi turut ngikutin sampe di 25 meter. Si penyelam makin heran, dan ia mendekati orang tersebut sambil memberikan white board dengan pensil 2 B-nya dengan tulisan:

"Hebat bener kamu... gimana caranya sampe ke kedalaman begini tanpa memakai alat selam?"
Orang itu mengambil white boardnya dan menulis:
"Gua tenggelam, Goblok!"

5. Uang Untuk Pengangguran
Seorang wanita sedang mengobrol dengan temannya.
"Bukan main senangnya hatiku karena bisa berbuat baik pagi ini. Ketika hendak berangkat ke pasar tadi, aku memberikan uang 500.000 rupiah kepada seorang pengangguran."

"Uang lima ratus ribu rupiaaahhh..?! Untuk seorang pengangguran?!" temannya berkata heran, "Lalu apakah jika suamimu tahu, dia tidak marah???" tanya temannya.

"Tidak, justeru ia senang sekali," Ia malah mengatakan, "Terimakasih!"
Kedudukan Dan Peranan Wanita Dalam Adat MinangKabau

Kedudukan Dan Peranan Wanita Dalam Adat MinangKabau

Rogers, 1978 menyatakan bahwa untuk mengerti sebaik-baiknya kedudukan wanita dalam suatu kebudayaan tertentu adalah dengan mempelajari hubungan antara kedua kelompok kelamin yang berbeda yaitu pria dan wanita. Blood dan Wolfe, 1960 mencoba mengerti kedudukan wanita di dalam maupun di luar keluarga dan rumah tangga, maka aspek yang paling penting dalam struktur keluarga adalah posisi anggota keluarga karena distribusi dan alokasi kekuasaan. 

Ada tiga tingkatan lembaga kemasyarakatan harus ditempuh seorang wanita hingga sampai dewasa yang sangat mempengaruhi pandangan hidupnya yaitu :


1. Kedudukan dan Peranan terhadap Anak-Anak (Proses Sosialisasi) 


Pada umumnya orang Minangkabau menganggap seseorang yang berumur antara 5 sampai 15 tahun masih anak-anak. Pola peranan wanita disini terhadap proses pendidikan dalam arti luas atau proses sosialisasi hampir seluruhnya terletak di tangan wanita. 


a. Pola Hubungan di Rumah (Gadang) Keluarga 


Keterlibatan wanita dalam proses pendidikan atau sosialisasi terhadap anak ini dapat dimengerti sebaik-baiknya tentang kedudukan wanita dalam kebudayaan Minangkabau dengan mempelajari hubungan antara kedua grup jenis kelamin pria dan wanita. 

Wanitalah yang menetapkan persiapan dan pelaksanaan upacara, terutama dalam :persiapan penantian, “panggilan” terhadap anggota keluarga lain (mamak, orang semenda, bako, anak pisang, ipar bisan), pengadaan “makanan dan minuman” secara adat dan membalas “jalang” (pembawaan dan balasannya). 

Berbeda dengan anak-anak wanita yang diharapkan sebagai penerus penghuni rumah gadang yang kelak diharapkan “tempat meminta air” oleh laki-laki di kala haus di samping di rumah istrinya sendiri. Sedari kecil anak-anak wanita sudah dibiasakan bekerja sama dengan saudara-saudara mereka semandeh. Mereka dibiasakan dengan sifat-sifat malu berbuat salah dan dapat menenggang orang sekeliling. 


b. Upacara Masa Anak-Anak 


Kedudukan dan peranan wanita sebagai “keluarga initi” atau rumah tangga terhadap kerabat keluarga dan masyarakat luas di desa dan nagarinya. 

Upacara dan kenduri pada masa kanak-kanak dan pendewasaan anak wanita adalah : 

(1) Batanam uri, upacara ba jago-jago (berjaga-jaga). 

Batanam uri dilakukan pada waktu kelahiran bayi sebagai rasa syukur atas keselamatan bayi dan ibunya.Batanam uri, biasanya disebut juga “adat baso basi” (50 Kota, Tanah Datar). Ibu mertua beserta kerabat ayah (baso si anak) dan istri-istri mamak (bisan ibu) serta mamak dan semenda dekat. 

Pada waktu kelahiran bayi, seorang dari kerabat ibu member tahu kepada kerabat ayah.Atau adakalanya mereka telah tahu sendiri.Mertua perempuan dari kerabat ayah (biasanya ibu dari ayah) datang ke rumah anak pisangnya membawa ayam jantan apabila si bayi ang baru lahir seorang anak laki-laki.Apabila si anak perempuan bawaannya berupa ayam betina. 


(2) Upacara aqiqah 


Upacara aqiqah adalah salah satu pelaksanaan ajaran Islam bersumberkan Hadith Nabi Muhammad s.a.w, yang berbunyi : “Anak yang baru lahir menjadi rungguhan sampai dilakukan penyembelihan teruntuk baginya, aqiqah, pada hari ketujuh semenjak hari lahirnya dan pada hari itu juga hendaklah dicukur rambutnya serta diberi nama”. 

Pada upacara ini disyaratkan menyembelih seekor kambing yang dewasa bagi anak wanita dan dua ekor untuk anak laki-laki. 

(3) Upacara turun mandi 

Upacara turun mandi dilaksanakan pada persalinan yang dilakukan dengan perantaraan dukun.Setelah tali pusar putus, biasanya setelah seminggu dilakukan upacara turun mandi.Maksudnya, membawa anak dan ibunya ke sungai untuk membersihkan diri mereka. 

(4) Upacara babako (baanak pisang) 

Baanak pisang bukanlah merupakan upacara yang melibatkan pihak laki-laki.Kegiatan ini semat-mata kegiatan wanita di pihak kerabat ayah (bako).Ibu dan anak bermalam selama 3 atau 4 hari, didatangi oleh beberapa kerabat bako yang terdekat.Ada kalanya kerabat lainnya memanggil bermalam di rumahnya. 

2. Kedudukan dan Peranan pada Masa Remaja 


Menurut kebiasaan masyarakat di pedesaan Minangkabau seorang anak wanita telah berumur 15 tahun atau lebih, telah balig. Bagi ibu bapak kelainan tingkah laku anaknya dari kebiasaannya sehari-hari menjadi perhatian. Sedangkan sebagai gadis remaja, ia hanya dapat membantu. Tugas-tugas yang dilakukannya adalah : 

(1) Untuk dirinya sendiri, adalah menyelesaikan pendidikannya di sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai kesanggupan orang tuanya. 

(2) Di rumah tangga semenjak remaja, anak gadis sudah dibiasakan membantu ibunya mengasuh adik dan bekerja mencuci piring, menyapu dan pekerjaan lainya yang ringan. 

(3) Melalui hubungan kekeluargaan itu tingkah lakunya dikendalikan menurut adat dan agama. 

(4) Dalam upacara adat seperti perkawinan, ia ditugaskan pendamping seorang dewasa “memanggia” (mengundang dengan sirih pinang). 

(5) Sebagai gadis remaja ia telah mengenal, bahwa ia tidaklah berdiri sendiri. Ibu bapaknya, kerabatnya, pendeknya selurug kelompok kekerabatan yang berhubungan dengan keluarganya ikut bertanggung jawab terhadap dirinya. 

(6) Perlakuan orang tua-tua menumbuhkan rasa harga dirinya. 

(7) Kepercayaan terhadap diri sendiri dan rasa harga diri inilah tembok besar yang memisahkan dari tindakan semena-mena pemuda. 


3. Kedudukan dan Peranan Masa Penganten 


Perhelatan perkawinan atau masa penganten adalah suatu peristiwa yang dapat memperlihatkan tali hubungan kekerabatan (saluak baluak), peralatan dan perlengkapan serta syarat-syarat yang harus dipenuhi, cermin kelompok, cirri pakaian dan pembawaan. Hari upacara (baralek) : uapacara ba bako, menjemput marapulai (mempelai), bersanding di rumah (gadang), manjalang mintou dan pulang malam. Kewajiban-kewajiban seseudah perkawinan : manjalang mamak-mamak, berkisar duduk dan do’a selamat, ke rumah mertua, kewajiban-kewajiban lainnya dan masa kehamilan 


4. Kedudukan dan Peranan Wanita di Rumah Sendiri 


Sebelum memperkatakan wanita di rumah tangganya sebagai keluarga kecil, lebih dahulu dijelaskan kedudukannya dalam keluarga Minangkabau. Secara umum wanita disebut juga “sumarak kampung” atau “pamenan nagari”. Yatim-yatim yang tidak kawin biasanya untuk penghidupannya menggabung diri pada sudara perempuan yang telah kawin. Dalam rapat-rapat atau musyawarah kaum wanita banyak berpengaruh. Wanita dinamakan juga “amban puruak” kunci nan taguah artinya kunci yang kokoh dari perbendaharaan pusaka. Wanita disebabkan warisan adatnya berusaha selalu memperkembang harta pusaka. Pekerjaan sambilan lainnya dilakukannya dalam usaha mendapat penghasilan yang langsung diterimanya. Dengan penghasilan tambahan inilah mereka pergunakan untuk biaya pendidikan anak-anak terutama belanja ke sekolah. 


5. Kelompok Keluarga 


(1) Kelompok keturunan menurut ibu yang terdiri umunya atas wanita-wanita. 

(2) Kelompok sumando, yang terdiri atas suami-suami wanita-wanita. 

(3) Kelompok pasumandan, yaitu istri-istri dari laki-laki rumah gadang itu. 

Pada upacara-upacara adat ketiga kelompok itu mempunyai peranan dan kedudukan masing-masing.Semuanya dilakukan oleh wanita. 
Penelitian Tata Krama Suku Bangsa Jawa

Penelitian Tata Krama Suku Bangsa Jawa

Tata krama berasal dari bahasa Jawa yang biasa diartikan dengan adat sopan santun atau dalam bahasa Jawa disebut dengan unggah-unggah adat istiadat yang berkaitan dengan interaksi sosial antar sesama manusia baik di dalam keluarga ataupun di lingkungan masyarakat (Darsono,1995:10). Adanya pengelompokkan tatanan dalam berinteraksi tersebut mengharuskan manusia Jawa untuk berperilaku atau berbicara sebagaimana seharusnya yang diwujudkan ketika berinteraksi dengan seorang. 

Dalam berinteraksi dengan sesamanya tersebut orang Jawa harus melihat posisi, peran serta kedudukan dirinya dan juga posisi yang diajak berinteraksi. Tata krama suku bangsa Jawa tidak hanya tampak pada tatanan bahasa yang digunakan, tetapi juga pada gerakan tubuh atau badan. Tata krama Jawa ditanamkan sejak kecil oleh orang tua.

B.     Tata Krama Di Lingkungan Keluarga
Keluarga Jawa, menurut Magis Suseno (1983) merupakan tempat yang paling aman, dan sebagai sumber perlindungan penting bagi seseorang anak. Di dalam budaya Jawa, tata krama antar manusia dengan sesamanya dibedakan antara yang muda dengan yang lebih tua, antara bawahan dengan atasan dan sebagainya. Secara umum dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden sangat menganggap penting tata krama dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel IV. 1 Alasan Responden Mengapa Tata Krama Sangat Penting
Alasan Responden
f
%
1.      Tata krama mencerminkan kepribadian
2.      Tata krama sebagai sarana penghormatan
3.      Tata krama sangat penting untuk berperilaku
4.      Tata krama sebagai identitas suatu bangsa.
23
29
33
5
25,55
23,22
36,67
5,56
Jumlah
90
100,00
Sumber : Data Primer, 2001

Data pada Tabel IV. 1 tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa tata krama sangat penting dalam berperilaku seseorang. Alasan yang juga cukup penting mengenai tata krama adalah bahwa dengan bertata krama dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Penanaman nilai-nilai tata krama dilakukan melalui contoh-contoh, nasehat-nasehat, serta berbagai larangan yang berlaku dalam keluarga. 

Tabel IV. 2 Anggota Keluarga Responden Yang Sangat Menganjurkan Untuk Bertata Krama

Anggota Keluarga
f
%
1.      Ayah
2.      Ibu
3.      Ayah dan Ibu
4.      Saudara (sepupu, om, tante)
9
5
70
6
10,00
5,56
77,77
6,67
Jumlah
90
100,00
Sumber : Data Primer, 2001

Tabel IV. 2 memperlihatkan bahwa peranan ayah dan ibu sangat tinggi dalam menerapkan tata krama kepada anaknya (77,77 %). Hal ini sangat waajar karena salah satu kewajiban orang tua kepada anak-anaknya antara lain mendidik anak, mempersiapkan, membina, mengasuh, serta membimbing hingga menjadi manusia dewasa yang mengerti tata krama. Salah satu bentuk tata krama yang sangat menonjol pada keluarga Jawa adalah bagaimana tata krama daalam percakapan sehari-hari, dan bahasa yang digunakan. Untuk itu bagaimana penggunaan bahasa dalam percakapan sehari-hari dalam keluarga dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel IV. 3 Penggunaan Bahasa Dalam Percakapan Sehari-hari
Bahasa yang Digunakan
f
%
1.      Bahasa Jawa
2.      Bahasa Indonesia
3.      Bahasa campuran Jawa dan Indonesia
4.      Lainnya
70
15
14
1
77,77
16,66
15,56
1,12
Jumlah
90
100,00
Sumber : Data Primer, 2001

Tabel IV. 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (77,77%) masih mempergunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari. Di samping itu pula karena sebagian besar responden (74 %) tinggal di wilayah Kabupaten Sleman yang dapat dikatakan sebagai daerah “pedesaan”. 


  • Tata Krama Menghormati Orang Yang Lebih Tua

Tabel IV. 4 Tata Krama Menghormati Orang Tua dalam Keluarga
Tata Cara Menghormati Orang Tua
f
%
1.      Selalu mendahulukan segala keperluannya
2.      Selalu menjalankan nasehatnya
3.      Selalu menurut perintahnya
4.      Selalu sopan daan tidak menyinggung perasaannya
17
18
41
14
18,88
40,00
45,56
15,56
Jumlah
90
100,00
Sumber : Data Primer, 2001

Dengan demikian dapat diartikan bahwa anak yang tidak menurut orang tua dianggap sebagai anak yang tidak menghormati orang tua. Penuturan Ida misalnya memberikan gambaran kepatuhannya kepada orang tuanya: 

“Sejak kecil Saya dibiasakan oleh orangtua untuk membantu bekerja seperti sekarang ini meskipun Saya sekolah ya pulang sekolah harus membantu orangtua. Kadangkala pulang sekolah sudah lelah tetapi kalau disuruh menjemput ibu ke pasar ya dengan terpaksa tetap Saya lakukan.” 

Tabel IV. 5 menunjukkan bahwa tata cara orang muda menghormati kerabat yang tua dengan cara selalu membantu kepada yang lebih tua merupakan pilihan atau jawaban yang paling banyak yaitu sebesar 36,66%. Dalam budaya Jawa, hal itu tidak lain merupakan wujud dari saling tolong menolong yang merupakan salah satu prinsip hidup orang Jawa yaitu prinsip kerukunan. Cara menghormati orang muda terhadap kerabat yang lebih tua dilakukan responden dengan cara menuruti perintah dan nasehatnya, jawaban itu sebesar 30,00%. 

  • Tata Krama Meninggalkan Rumah 
Dari 90 responden dalam penelitian ini 85% diantaranya selalu “berpamitan” bila akan meninggalkan rumah. Cara berpamitan yang biasa dilakukan oleh responden antar lain yaitu dengan ucapan “pak/bu ... berangkat ...” sebesar 38,8%, berpamitan dengan cara menjabat tangan sambil mencium tangan sebesar 25,5%; selanjutnya berpamitan dengan berjabat tangan saja sebesar 16,6 % dan berjabat tangan disertai ucapan sebesar 4,4%. Selain beberapa cara yang dilakukan oleh responden pada saat berpamitan ternyata responden (4 orang) yang tidak pernah berpamitan karena mereka tinggal di asrama atau kost dengan alasan tidak ada yang akan dipamiti. 

  • Tata Krama Berbicara 

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden (52,2 %) dalam berkomunikasi dengan orangtua menggunakan bahasa Jawa. Selain itu, hal ini juga sangat terkait dengan latar belakang suku bangsa orangtua responden yag sebagian besar (90&) suku bangsa Jawa. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa bahasa Jawa tetap mendominasi sebagai alat komunikasi sehari-hari di rumah. Hasil penelitian Sumarsih (2000) menemukan adanya kecenderungan penggunaan Bahasa Jawa di kalangan generasi muda semakin meluntur. Selebihnya pula sebagian responden berkomunikasi dengan keluarga menggunakan bahasa campuran, yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sebesar 28,9 %. 

Tabel IV. 8 menjelaskan bahwa bahasa yaang digunakan orangtua untuk berbicara kepada orang yang lebih muda adalah bahasa Jawa Ngoko. Responden yang menggunakan bahasa campuran (Kriama Inggil dan Bahasa Indonesia) sebesar 13,34 %. Dari data terlihat juga bahwa tidak sedikit pula dalam percakapan antara orang tua kepada orang muda dengan menggunakan bahasa campuran. 

  •  Tata Krama Duduk 

Tabel IV.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (64,4%) mengetahui cara duduk yang sopan adalah posisi kaki selalu di bawah dan harus rapat. Dengan kata lain dalam kultur Jawa posisi duduk yaang sopan adalah “tidak jegang”. Di dalam tabel juga memperlihatan bahwa sebanyak 11,2% responden yang tidak mengetahui bagaimana tata cara duduk yang baik. Tata cara duduk yang lama juga menunjukkan sikap yang baik adalah duduk dengan posisi sopan dan tahu diri. Responden yang memilih jawaban ini adalah sebanyak 20,00%. Tata cara duduk yag berlaku dalam keluarga apabila dibaca dalam tabel IV. 9 ternyata responden mempunyai pengetahuan yang sopan tentang bagaimana seharusnya duduk yang sopan. 

Berkaitan dengan tata cara duduk yang juga perlu diperhatikan adalah bagaimana tata cara berdiri ketika menghadap orangtua. Dalam sebuah keluarga biasanya mempunyai aturan sopan santun bagaimana posisi seseorang anak ketika akan menghadap orangtua. Tabel IV. 10 memperlihatkan bahwa posisi berdiri yang sopan menurut responden adalah berdiri tegak dengan badan sedikit agak membungkuk. Posisi berdiri yang menunjukkan sikap sopan adalah dengan cara berdiri tegak dengan “ngapurancang”. Responden yang menulis jawaban ini masing-masing sebesar 20,0%. Tata cara berdiri yang dianggap sopan lainnya adalah dengan posisi berdiri sopan asalkan tidak membelakangi orang tua yakni sebanyak 18,00%. 

  •  Tata Krama Berpakaian 

Tabel IV. 11 menunjukkan bahwa cara berpakaian yang sopan menurut responden adalah menutup aurat dan sopan yaitu sebanyak 63,34%. Cara berpakaian yang diaanggap sopan adalah asalkan sopan, bersih, serta sesuai dengan situasi dan kondisi (26,66%). Responden yang menyebutkan berpakaian yang sopan itu harus menutup aurat (63,34%), sangat dipengaruhi oleh salah satu agama terutama Islam. Hal yang menarik adalah adanya jawaban yang dilontarkan responden bahwa cara berpakaian yang sopan adalah tidak ketat dan merangsang. 

  •  Tata Krama Bertegur Sapa 

Tabel IV. 12 menunjukkan bahwa di antara anggota keluarga khususnya dengan saudara sekandung saling berinteraksi dilakukan secara santai. Antara lain dengan jalan mengucapkan salam sambil berkabar (23,34%), dengan menyebut nama sambil berkabar (14,44%), bertegur sapa secara santai (30,00%), dengan menyebut nama (21,12%). Responden yang tidak mengetahui bagaimana bertegur sapa dengan saudara sekandung cukup besar yaitu 11,20%. 

Tabel IV. 13 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden (45,52%) mempunyai pengetahuan cara menyapa orangtua terhadap kerabat yang lebih tua dengan menyebut alur kerabatnya. 

Tabel IV. 14 ternyata tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Sapaan dengan nama saja dilakukan oleh responden walaupun persentasenya kecil (14,44%). Menyapa dengan menggunakan nama saja di kalangan kerabat sebaya cenderung corak hubungannya lebih bersifat santai dan akrab. 

Tabel IV. 15 menjelaskan bahwa istilah penyapaan dilakukan oleh orang tua terhadap kerabat yang sebaya tidak berbeda dengan istilah sapaan orang muda terhadap kerabat sebaya yaitu menyebut sesuai alur kerabat. Responden yang memilih jawaban ini sebesar 66,67%. 

  •  Tata Cara Bersalaman 

Hasil menunjukkan cara bersalaman yang bervariasi yaitu yang muda mengajak salaman terlebih dahulu, ada yang sambil mencium tangan, ada yang sambil berkabar, ada yang sambil menepu-nepuk bahu dan sebagainya. Tabel IV. 16 menunjukkan bahwa sikap yang ditampilakn oleh responden, dalam hal ini sebagai generasi muda secara umum masih menunjukkan sikapnya yang sopan, karena yang muda mengajak salaman terlebih dahulu. 

Tabel IV. 17 menunjukkan bahwa cara bersalaman yang dilakukan orang tua kepada yang muda adalah memberi salam sambil menanyakan bagaimana kabarnya. 

  •  Tata Cara Mengemukakan Pendapat 

Di dalam budaya Jawa dalam hal mengemukakan pendapat harus mengetaahui aturan-aturan tertentu. Tabel IV. 18 memperlihatkan bahwa tata cara mengeluarkan pendapat dalam keluarga menurut responden adalah terbuka, menghargai, tidak emosi, dan tidaak menyinggung perasaan. Di sini jelas terlihat bahwa generasi muda mempunyai sikap toleransi dan menghormati lawan bicara. Persentase yang menjawab ini sebesar 45,56%. Akan tetapi tidak sedikit pula (16,66%) responden yang memilih langsung mengemukakan pendapat. 

  •  Tata Cara Makan dan Minum 

Tabel IV. 19 memperlihatkan bahwa responden mempunyai kriteria tentang bagaimana tata cara makan minum yang baik dan sopaan. Sebagian responden (32,22%) mengatakan bahwa tata cara makan minum yang sopan adalah pada saat makan-minum tidak boleh berkecap, tidaak boleh mengobrol serta posisinya harus sopan. 

C. Tata Krama Lingkungan Di Sekolah 

Sekolah sebagai wawasan Wiyata Mandala akan meneruskan dan mengembangkan jiwa dan kepribadian anak yang telah diperoleh di keluarga dengan baik (Poernomo, 1986:16). Di tempat inilah kemudian terjadi proses interaksi antara sesama siswa, siswa dengan guru, antara sesama guru, dan dari sini pula siswa belajar memahami dan menghormati budaya orang lain (Sumintarsih, dkk.2000). Dengan adanya pengarahan yang diberikan oleh guru BK kepada siswa, diharapkan mampu bersikap sesuai aturan yang berlaku di sekolah. Adapun tata krama sekolah yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh siswa antara lain: 

  •  Tata Krama Memberi Salam Kepada Guru 

Penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden mengetahui tata cara memberi salam kepada guru. Pemberian salam kepada guru yang dilakukan oleh siswa ada beberapa cara baik melalui ucapan ataupun dengan gerak tubuh. Dari berbagai cara tersebut sebagian besar responden (52,22%) melakukannya dengan ucapan selamat pagi, atau siang tergantung waktunya. Selanjutnya, bentuk penghormatan kepada guru untuk memberi salam adalah dengan cara membungkukkan badan (11,24%) serta dengan cara menganggukkan kepala (20,00%). Cara memberi salam yang dilakukan oleh siswa antara lain juga melalui ucapan salam “Assalammualaikum” sebanyak 6,64%. Memberi salam dengan menganggukkan kepala sekaligus dengan ucapan yaitu 10,00%. 

  •  Tata Tertib Berpakaian 

Tabel penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (77,7%) responden berpakaian sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh sekolah. Beberapa responden (13,34%) yang menjawab bahwa tata cara berpakaian yang sopan khususnya bagi siswa putri adalah menutup aurat serta rok harus panjang hingga di bawah lutut. Tingginya persentase responden untuk yang berpakaian sesuai aturan, tidak lain karena adanya sanksi-sanksi tertentu bagi yang melanggarnya. Dari keenam sekolah daalam penelitian ini, seluruhnya memperlakukan adanya sanksi bagi siswa yang melaanggar ketentuan berpakaian seragam. 

  •  Tata Krama Ketika Guru Sedang Mengajar 

Tabel penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar ressponden mengetahui bagaimana perilaku yang harus ditampilkan pada saat guru mengajar. Sebanyak 52,22% memberikan jawaban bahwa pada saat guru mengajar siswa harus benar-benar memperhatikan pelajaran yang diberikan. Pada saat guru sedang mengajar responden diharuskan selalu mendengarkan dan tidak boleh mengobrol. Responden yang memberikan jawaban ini 32,22%. Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah pada saat guru mengajar siswa harus memperhatikan pelajaran yang diberikan, dan jika tidak mengerti boleh ditanya pada guru. Responden yang memilih jawaban ini sebesar 15,56%. 

  •  Tata Krama Menghadap Guru 

Dari ketiga jawaban yang dikemukakan responden, menunjukkan bahwa tidak semua responden memahami bagaimana tata krama yang benar ketika akan menghadapi seorang guru. Dari 85 responden yang memberikan jawaban maka sebesar 51,76% responden masih bersikap sopan, masih menghormati gurunya. Tindakan dengan memadukan gerakan dan ucapan dalam budaya Jawa sudah menunjukkan sikap yang sopan. 

  •  Tata Krama Menyetel Radio, TV, VCD, dll. 

Tabel penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (40,0%) menghendaki atau mengetahui tata krama yang baik pada waktu menyetel peralatan eletronik, yaitu tidak boleh keras-keras yang akhirnya akan mengganggu tetangganya. Salah satu jawaban responden yang cukup menarik adalah salah satu tata krama menyetel peralatan elektronik terutama VCD adalah tidak boleh menyetel VCD porno. 

  •  Norma Memarkir Kendaraan 

Tabel menjelaskan bahwa sebagian responden mengatakan norma memarkir kendaraan yang benar adalah diparkir pada tempatnya (56,6%). Dari tabel juga memperlihatkan bahwa memarkir kendaraan ada norma-norma yag harus dipatuhi. 

  • Tata Krama di Jalan Raya 

Tabel memperlihatkan bahwa dari jumlah jawaban responden tampak bahwa yang paling banyak diinginkan oleh si pemakai jalan adalah sebaiknya mematuhi aturan atau tata tertib lalu lintas (48,82%). Tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh responden (20,00%) bahwa ada aturan pengendara kendaraan di jalan raya supaya tidak menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, dan berjalan sesuai aturan yang berlaku di Indonesia, yaitu berjalan di sebelah kiri. Pengendaara di jalan raya harus mau menghormati pemakai jalan lainnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh responden yang mencapai 13,34%. Sementara itu responden yang menghendaki bila naik kendaraan (pengendara) tidak bersenda gurau di jalan mencapai 11,20%. 

  •  Sopan Santun Saat Membeli Tiket 

Dari jawaban responden sebagian besar (94,44%) menghendaki orang yang membeli tiket harus dengan cara antri. Sebagian kecil daari responden melihat lain, yaitu dalam antrian lebih mendahulukan orang yang sudah tua (4,44%). 

  •  Tata Krama Berjalan Bersama Teman 

Tabel memperlihatkan dari sejumlah jawaban responden (88,88%) berjalan bersama diperbolehkan asal tidak mengganggu. Sementara itu ada sebagian kecil responden (7,77%) yang mengatakan bahwa berjalan bersama maksimal berpasangan dua orang. Sementara itu ada pula responden (3,35%) yang mengatakan bahwa berjalan itu terserah si pemakai jalan itu sendiri, jawaban tersebut rupanya mereka mempunyai sikap acuh tak acuh. 

  •  Tata Krama Bertamu 

Tabel menunjukkan bahwa tata krama bertamu yang benar menurut responden adalah mengetuk pintu, memberi salam, dan mengutarakan maksud kehendaknya. Sementara itu, sebanyak 27,78% responden mengatakan bahwa bertamu yang sopan adalah bertamu sesuai waktunya. Kemudiaan mereka yang mengatakan saat bertamu harus menghormati pemilik rumah jumlahnya tidak sedikit yaitu 24,24%. 

  •  Sopan-Santun Pergaulan Muda-Mudi 

Tabel memperlihatkan bahwa sebagian besar responden (37,78%) berpedoman dalam pergaulan muda-mudi harus ada batas-batasnya. Harus ada pembatasnya antara pergaulan muda-mudi itu antara lain harus berpegang pada norma baik norma sosial ataupun norma adat setempat, yang menjawab ini sebanyak 26,66%. Pergaulan antar muda-mudi dapat berjalan harmonis tanpa adanya hal-hal yang tidak diinginkan apabila di antara keduanya saling menghormati (21,12%). Pergaulan antar muda-mudi harus berpedoman pada norma agama (14,44%). 

  •  Norma Menghadiri Undangan Rapat/Pertemuan 

Tabel memperlihatkan sebagian besar responden (88,88%) sangat menginginkan untuk setiap menghadiri rapat atau pertemuan selalu tepat waktu. Untuk jawaban yang lain seperti datang terlambat karena menunggu peserta yang lain, persentasenya kecil (6,64%). Begitu pula dengan jawaban datang terlambat (2,22%) yang merupakan suatu tindakan kurang baik yang disengaja. 


Tips  Mengobati Berbagai Penyakit Dengan Buah Dan Sayur

Tips Mengobati Berbagai Penyakit Dengan Buah Dan Sayur

Penyakit merupakan sesuatu yang tidak dapat diduga-duga manusia. Tidak ada manusia yang tidak pernah merasakan yang namanya penyakit baik penyakit biasa maupun tidak. Berikut beberapa tips untuk mengobati penyakit dengan buah dan sayuran.
Setiap makhluk hidup terutama manusia sangat menginginkan kesehatan baik secara jasmani maupun rohani. Setiap orang tidak ada yang menginginkan sakit penyakit. Namun ketika dituntut harus mennjalani gaya hidup sehat yang benar, banyak yang tidak bisa dan memilih untuk memalaskan diri. 

Banyak orang malas untuk menjalani gaya hidup sehat dengan berbagai alasan. Biasanya, hal itu muncul karena anggapan kalau gaya hidup sehat itu sulit dijalani, dan tidak menyenangkan. 

Padahal tidak selalu begitu. Ada banyak cara hidup sehat yang mudah dilakukan dan diikuti siapapun. Kuncinya, ada niat dan kemauan keras untuk berkomitmen melakoninya. 

Setelah terlanjur mengalami suatu penyakit cenderung kita baru menyadari arti pola hidup sehat. Tak kala penyakit yang datang memberikan beban bagi segala aktivitas. Terdapat beberapa cara mudah mengatasi penyakit yang diderita.

Apa saja? Berikut ini beberapa manfaat sayur dan buah-buahan yang mudah didapat, tidak memakan banyak waktu, dan sangat baik untuk tubuh Anda.

A. Menurunkan Kolestrol Dan Darah Tinggi dapat dilakukan dengan mengambil daun salam sebanyak 10 helai. Kemudian rebus 10 helai daun salam tersebut selama beberapa menit dengan 2 gelas air putih. Setelah dingin minum air rebusan daun salam tersebut. Lakukan hal ini setiap hari selama 12 hari. Jika dikhendaki-Nya kolestrol dalam darah dan darah tinggi akan semakin menurun. 

Penyebab utama darah tinggi adalah kalium. Dengan memakan buah-buahan yang kaya akan kalium seperti timun dan semangka kuning akan membantu proses pemulihan tubuh anda.

B. Khasiat Berbagai Jenis Anggur.
Selain enak untuk dimakan ternyata anggur juga memiliki berbagai jenis manfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berbagai jenis anggur yang ada di indonesia memiliki khasiat yang berbeda-beda satu sama lainnya. Seperti halnya Anggur Hitam berkhasiat untuk menguatkan jantung, Anggur hijau berkhasiat untuk melangsingkan tubuh. Anggur ini sangat bagus buat para wanita yang ingin mempercantik tubuhnya. Kemudian anggur merah berkhasiat untuk melebarkan pembuluh darah.

C. Khasiat Buah-Buahan Lainnya
Dibalik rasa dan tampilannya yang menggiurkan. Buah-buahan juga memiliki khasiat yang berbeda-beda bagi kesehatan tubuh manusia. Berikut beberapa jenis buah serta khasiatnya bagi kehidupan manusia.
- Buah Pisang. Dengan mengkonsumsi pisang setiap hari akan membantu tubuh yang sering kram atau kesemutan.

- Buah pabrika dipercaya dapat menyembuhkan diabetes dan sakit tulang serta anti kanker.

- Buah Apel dipadukan dengan buncis ternyata dipercaya dapat menjadi obat pankreas / diabetes. Ambil sebuah apel dan beebrapa buncis. Kemudian gabungkan keduanya dalam blender (mixer) seperti membuat juice. Kemudian mixer lalu minum.